Bom Waktu Pilkada 2020

Friday, 3 July 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Muhtar S. Syihabuddin 
Pengamat Politik dan Alumni UIN Jakarta

Muhtar S. Syihabuddin Pengamat Politik dan Alumni UIN Jakarta

DAELPOS.com – Adalah Burhanudin Muhtadi menulis buku berjudul “Kuasa Uang” sebagai refleksi dari aksi elektoral dalam setiap hajatan politik di tanah air. Burhanudin hendak mewanti-wanti kita semua bahwa pilkada adalah bagian dari skema kekuatan uang dalam mempengaruhi pilihan.

Kuasa uang sangat mungkin mereduksi partisipasi aktif warga dalam setiap tahapan pilkada agar para pemilih jeli dalam melihat setiap calon pemimpinnya.

Menjaring kehendak publik sudah menjadi problem akut berdemokrasi kita. Ini karena kepedulian warga kala memilih yang masih rendah terkait kecakapan dalam mencerna visi dan misi yang ditawarkan.

Visi dan misi seorang calon adalah niscaya dalam setiap kontestasi politik. Ia akan ditebarkan dalam media kampanye baik di darat maupun di udara.

Masalahnya visi dan misi adalah makhluk gaib bagi sebagian besar pemilih, karena antara menyampaikan dalam kampanye belum tentu bisa dikonfirmasi jika calon terpilih. Jarak keterpilihan dan janji manis kampanye sangat menganga.

Kanal aspirasi yang dibingkai dengan lembaga perwakilan bukan tanpa persoalan. Apa dan siapa yang menjamin aspirasi sering menjauhkan diri dari kepentingan publik yang sesungguhnya.

Sudah jamak dimaklumi mekanisme kontrol menjadi negosiasi bagi-bagi kue pembangunan. Ongkos akan lunas dibayar ketika kapling pembangunan selesai didistribusikan.

Pilkada juga ditengarai telah membajak aksi kemanusiaan covid-19. Karena para calon dari patahana saat yang sama mempunyai kewenangan anggaran penanganan covid-19 akan leluasa menjalankan kampanye tersembunyi.

Sangat mudah untuk menyelipkan misi mengenalkan diri dalam setiap aksi kemanusiaan, yang dengan infra struktur birokrasi pemerintahannya masyarakat bisa menerima apa pun yang disampaikan.

Pilkada sedemikian memperpanjang kualitas pilkada seperti tahun-tahun sebelumnya, yang melibatkan unsur birokrasi dengan segala potensinya. Yang pada gilirannya melahirkan pemimpin dengan skema memanjakan para pemilih.

See also  Haidar Alwi: Hasil Survei Litbang Kompas Terkait Citra Positif Polri 65,7 Persen

Mereka tidak akan mampu melihat secara jernih visi dan misi yang ditawarkan karena sedari dini dihadapkan pada manipulasi kegiatan yang tidak sesuai prosedur demokrasi bermartabat.

Saya kira demokrasi pilkada tidak akan mudah lepas dari skema manipulasi tersebut. Selain terhambat oleh kultur pemilih, juga lemahnya daya kontrol atas perbuatan tidak seimbang dalam sebuah kontestasi politik.

Sudah menjadi keprihatinan klasik dan menjadi terkenal bahwa problem pilkada adalah prilaku raja kecil dengan kewenangan begitu rupa. Kalaupun pada akhirnya dapat terlacak kasat mata, tapi untuk meluruskannya sesuai prosedur demokrasi bermartabat masih jauh dari harapan.

Korban dari manipulasi tersebut sudah sangat jelas, tapi mencari sumbu perbaikannya butuh kesadaran kolektif yang kuat. Kalau hanya mengandalkan skema pengawasan sekarang akan tetap membentur ruang hampa.

Belum lagi saat pandemik covid-19 ini separuh lebih energi pengawasan telah lenyap. Karena personil sampai areanya harus berdamai dengan protokol kesehatan, sehingga potensi pelanggaran makin membesar.

Namun pilkada harus tetap dilaksanakan apapun yang terjadi di lapangan. Lewat pilkada kita tetap masih bisa berharap pada pembangunan daerah lebih produktif dan terarah.

Sangat penting untuk terus mengajak agar hati-hati memilih calon pemimpin daerah, dengan jeli memperhatikan prilaku otentik dari calon pemimpin di balik aksi teatrikal di ruang publik.. Mereka adalah aktor kawakan yang bisa saja menipu kita dalam mencari yang terbaik.

Pilkada adalah seni mencari kemungkinan terbaik dari setiap calon yang hadir di ruang publik. Kalaupun pada akhirnya mempunyai jagoan yang kalah di medan laga harus tetap mengakui siapa pun pemenangnya.

Pengakuan tersebut juga tetap harus disertakan semangat untuk terus mengontrol kebijakan yang akan dijalankan. Karena hanya lewat kontrol efektif, pemimpin daerah itu akan bisa berjalan sesuai harapan bersama.

See also  Pemprov DKI Dukung Kerja Sama Pemerintah Pusat dan Jepang Wujudkan Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Selamat menikmati Pilkada 2020. Dan tetap semangat hidup dalam keadaan pandemik covid-19, jaga kesehatan untuk memuluskan agenda demokrasi di negeri ini.(*)

Berita Terkait

Listrik SuperSUN Hadir di Pulau Satangnga, Hidupkan Denyut Kehidupan Warga
Mardani: BKSAP Janji Bantu Anak Muda Kerja di Jepang
Peresmian 3 Gedung Fakultas IPDN, Sinergi Kementerian PU dan Kemendagri Dukung Infrastruktur Pendidikan
Pertamina Luncurkan Green Movement
Zulhas Apresiasi Jateng Bentuk 3.000 Kopdes Merah Putih
Bekali Pemimpin Masa Depan, Kementerian PU Gandeng Kemenhan dan Unhan
Kementerian PU Tegaskan Dukungan Penuh Arah Kebijakan Pemerintah
Badai PHK Pabrik, LaNyalla Berharap Koperasi Merah Putih Jadi Pintu Gerakan Kembali ke Desa

Berita Terkait

Friday, 9 May 2025 - 14:24 WIB

Listrik SuperSUN Hadir di Pulau Satangnga, Hidupkan Denyut Kehidupan Warga

Thursday, 8 May 2025 - 14:11 WIB

Mardani: BKSAP Janji Bantu Anak Muda Kerja di Jepang

Thursday, 8 May 2025 - 09:01 WIB

Peresmian 3 Gedung Fakultas IPDN, Sinergi Kementerian PU dan Kemendagri Dukung Infrastruktur Pendidikan

Wednesday, 7 May 2025 - 21:48 WIB

Pertamina Luncurkan Green Movement

Wednesday, 7 May 2025 - 13:33 WIB

Zulhas Apresiasi Jateng Bentuk 3.000 Kopdes Merah Putih

Berita Terbaru