DAELPOS.com – Tak hanya memiliki segudang manfaat dengan kandungan gizinya, ikan juga bisa diolah menjadi aneka macam olahan. Mulai dari olahan sederhana seperti digoreng, dibakar dan dipepes ikan juga bisa dikreasikan menjadi produk lain yang siap saji dan siap makan seperti abon, keripik, nugget, sambal dan lainnya.
Salah satu penyebab orang enggan untuk makan ikan karena tidak suka ikan dengan bentuk utuh serta ribet dalam penanganannya. Dengan adanya aneka produk olahan ikan memberikan banyak pilihan bagi masyarakat untuk mengkonsumsi ikan secara praktis yang siap saji dan siap makan.
Guna menarik minat masyarakat Magelang untuk meningkatkan konsumsi ikan, Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerjasama dengan dinas perikanan setempat mengadakan gelar produk perikanan di Loka Budidaya Mungkid, Kabupaten Magelang pada Jumat (6/12/2019). Sebanyak 50 jenis produk olahan ikan ditampilkan antara lain abon ikan, stik tulang ikan, kerupuk, nugget, keripik, pangsit, amplang, pepes, otak otak, lele bakar, ikan goreng krispy serta aneka sambel ikan. Ada juga produk non konsumsi seperti garam spa dan aneka kerajinan dari kulit kerang.
Produk produk olahan tersebut merupakan hasil produksi dari kelompok pengolah dan pemasar hasil perikanan (Poklahsar) yang berasal dari 6 Kabuapten / Kota yaitu Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Temanggung.
Gelar produk ini dilaksanakan bebarengan dengan kunjungan kerja Menteri KP ke Kabupaten Magelang dalam rangka silaturahmi dan dialog dengan pelaku utama dan pelaku usaha kelautan dan perikanan se karesidenan Kedu. Pada kunjungan kali ini Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo bersama Ibu Iis Rosita Dewi Prabowo didampingi oleh Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebiakto dan Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Agus Suherman.
Menteri Kelautan dan Perikanan bersama rombongan berkesempatan meninjau sekaligus mencicipi olahan ikan yang dipamerkan. Usai mencicipi produk produk tersebut, Menteri Edhy mengakui bahwa cita rasa dari produk produk yang ditampilkan enak dan sangat bisa bersaing.
Pada kesempatan ini MKP kembali mengingatkan tentang kandungan dan manfaat gizi ikan. “Tidak usah ikan laut, ikan ikan disawah, betok dan lele pun kandungan gizinya tinggi dan yang terpenting tidak mengandung asam lemak jenuh yang berbahaya bagi kesehatan, ” terang Menteri Edhy.
Ada hal yang menarik pada gelar produk kali karena ternyata sudah ada umkm pengolahan hasil perikanan yang menerapkan konsep zero waste pada usahanya, yaitu Agung Prasetyo dari Kabupaten Purworejo. Dari daging ikan sampai tulangnya diolah menjadi nugget, keripik dan stik. Kemudian jerohan ikan dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. Dari pemanfaatan semua bagian bagian ikan ini dapat memberikan tambahan keuntungan bagi usahanya.
Dalam kesempatan dialog bersama MKP, Agung Prasetyo, pengolah hasil perikanan dari Purwarejo meminta arahan Menteri Edhy untuk meningkatkan daya saing produk hasil perikanan lokal di pasar. Sebab, selama ini para pengolah terkendala oleh beratnya persaingan dengan produk impor yang memiliki harga jual yang cenderung lebih rendah karena diproduksi secara masal.
“Ongkos produksi kami sudah sangat tinggi, mulai dari bahan baku sampai sarana produksi yang lain sehingga ketika dilempar ke pasar pun harganya sudah tinggi. Sementara itu, kami harus bersaing dengan produk-produk impor yang kemasannya sudah cantik dan harganya murah. Tapi dari kualitas pengolahan, kami yakin teman-teman pengolah tidak kalah. Ini mohon arahan dan regulasi dari Pak Menteri supaya ke depannya kita bisa bertahan. Terlebih, angka konsumsi ikan di Jateng masih rendah. Kami sebetulnya punya potensi luar biasa,” tuturnya.
Merespon hal ini, Menteri Edhy mengatakan bahwa persaingan pasar dengan pengusaha-pengusaha besar memang menjadi tantangan. Meskipun begitu, ia menilai bahwa produk dalam negeri memiliki keunggulan atas keabsahan sertifikasi halal dibandingkan dengan produk impor.
“Nah, bagaimana membuat keunggulan ini jadi nilai ekonomi? Mari kita cari jalan keluar, kita cari model bisnisnya. Kalau perlu, kita bangun pusat pasar industri olahan. Kita kumpulkan di satu titik supaya ada efisiensi. Saya yakin ini luar biasa,” pungkasnya.