Wamen LHK Mendorong Paludikultur di Tengah Pandemi Covid-19 dan Ancaman Karhutla

Friday, 26 June 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Peran Strategis Paludikultur di lahan gambut disebut menjadi sebuah pilihan menjanjikan untuk perbaikan dan restorasi gambut disamping juga berkorelasi positif pada reduksi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), menguatkan ketahanan pangan nasional, mitigasi iklim, dan menumbuhkan perekonomian masyarakat sekitar. Hal ini terungkap pada Webinar Paludikultur di Tengah Pandemi Covid-19 dan Menjelang Musim Kemarau 2020 yang menghadirkan Wakil Menteri LHK, Alue Dohong sebagai pembicara kunci (keynote speaker), (25/6).

Paludikultur sebagai sebuah konsep budidaya tanaman di lahan gambut tergenang tentu memiliki implikasi positif pada keberlanjutan lahan gambut, salah satunya pada pengendalian karhutla, karena membasahi lahan gambut (rewetting) merupakan syarat utama mengurangi potensi karhutla di areal gambut. Gambut yang tidak terbakar juga akan mengurangi pelepasan gas rumah kaca, sehingga menjadi salah satu pendorong upaya mitigasi perubahan iklim.

“Dengan Paludikultur dapat mereduksi karhutla, karena Paludikultur mensyaratkan kondisi lahan yang tetap basah dan lembab, maka lahan gambut yang basah ini akan mencegah gambut mudah terbakar akibat kekeringan pada musim kemarau,” ucap Wamen Alue Dohong dalam paparan kunci-nya di Webinar tersebut.

Namun demikian Wamen Alue menekankan yang utama dari Paludikultur adalah untuk menyelamatkan ekosistem gambut dengan mendorong penanaman tanaman endemik kawasan gambut baik tanaman keras/pepohonan maupun tanaman semusim/budidaya. Tanaman yang dibudidayakan dalam konsep Paludikultur disebutnya harus mampu mendorong terbentuknya gambut baru melalui akumulasi sisa biomassa dari budidaya dengan konsep Paludikultur, yang akhirnya akan memperbaiki ekosistem gambut terdegradasi. “Yang paling penting itu harus berkontribusi pada pembentukan gambut, kalau tidak kita belum bisa sebut sebagai Paludikultur,” imbuhnya.

Dirinya menjelaskan jika saat ini telah tercatat sekitar 534 jenis spesies tanaman endemik lahan gambut seperti sagu, ramin, jelutung, belangiran, gelam, dan lain sebagainya, dan juga ada 81 jenis jumlah tersebut diatas merupakan jenis hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti purun, kangkung, pakis-pakisan dan lain sebagainya yang merupakan jenis yang dapat dikembangkan dalam Paludikultur. Diluar jenis-jenis endemik disebutnya tidak cocok disebut Paludikultur. “Mis-konsepsi dan mis-interpretasi tentang Paludikultur kerap terjadi, yaitu mengartikan semua tanaman yang bisa hidup dan bertahan tumbuh di gambut dianggap Paludikultur, seperti tanaman kopi arabika, nanas, karet dan kakau,” jelasnya.

See also  Sufmi Dasco: Jika Suara Azan Dianggap Gangguan Itu Berlebihan

Mis konsepsi ini disebutnya malah akan mengancam keberlanjutan ekosistem gambut kedepan, karena budidaya tanaman tersebut membutuhkan kondisi lahan gambut yang harus dikeringkan atau di drainase agar bisa tumbuh.

Selanjutnya di tengah Pandemi Covid-19 ini Paludikultur disebut Wamen dapat menjadi sebuah peluang untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Banyak jenis-jenis tanaman Paludikultur yang bisa jadi sumber pangan kita. “Di masa Covid ini banyak negara melakukan kebijakan pemenuhan kebutuhan pangan domestiknya dari pada dieksport ke
luar negaranya. Sehingga Indonesia harus melakukan hal yang sama terkait ketahanan pangan kita. Paludikultur ini bisa menjadi bagian dari kebijakan tersebut,” ujarnya.

Saat ini pemerintah juga sedang menggodok kebijakan pengembangan food estate di lahan eks Pengembangan Lahan Gambut (PLG) 1 juta hektar di Kalimantan Tengah. Dengan food estate tersebut Pemerintah akan melakukan pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, perikanan bahkan peternakan di suatu kawasan. “Jadi tidak benar jika ada anggapan bahwa seluruh kawasan eks PLG akan dibuka kembali seluruhnya lahan sawah, karena Pemerintah sangat paham dan mengerti bahwa gambut-gambut dalam tidak akan cocok untuk tanam padi, melainkan akan dipulihkan dan dikonservasi,” tegas Wamen.

Akhirnya Wamen pun mengajak semua pihak untuk bersinergi melakukan kajian-kajian untuk menentukan jenis-jenis tanaman Paludikultur yang mampu mendukung ketahanan pangan nasional, hal ini merupakan jembatan menjaga kelestarian ekosistem gambut yang akan berkontribusi banyak pada penurunan karhutla, meningkatkan perekonomian dan kesehatan masyarakat serta berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim. (*)

Berita Terkait

Menteri PANRB: ASN Muda Bukan PNS Biasa, Tapi Motor Penggerak Reformasi Birokrasi Masa Depan
Haidar Alwi: Dana Kedaulatan Nasional, Solusi Gotong Royong Bayar Utang Rp7.038 Triliun dalam 5 Tahun.
Setelah Tertunda Puluhan Tahun, Menteri Dody: Baru di Era Presiden Prabowo Proyek Tanggul Laut Pantura Serius Dilaksanakan
Kedatangan Prabowo di Sambut Warga dan Pelajar Indonesia di Singapura
Istighosah Bersama Warga Demak, Kementerian PU Bergerak Cepat Atasi Banjir Rob
Sultan Sebut Presiden Prabowo Punya Kepekaan dan Komitmen Kuat Dalam Supremasi Hukum
Menteri PANRB Dukung Penguatan Peran IPDN dalam Transformasi Sektor Publik
Kementerian PU Tegaskan Komitmen Pembangunan Infrastruktur SDA yang Tangguh Guna Capai Indonesia Emas 2045

Berita Terkait

Tuesday, 17 June 2025 - 08:18 WIB

Menteri PANRB: ASN Muda Bukan PNS Biasa, Tapi Motor Penggerak Reformasi Birokrasi Masa Depan

Monday, 16 June 2025 - 19:08 WIB

Haidar Alwi: Dana Kedaulatan Nasional, Solusi Gotong Royong Bayar Utang Rp7.038 Triliun dalam 5 Tahun.

Monday, 16 June 2025 - 13:42 WIB

Setelah Tertunda Puluhan Tahun, Menteri Dody: Baru di Era Presiden Prabowo Proyek Tanggul Laut Pantura Serius Dilaksanakan

Monday, 16 June 2025 - 12:57 WIB

Kedatangan Prabowo di Sambut Warga dan Pelajar Indonesia di Singapura

Sunday, 15 June 2025 - 20:48 WIB

Istighosah Bersama Warga Demak, Kementerian PU Bergerak Cepat Atasi Banjir Rob

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Wamen Viva Yoga: BTV Harus Jadi Pilar Demokrasi dan Pencerdas Bangsa

Tuesday, 17 Jun 2025 - 08:22 WIB

Nasional

Mentan Dampingi Prabowo dalam Kunjungan ke Singapura

Monday, 16 Jun 2025 - 22:32 WIB