Deforestasi Bukan Hanya Tanggung Jawab KLHK

0
5
Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Yessy Melania / Foto Ist

DAELPOS.com – Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Yessy Melania mengatakan deforestasi (Pengalihan Fungsi Hutan) di Indonesia mengalami penurunan signifikan dari tahun ke tahun. Ia menjelaskan pada 2018 ke 2019 terjadi penurunan sekitar 75%.

    “Harapan kami untuk 2021 dan seterusnya itu bisa dimaksimalkan penurunannya agar bisa jauh lebih signifikan,” ujar Yessy saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR RI dengan eselon I Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/11).

Legislator NasDem ini menegaskan menekankan laju deforestasi tidak hanya tugas KLHK, namun menjadi tanggung jawab semua pihak.

    “Penegakan hukum itu yang paling utama karena menyangkut pembabatan liar, karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan) dan lain sebagainya,” tambahnya.

Yessy juga menyoroti terjadinya bencana banjir di Kalimantan Barat (Kalbar) yang merupakan dapilnya. Banjir di Kalbar tidak hanya melanda Kabupaten Sintang, namun juga di daerah sekitarnya.

    “Dapil saya Kalbar II itu ada lima kabupaten, dan lima Kabupaten itu terendam banjir. Jadi kalau orang bilang baru tiga mingguan, itu sebetulnya banjir sudah hampir dua bulanan tidak surut-surut secara signifikan,” kata Legislator NasDem dari Dapil Kalbar II (Sanggau, Sintang, Kapuas Hulu, Sekadau, dan Melawi) itu.

Yessy menambahkan, banjir besar di Kalbar tidak pernah terjadi sebelumnya. Ia menduga banjir besar terjadi karena kerusakan lingkungan yang semakin parah.

    “Ini memang kompleksitas yang luar biasa, bukan hanya KLHK yang patut kita permasalahkan. Tapi di pertambangan juga luar biasa kalau berbicara masalah Kalbar terutama Kabupaten Sintang. Kalau mau jujur di sana semakin marak kawasan pembabatan hutan liar. Jadi memang tandus pada saat sekarang. Tidak heran ketika curah hujan tidak terlalu tinggi tapi banjirnya luar biasa besar,” terangnya.

Faktor lain penyebab kerusakan lingkungan, jelas Yessy, adalah masalah limbah pertambangan yang selama ini langsung dibuang di sungai. Juga dengan masalah sampah yang belum bisa teratasi.

    “Kita lihat juga daerah sungai mulai mengalami pendangkalan akibat tambang-tambang entah itu legal atau liar, pembuangannya langsung ke sungai, jadi pendangkalan sungai terjadi. Sampah juga menjadi salah satu faktor terjadi banjir. Ketika banjir air meluap di jalan jalan poros utama, muncul semua sampah itu,” terangnya.

Untuk itu, Yessy mendesak KLHK menindak tegas tambang-tambang yang menyalahi aturan lingkungan, terutama terkait pembuangan limbah. Ia juga mendesak untuk tata kelola sampah di Kalbar segera diperbaiki.

    “Momentum seperti ini, minimal Menteri dengan tenaga atau staf di bawah untuk kroscek ke lapangan. Karena ini, (banjir bandang) saya yakin hampir betul terkait kerusakan lingkungan di Kalimantan Barat,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here