DAELPOS.com – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, dalam menghadapi era perkembangan pemanfaatan teknologi digital harus diikuti dengan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kreatif dan inovatif. Untuk itu dikatakan Menteri Basuki, generasi milenial yang tumbuh di era perkembangan teknologi berperan penting dalam melanjutkan pembangunan infrastruktur ke depan.
“Di era disrupsi digital dibutuhkan pemimpin yang mampu menjadi pendobrak, yakni yang memiliki tanggung jawab dan komitmen terutama untuk terus berinovasi. Di periode kedua ini, saya ingin meninggalkan organisasi PU yang kredibel yang diisi oleh ratusan pendobrak yang amanah, dipercaya masyarakat dan Pemerintah. Anda semua harapan kami, generasi milenial PUPR,” kata Menteri Basuki dalam acara Talkshow Milennial bertajuk Creativity, Innovation and Entrepreneurship yang merupakan Rangkaian Peringatan Hari Bakti PU ke 74 di Jakarta, Senin (2/12/2019).
Menurut Menteri Basuki, untuk mewujudkan SDM yang unggul tidak cukup hanya dengan menjadi pintar namun juga harus dilengkapi akhlakul karimah karena seluruh pekerjaan membutuhkan kerjasama tim. “Keberadaan kalian harus membuat orang nyaman, aman, dan bermanfaat bagi tim. Untuk itu selain memberikan pendidikan dan pelatihan, kami di Kementerian PUPR juga menugaskan generasi muda langsung ke lapangan agar dapat belajar bekerja dalam tim,” ujarnya.
Sebagai contoh, Menteri Basuki mengungkapkan pada saat terjadi gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2018 lalu, telah menugaskan 400-an insinyur muda PUPR untuk menjadi tenaga pendamping masyarakat dalam membangun kembali rumah yang memenuhi kaidah rumah tahan gempa. “Kita juga akan kembali menggerakkan ratusan insinyur muda ke seluruh Indonesia untuk membantu pendampingan kegiatan rehabilitasi sekolah dan madrasah,” ungkapnya.
Dikatakan Menteri Basuki, generasi milenial PU harus bersyukur karena ditempatkan di sejumlah daerah, agar saat menjadi pemimpin lebih mudah untuk beradaptasi dengan semua kondisi sosial yang berbeda di tiap daerah. “Saya sendiri merasakan beruntung, merasakan hidup berpindah-pindah kota dan daerah sejak sekolah, sehingga saat menjadi pemimpin dapat lebih adaptif, untuk menghadapi permasalahan di daerah,” ujarnya.
Acara Talkshow yang dihadiri oleh para pimpinan tinggi madya dan pratama Kementerian PUPR serta ratusan generasi milenial PUPR menghadirkan Staf Khusus (stafsus) Presiden dari kalangan milenial Putri Indahsari Tanjung yang berbagi pengalaman dalam berinovasi. Putri terpilih menjadi Staf Khusus Presiden termuda pada usia 23 tahun karena pengalamannya menjadi motivator dan penggiat kegiatan kreatif kaum milenial sejak umur 15 tahun.
Sebelum menjadi Staf Khusus Presiden, Putri dikenal sebagai enterpreneur dan pendiri Creativepreneur Event Creator yang kerap membuat acara bertemakan anak muda dan kewirausahaan dengan konsep khas milenial.
Dalam talkshow tersebut, Putri mengatakan, generasi milenial harus kreatif, inovatif, dan kolaboratif, yang semuanya bermuara pada perubahan pola pikir (mindset). Menurutnya, inovasi merupakan proses yang terus berlanjut dan terus berkembang setiap detiknya di era digital.
“Ada enam langkah kunci inovasi, yakni identifikasi permasalahan (identifiy), mencari alternatif ide (ignite), lalu dipelajari rencana/ide mana yang paling efektif (investigate). Setelah dipelajari dan dipilih, maka harus diikuti dengan investasi (invest) untuk diterapkan (implement), serta kemudian terus dikembangkan (improve),” kata Putri.
Senada dengan pernyataan Putri, Menteri Basuki mengatakan untuk bisa bersaing generasi milenial harus mempunyai pola pikir yang adaptif (agile mindset) untuk mengkomunikasikan secara jelas visi yang ingin dicapai, mengembangkan hasil kerja, dan bertindak sebagai agen perubahan (catalyze change) dalam suatu organisasi.
Tak hanya di dunia kewirausahaan, menurut Menteri Basuki semua langkah inovasi tersebut juga diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan di Kementerian PUPR. “Dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur, juga diawali dengan identifikasi masalah yang berupa usulan. Sebagai contoh di Provinsi NTT dibutuhkan air untuk mendukung ketahanan pangan, maka harus dicari alternatif solusi apakah lewat air tanah, bendungan atau embung. Kita pelajari, pilih metode yang terbaik, lalu baru kita berinvestasi dengan pembangunan dan terus melakukan improvisasi,” ujar Menteri Basuki.