PKB: Akses Kredit Bagi Nelayan Masih Tergolong Rendah

Wednesday, 24 March 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bidang Keuangan dan Perbankan, Fathan Subchi / Ist

Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bidang Keuangan dan Perbankan, Fathan Subchi / Ist

DAELPOS.comKETUA Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bidang Keuangan dan Perbankan, Fathan Subchi menegaskan, akses kredit bagi nelayan di Tanah Air masih tergolong rendah. Dibutuhkan inovasi pembiayaan sehingga akses kredit bagi nelayan semakin luas.

“Kehidupan nelayan kita sejauh ini masih cukup memprihatinkan. Sebagian besar dari mereka masih berada di bawah garis kemiskinan. Ironinya akses kredit kepada mereka juga sangat terbatas. Layanan perbankan masih memandang nelayan sebagai kelompok risiko tinggi,” katanya, Rabu (24/3/2021).

Menurut Fathan, minimnya akses kredit bagi nelayan dapat dilihat dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2020. Dari proporsi penyaluran KUR 2020, sektor perdagangan masih mendominasi dengan 42,8 persen. Disusul sektor pertanian 29,3 persen dan sektor jasa 15,1 persen.

“Sedangkan sektor perikanan hanya mendapatkan porsi KUR sebesar 1,9 persen atau sekitar Rp3,8 triliun,” katanya.

Kata Fathan, minimnya akses kredit terhadap nelayan juga dapat dilihat dari proporsi penyaluran kredit dari lembaga perbankan. Berdasarkan data OJK, pada kuartal III 2020 penyaluran kredit dari perbankan masih didominiasi sektor perdagangan besar dan eceran serta sektor industri pengolahan dengan porsi masing-masing sebesar 17,01 persen dan 16,57 persen.

“Kalau sektor perikanan hanya bisa mengakses sekitar 0,28 persen dari total penyaluran kredit perbankan sebesar Rp 5.290 triliun,” tuturnya.

Ironinya, ujar Fathan, berbagai skema kredit khusus nelayan yang digagas pemerintah juga belum bisa optimal. Program Jaring (Jangkau, Sinergi, dan Guidline) yang digagas OJK dan Kementerian Kelautan dan Perikanan sejak 2015 misalnya, meski menunjukkan tren positif tapi secara nominal penyaluran belum terlalu besar.

“Sedangkan Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU-LPMUKP) di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan juga banyak dikeluhkan nelayan karena proses verifikasinya mirip lembaga layanan perbankan pada umumnya,” katanya.

See also  Dorong Stabilitas Harga: Komite II DPD RI Panggil Menteri Pertanian dan Pihak Terkait

Wakil Ketua Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menilai pemerintah memerlukan inovasi pembiayaan agar akses kredit untuk nelayan kian luas. Menurutnya, nelayan sangat membutuhkan modal produksi untuk membeli kapal dan modal operasional untuk melaut.

Ketercukupan modal ini akan memberikan peluang bagi nelayan untuk meningkatkan potensi pendapatan.
“Ketersediaan akses kredit dari pemerintah akan memutus rantai ketergantungan nelayan kepada para tengkulak yang kerap menyediakan kredit dengan bunga tinggi” katanya.

Kendati demikian, lanjut Fathan, skema kredit dari pemerintah itu harus juga mengakomodasi fluktuasi pendapatan nelayan yang cukup tinggi. Skema kredit yang diberikan harus fleksibel dan adaptif terhadap kehidupan nelayan di lapangan.

“Pemerintah melalui OJK, BI, dan kementerian terkait bisa meningkatkan literasi perbankan bagi nelayan termasuk manajemen keuangan keluarga, manajemen produksi nelayan, hingga sikap hidup. Dengan demikian potensi peningkatan kesejahteraan bagi nelayan tidak sekadar mimpi tapi tahapan yang bisa direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya.

Berita Terkait

66 Tahun Dekrit Presiden: Sebuah Peta Jalan
Yulian Gunhar: Sosialisasi Empat Pilar Jadi Momentum Memaknai Sila Pertama Pancasila
MK Pisahkan Pemilu, Sultan Ingatkan Penyelenggara: Waspada Perubahan Data Pemilih
Repdem Ancam Kepung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
Habis Aceh, Terbitlah Trenggalek LaNyalla: Jangan Terus Seret dan Tambah Beban Presiden
Senator Mirah Minta Atensi Serius dari Kementerian PKP Terkait Sinkronisasi Kebijakan Perumahan Daerah
Terus Memanas, For Papua MPR RI Serukan Papua Damai
Gunhar Ajak Bersatu dalam Perbedaan

Berita Terkait

Saturday, 5 July 2025 - 15:25 WIB

66 Tahun Dekrit Presiden: Sebuah Peta Jalan

Sunday, 29 June 2025 - 19:34 WIB

Yulian Gunhar: Sosialisasi Empat Pilar Jadi Momentum Memaknai Sila Pertama Pancasila

Saturday, 28 June 2025 - 18:51 WIB

MK Pisahkan Pemilu, Sultan Ingatkan Penyelenggara: Waspada Perubahan Data Pemilih

Friday, 20 June 2025 - 14:59 WIB

Repdem Ancam Kepung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Thursday, 19 June 2025 - 17:44 WIB

Habis Aceh, Terbitlah Trenggalek LaNyalla: Jangan Terus Seret dan Tambah Beban Presiden

Berita Terbaru

Ekonomi - Bisnis

Commuter Line Yogyakarta Kian Diminati: Tumbuh 17% di Awal 2025

Tuesday, 8 Jul 2025 - 18:53 WIB

foto istimewa

Berita Terbaru

Pacu Jalur Kuansing 2025: Pusaka Leluhur, Getarkan Dunia.

Tuesday, 8 Jul 2025 - 18:39 WIB