DAELPOS.com – Karena pandemi memaksa semua orang berubah, mulai dari ibadah , kerja sampai belanja kebutuhan sehari-hari semua bisa dilakukan di rumah. Tanpa disuruh saat melihat bencana kepedulian masyarakat dan rasa solidaritas muncul dimana-mana. Dari aku dan kamu menjadi kita, menjadi kami. Kemajuan secara sosial terjadi dimana teknologi menjadi jembatan nya.
Hari ini yang belum bisa berubah adalah budaya politik kita. Sentimen atau mungkin eksistensi masih kuat mewarnai masyarakat politik hari ini, tidak tampak sebuah persatuan ataupun solidaritas antar elite politik dalam mengatasi pandemi ini, jauh berbeda dengan apa yang terjadi di masyarakat. Saya jadi ngeri melihat kelakuan elite politik ini, lebih ngeri dari corona itu sendiri.
Kompetisi antar elite tentu menjadi sangat meriah karena ada tepuk tangan dan kebisingan dari para pendukungnya. Residu pemilu masih kental nyatanya. Sedih rasanya. Bagi sebagian orang ini tentu hal biasa dan ngak masalah, bagi saya ini persoalan serius. Kenapa serius? Karena kita sedang menghadapi wabah yang mematikan.
April sampai Mei adalah puncak penularan wabah, masih ada waktu dan kesempatan bagi kita mengatasi pandemi ini. Pandemi akan teratasi jika ada keseriusan negara dan pemerintah, persatuan elite politik dan kedisiplinan warga negara. Karena jakarta adalah pusat Wabah. Harus serius ngurusnya, kuncinnya ada di pak Jokowi & pak Anies.
Pak Anis masih muda, bekerjalah lebih keras lagi. Pak Jokowi sudah 2 priode, jangan pusing lagi soal popularitas atau citra, rakyat sudah berada di ujung sengsara. Pandemi ini adalah siklus besar sejarah, jadi tugas anda berdua ini adalah tugas sejarah. Coba anda renungkan bagaimana kegetiran para tenga medis menghadapi ini, coba ada rasakan bagaimana orang sulit mencari rejeki untuk makan dan kebutuhan hidup lainya karena dampak wabah ini. Merenung lah dan segerahlah bertemu.
Berdasarkan data jakarta adalah provinsi dengan kasus terbanyak covid19. Dalam banyak riset dikatakan pembatasan sosial adalah cara yg paling efektif menekan pandemi. Himbauan atau bahkan larangan tegas terhadap arus mudik lebaran harus dilakukan untuk menyelamatkan desa dari pandemi, untuk menyelamatkan kota dari krisis pangan. Saya heran kenap pak Jokowi dan pak Anies belum pernah bertemu membahas langkah2 terpadu mengatasi pandemi ini. Selain sebagai ibukota negara, jumlah potensial terbesar pemudik itu masih dari jakarta. Bersatulah untuk kemanusiaan.
Melarang orang mudik itu artinya menjaga Desa dari pandemi. Desa harus tetap aman, agar warga bisa terus berproduksi menjaga ketahanan pangan.
Seandainya pak Jokowi & pak Anies bertemu membahas cara pengendalian pandemi secara terpadu, banyak hal yg bisa dilakukan, banyak hal yg terselamatkan. Hanya kemungkinan para Buzzer yang kehilangan pekerjaan. (*)