Satukan Pandangan, Kominfo Ajak Kolaborasi Working Group dan Enggagement Group DEWG G20

0
3

DAELPOS.com – Presidensi G20 Indonesia membawa tiga agenda prioritas yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital dan transisi energi. Sebagai pengampu isu digital Digital Economy Working Group (DEWG) G20, Kementerian Kominfo mengajak anggota Working Group dan Engagement Group untuk menyatukan pandangan dalam memperjuangkan agenda DEWG G20 dan Presidensi G20 Indonesia.

“Agar saling sejalan dan saling mendukung. Kominfo sudah melakukan koordinasi dengan kementerian dan lembaga pengampu Working Group, juga sudah melakukan pertemuan dengan Engagement Group akhir bulan lalu dan awal bulan ini. Jadi hari ini adalah pertemuan yang ketiga, tujuannya kita ingin mengkonfirmasi isu digital yang diusung oleh masing-masing Working Group dan Engagement Group,” tuturnya dalam Rapat Koordinasi Isu Transformasi Digital Lintas Working Group – Engagement Group dalam Sherpa Track Presidensi G20 Indonesia yang berlangsung virtual, dari Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Selasa (28/12/2021).

Sekjen Mira Tayyiba yang ditugaskan menjadi Chair atau Ketua G20 DEWG oleh Co-Sherpa berkomitmen untuk memperkuat dan menjadikan pembahasan isu digital dalam Presidensi G20 lebih efisien.

“Kominfo mengelaborasi salah satu isu yaitu digital transformation melalui DEWG, dengan tiga isu prioritas. Pertama, adalah konektivitas dan pemulihan pasca Covid-19. Kedua adalah literasi digital dan keterampilan digital dan yang ketiga yakni cross-border data flow dan data free-flow with trust,” ungkapnya.

Menurut Sekjen Kementerian Kominfo, penetapan tiga isu tersebut dilatarbelakangi adanya kesenjangan atau ketimpangan antara sektor usaha yang besar dengan kecil maupun moda bisnisnya yang lama.

“Bisa dikatakan konvensional dengan menggunakan platform digital maupun ketidakseimbangan karena belum adanya kesepakatan terkait dengan data governance. Sementara kita tahu pada saat kita melakukan suatu kegiatan, sangat besar kemungkinannya terjadinya pertukaran data baik itu di dalam negara maupun antar negara atau kita sebut dengan cross-border,” jelasnya.

Sekjen Mira Tayyiba menjelaskan keunggulan DEWG yang baru terbentuk Working Group pada Agustus tahun 2021 lalu. Menurutnya, elevasi yang berlangsung dalam Ministerial Meeting Digital Economy Task Force di Italia itu merupakan bukti komitmen bersama dan legitimasi yang kuat.

“Termasuk salah satu tugasnya adalah untuk men-streamlining isu digital. Baik dari Sherpa maupun kami sendiri sudah melakukan exercise atau pemetaan awal dan ternyata banyak sekali isu digital di WG ataupun EG yang lainnya, ini bisa terlihat salah satunya di Sherpa Meeting kemarin tanggal 7 s.d. 8 Desember 2021 yang lalu,” jelasnya.

Tiga Target

Sekjen Kementerian Kominfo menyatakan berkaitan dengan tiga isu prioritas DEWG, Pemerintah Indonesia menargetkan tiga capaian. Pertama, dalam isu konektivitas diharapkan dapat disepakati konsep dan pemahaman bersama mengenai konektivitas digital, peningkatan G20 Inovation League menjadi G20 Innovation Network, serta pembuatan antologi praktik isu keamanan digital sebagai prasyarat keberlangsungan kegiatan usaha.

“Salah satu deliverables kita adalah elevasi dari G20 Innovation League yang merupakan Deliverables Italy menjadi G20 Innovation Network. Ada dua yang ingin kami highlight, jadi bukan physical connectivity saja tetapi juga people connectivity. Kita tahu misalnya UMKM sangat terbantu dengan adanya teknologi digital selama pandemi. Begitu juga dengan usaha rintisan,” paparnya.

Isu kedua berkaitan dengan literasi digital, Kementerian Kominfo mengharapkan DEWG G20 bisa mengadopsi G20 Toolkit for Measuring Digital Skills and Digital Literacy, pembuatan antologi dan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan partisipasi kelompok rentan di ekonomi digital, serta penyususnan kerangka kerja regulasi dan praktik terbaik dalam kecakapan dan literasi digital.

“Isu prioritas yang kedua terkait dengan digital skills dan digital literacy, salah satu deliverables yang kami highlight adanya G20 toolkit,” tegasnya Sekjen Mira Tayyiba.

Sementara itu, dalam isu ketiga, berkaitan dengan cross-border data flow dan data free-flow with trust, Pemerintah Indonesia menargetkan adopsi praktik terbaik tata kelola data dan rekomendasi kebijakan untuk penggunaan identitas digital.

“Untuk isu yang ketiga, salah satu deliverables yang ingin kami highlight disini adalah terkait dengan praktik terbaik tata kelola data. Bisa di konteks kesehatan, pendidikan, ekonomi ataupun konteks lainnya, dimana Bapak/Ibu sebagai pengguna teknologi digital juga bisa ditampilkan,” jelas Sekjen Kementerian Kominfo.

Sekjen Mira menegaskan, Indonesia sangat memahami setiap negara mungkin memiliki approach yang berbeda. Namun demikian, Presidensi G20 Indonesia tetap konsisten dengan apa yang telah dilakukan di Presidensi Italia.

“Untuk itu kita tidak lagi mencari perbedaan, namun kita mencari komunitas (communalities). Nah inilah yang akan menjadi deliverables pada isu yang ketiga,” tegasnya.

Sekjen Kementerian Kominfo menyatakan beberapa Working Groupdan Engagement Group telah memiliki isu digital yang sejalan dengan isu yang diusung oleh Kominfo. Dia menyontohkan, Kementerian Tenaga Kerja dengan gagasan future jobs pasti menyinggung mengenai digital. Sementara di sektor pendidikan akan ada pembahasan mengenai keahlian digital. Oleh karena itu, Kementerian Kominfo berupaya menyingkronkan dan mengidentifikasi peluang kerja sama dan saling memperkuat antar-Working Group dan Engagement Group.

“Setelah dilakukan pengecekan ada pembahasan yang berkaitan dengan digitalisasi. Sebagai tindak lanjutnya kita akan terus saling meng-update untuk memastikan sinkronisasi isu. Bahkan ada beberapa potensi kerjasama yang kami lihat dari EG/WG lain yang kita bisa saling memperkuat. Saat Sherpa Meeting sebagian besar WG menyebutkan literasi digital, digital skills atau digital competency,” jelasnya.

Knowledge Partner

Sekjen Mira Tayyiba menyatakan dalam penyelenggaraan DEWG, Kementerian Kominfo akan didukung knowledge partner nasional maupun internasional. Dari komunitas nasional ada Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Masa, Universitas Padjadjaran, dan CSIS. Sementara, dukungan lembaga internasional dari International Telecommunication Union (ITU), UNESCAP, UNCTAD dan OECD.

“Kita didukung oleh UNPAD dalam isu pertama yaitu Connectivity and Post Covid-19 Recovery. Sementara dari internasional kami didukung oleh ITU. Kemudian, dalam isu kedua, Kominfo dibantu Universitas Indonesia, CSIS, UNESCAP dan ITU,” jelasnya.

Menurut Sekjen Kementerian Kominfo, dalam isu ketiga mengenai cross-border data flow, dukungan knowledge partner berasal dari UGM, UNCTAD dan OECD. “Selain itu, Kominfo juga moral of the story-nya baik di Sherpa Track maupun Finance Track memang banyak sekali isu digital baik itu yang terkait dengan konektivitas, literasi dan cross-border data,” ungkapnya.

Sekjen Mira Tayyiba menekankan pembahasan dan streamlining isu DEWG bukan untuk mengambil alih namun mengonfirmasi isu digital yang menjadi perhatian bersama Working Group dan Engagement Group.

“Kami tidak bermaksud untuk mengambil alih, namun ingin mendapatkan konfirmasi dari peserta rapat sebagai pengampu Working Group masing-masing tentang apa saja isu yang akan diusung terutama yang terkait dengan digital agar dapat memastikan koherensi dan kekompakannya,” tandasnya.

Menurut Sekjen Kementerian Kominfo, Pemerintah Republik Indonesia mengusung tiga agenda prioritas dalam penyelenggaraan Presidensi G20 tahun 2022 mendatang, yakni Global Health (arsitektur dari kesehatan dunia), Digital Transformation dan Energy Transition. Melalui pembahasan dan rapat ini, Sekjen Mira Tayyiba mengharapkan agar target Presidensi G20 Indonesia dapat tercapai.

“Silakan untuk dibahas dan dikanalkan di masing-masing Working Group dan Engagement Group, tetapi karena ditugaskan oleh Co-Sherpa, kami ingin memastikan coherence dan cohesive-nya karena nanti pada saat leaders meeting. Semua isu hanya bermuara di 3 isu besar Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 mendatang. Jadi dari awal kami membutuhkan juga kolaborasi dari semua pihak agar kita bisa secara tepat meng-address isu ini,” ungkapnya.

Dalam acara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo didampingi Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik, Usman Kansong dan Staf Khusus Menkominfo Bidang SDM dan Digital, Dedy Permadi. Hadir pula Direktur Ekonomi Digital Ditjen Aptika, I Nyoman Adhiarna; Direktur Pemberdayaan Informatika Ditjen Aptika, Bonie Pudjianto; Sekretaris Ditjen IKP, Sumiati; serta Staf Ahli Bidang Konektivitas, Pengembangan Jasa, dan Sumber Daya AlamKemenko Bidang Perekonomian, Edi Prio Pambudi.

Sementara secara virtual hadir, Co-Sherpa, Duta Besar Triansyah Jani; Co-Chair DEWG, Billy Wibisono (PELH Kementerian Luar Negeri); Deputi Bidang Informasi dan Data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Mochamad Hadiyana; Direktur & Chief Strategic Transformation Information Officer XL Axiata, Yessie D. Yosetya (Empower G20); serta perwakilan Working Group dan Engagement Group.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here