Rekam Jejak ARV Pertama di Indonesia Sampai Menurunkan Angka Kematian ODHA

Friday, 29 November 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Antiretroviral (ARV) merupakan obat yang ampuh menekan virus HIV/AIDS dalam tubuh Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Saking ampuhnya, penderita HIV/AIDS bahkan bisa berkeluarga, produktif bekerja, berkeluarga dan virus nya tidak menular ke istri dan anaknya.

Dengan kata lain, ODHA yang meminum ARV secara teratur tanpa tertinggal sekalipun dapat hidup layaknya orang yang tidak menderita HIV/AIDS. Namun bagaimana rekam jejak awal ARV ada di Indonesia sampai menurunkan angka kematian ODHA?

Ketua Panli HIV AIDS PIMS Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD menjelaskan awal pertama HIV/AIDS masuk ke Indonesia dibandingkan dengan sekarang jauh berbeda dari segi jumlah korban. Karena kehadiran ARV itu, angka kematian akibat HIV/AIDS jadi menurun.

Ia mengatakan tahun 1986 ada laporan kasus seorang perempuan Indonesia di sebuah rumah sakit menderita HIV. Kemudian tahun 1987 di Bali terdapat seorang wisatawan asal Belanda yang meninggal karena HIV.

”Dari situlah mulai kasus meningkat, dan biasanya adalah pasien datang dalam keadaan sakit berat, sudah dalam infeksi oportunistik entah itu TBC, infeksi otak, entah penyakit lain, kemudian diperiksa HIV dan diketahui positif,” katanya pada Konferensi Pers jelang Hari AIDS sedunia, Rabu (27/11) di gedung Kemenkes, Jakarta.

Kasus HIV/AIDS lantas menurun setelah adanya ARV di Indonesia, dr. Sjamsurizal menambahkan, ARV pertama kali ada pada 1997 dan Pemerintah Indonesia mulai menyediakan obat ARV secara cuma-cuma pada akhir 2014. Dari sebelum ada ARV mereka yang sudah dalam keadaan infeksi oportunisktik, artinya HIV berat, itu dalam 6 bulan paling lama 2 tahun akan meninggal.

”Jadi pada waktu itu yang ramai di setiap negara adalah pembuatan shelter untuk menampung penderita HIV. Ada di mana-mana, Amerika, Eropa, Thailand, dan Indonesia. Wakti itu mempersiapkan shelter karena belum ada ARV yang bisa menekan virus tersebut,” katanya.

See also  Usai Hajar Popsivo, Putri Jakarta BIN Juara Putaran Final Four Seri Pertama

Setelah ada ARV, kondisinya berubah. Angka kematian akibat HIV/AIDS menurun, kemudian juga semakin banyak ditemukan penderita HIV/AIDS dalam keadaan belum ada gejala. Jadi misalnya, dr. Samsuridjal mencontohkan, jika ada seorang suami masuk ke rumah sakit dan diperiksa HIV/AIDS dah hasil nya positif, istrinya lantas dilakukan tes HIV juga. Sehingga apabila dia belum ada infeksi oportunistik dapat segera diberikan ARV.

”Sekarang sebagian besar mungkin sekitar 300 ribu lebih orang sudah diketahui terinfeksi HIV di Indonesia, dan sekitar 120 ribu orang mengonsumsi ARV secara teratur,” ucap dr. Samsuridjal.

Ia menilai, dari penderita HIV yang mengonsumsi ARV sudah bisa dilihat manfaatnya. Mereka dalam keadaan sehat, produktif, bahkan berkeluarga, memiliki anak dan tidak menular ke anak dan istrinya.

”Karena itulah Kemenkes bersama LSM dengan para profesi sekarang yang sangat dianjurkan adalah kita bisa mendeteksi. Barangkali kita masih punya sekira 300 ribuan lagi ODHA yang belum terdeteksi HIV. Dari yang (ODHA) sudah produktif sebagian ada yang sudah bisa berpenghasilan dan memang sebagian besar mereka usaha mandiri,” katanya.

dr. Samsuridjal mengharapkan ada banyak peluang kerja bagi ODHA yang sudah produktif di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan hak ODHA dan selain ODHA sama di masyarakat.

Berita Terkait

Mudik Gratis 2025, PGN Berangkatkan 1.267 Pemudik
SPKLU PLN Tersedia hingga Ujung Banyuwangi, Siap Layani Pengguna EV selama Libur Idulfitri
Optimalkan Pelayanan, HKA Siap Hadapi Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025
Hutama Karya Group Berbagi Kebahagian Ramadan Dengan 1.885 Barang Layak Pakai
Menteri PU Dukung Exit Tol Cipali KM 87+950 untuk Industri Subang Smartpolitan
Progress Konstruksi Tol Probolinggo – Banyuwangi Paket II Capai 89,7%, Fungsional pada Libur Lebaran 2025
Pertamina Pastikan Kesiapan Stok BBM, LPG dan Jargas di Sumatera Utara Jelang Lebaran
Sultan Minta Pemerintah Kembali Berikan Subsidi Pupuk Kepada Petani Kelapa Sawit Mandiri

Berita Terkait

Wednesday, 26 March 2025 - 20:25 WIB

Mudik Gratis 2025, PGN Berangkatkan 1.267 Pemudik

Wednesday, 26 March 2025 - 14:11 WIB

SPKLU PLN Tersedia hingga Ujung Banyuwangi, Siap Layani Pengguna EV selama Libur Idulfitri

Tuesday, 25 March 2025 - 20:20 WIB

Optimalkan Pelayanan, HKA Siap Hadapi Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025

Tuesday, 25 March 2025 - 13:28 WIB

Hutama Karya Group Berbagi Kebahagian Ramadan Dengan 1.885 Barang Layak Pakai

Monday, 24 March 2025 - 20:32 WIB

Menteri PU Dukung Exit Tol Cipali KM 87+950 untuk Industri Subang Smartpolitan

Berita Terbaru

ilustrasi / foto ist

Berita Terbaru

183.284 Jemaah Lunasi Biaya Haji Reguler 2025

Wednesday, 26 Mar 2025 - 20:30 WIB

PGN Menggelar Mudik Gratis 2025 / foto ist

Berita Utama

Mudik Gratis 2025, PGN Berangkatkan 1.267 Pemudik

Wednesday, 26 Mar 2025 - 20:25 WIB

Berita Terbaru

Jelang Lebaran, Cadangan Listrik Sistem Jawa Timur Surplus 50%

Wednesday, 26 Mar 2025 - 19:56 WIB

ilustrasi / foto ist

Megapolitan

Jelang Lebaran, Pemprov DKI Salurkan Bansos

Wednesday, 26 Mar 2025 - 19:51 WIB

News

Pemprov DKI Bebaskan Pajak Rumah di Bawah Rp2 Miliar

Wednesday, 26 Mar 2025 - 19:40 WIB