DAELPOS.com – Para pelaku koperasi dan UKM kalau mau usahanya tetap eksis, harus mengikuti arus perubahan. Kalau tidak, maka akan tertinggal dan tergerus perubahan zaman dan mati. Hal itu ditegaskan Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof Rully Indrawan pada acara Pelatihan Digital Entrepreneur Bidang Pengembangan Jaringan Usaha Tahun 2019 di Kota Bekasi, Jawa Barat, (10/10/2019).
“Di era Revolusi Industri 4.0 semua dituntut untuk melek dan mengerti teknologi informasi dan teknologi digital, digitalisasi segala sektor memberikan manfaat besar kepada seluruh pelaku usaha. Teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk mencari ide-ide bisnis, memulai usaha dan mengembangkan usaha dan memperluas jangkauan dan jaringan pemasaran”, papar Prof Rully.
Di hadapan ratusan anggota Koperasi Wanita Sejahtera (Kopwantera) asal Bekasi, Prof Rully menjelaskan bahwa digitalisasi koperasi akan mendapatkan manfaat seperti efisiensi, kemudahan akses dan layanan, hingga kemudahan pengawasan. “Diperlukan inovasi yang terus menerus dan cara berfikir yang kreatif untuk dapat memenangkan persaingan usaha dalam era digital sekarang ini”, tandas Prof Rully.
Prof Rully berharap, perkembangan era ekonomi digital harus dapat dimanfaatkan untuk memperkuat akses pemasaran, termasuk untuk membangun jaringan kolaborasi dan kerjasama dengan pelaku usaha lain dalam menjual produk-produk agar semakin berkembang dan luas jangkauan pasarnya. “Selanjutnya, mengenai design product, ini tidak kalah penting dalam strategi pemasaran yang kita pahami yakni 4P, yaitu product, price, place, dan promotion”, ujar Prof Rully.
Apalagi, menurut survei APJI tahun 2018, pengguna internet di Indonesia mencapai 171,17 juta jiwa atau 64,8% dari seluruh jumlah penduduk. Dan menurut McKinsey pasar e-Commerce pada tahun 2022 nanti akan mencapai Rp. 800-950 triliyun di Indonesia. Sehingga, akan menjadi pasar yang sangat potensial ke depannya.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten Deputi Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Nasrun menyebutkan, pelatihan itu bekerjasama sama dengan PIBI Ikopin. “PIBI Ikopin yang menyiapkan fasilitator dan pembicara yang kompetensinya tidak diragukan dan menyesuaikan dengan kebutuhan Kopwan”, ucap Nasrun.
Nasrun menambahkan, selama empat hari ibu-ibu anggota Kopwantera akan mendapat beberapa materi pelatihan. Diantaranya, penumbuhan minat wirausaha, jaringan usaha terkait peningkatan nilai produk, teknis mendesain kemasan, membangun jaringan marketing berbasis digital, branding dan media untuk usaha kecil.
“Materi lainnya adalah pentingnya networking dalam pengembangan bisnis, website publishing & search engine marketing, jaringan usaha terkait produk, hingga social media marketing”, jelas Nasrun.
Selain itu, lanjut Nasrun, pihaknya juga mereformasi diri terkait pelatihan dengan melakukan uji coba digitalisasi pre test dan post test. Langkah lainnya, digitalisasi pendaftaran pelatihan kewirausahaan program Birama (Bidik Wirausaha Mandiri), digitalisasi pelatihan jarak jauh, hingga digitalisasi penilaian fasilitator/penyelenggara.
“Untuk meningkatkan kualitas hasil pelatihan kewirausahaan, saat ini kami telah membentuk Tim Evaluasi , kurikulum, Silabi, dan modul pelatihan untuk periode 2020-2024, yang mengikuti standar 1.0”, tukas Nasrun.
Sementara itu, Ketua Kopwantera Yatti Arief mengungkapkan bahwa pihaknya tak hanya membutuhkan pembiayaan atau perkuatan permodalan saja. “Kita juga membutuhkan pendidikan dan pelatihan seperti ini. Bahkan, Diklat merupakan program rutin yang dilakukan Kopwantera. Sekarang kita mendapat bantuan program pelatihan dari Kemenkop dan UKM berupa pelatihan perkoperasian dan vocational”, kata Yatti.
Dengan jumlah anggota sebesar 736 orang, Kopwantera memiliki fungsi dan peran dalam hal kemasan, perijinan usaha, hingga pemasaran. Jadi, para anggota Kopwantera bisa lebih fokus dalam hal produksi. “Dari jumlah tersebut, 160 orang diantaranya berasal dari kelompok yang masing-masing kelompok sebanyak 10 orang”, kata Yatti.
Yatti menjelaskan, di Kopwantera ada program pemberdayaan kelompok usaha wanita bernama Kelompok Kasih Ibu. “Mereka yang didominasi usaha mikro dan kecil mendapat pembiayaan, pendampingan usaha, dan pengembangan udaha, dari koperasi”, pungkas Yatti.(DAE)