Warga Kuansing Riau, Membangun Masjid Agung Secara Gotong Royong

0
2
Abdul Halim, Tokoh Masyarakat sekaligus Tokoh Agama dengan latar belakang pekerjaan Masjid secara bergotong royong oleh warga / Foto Ist (7/12/2021)

DAELPOS.com – Swadaya masyarakat di dalam membangun fasilitas umum seperti rumah ibadah, pusat pelayanan kesehatan masyarakat, perbaikan sarana jalan, sekolah dan lainnya masih menjadi tradisi bagi masyarakat di Tanah Air.

Salah satu daerah yang mengedepankan kekuatan swadaya masyarakat ini adalah di Kabupaten Kuantan singingi, Riau. Tepatnya di dusun IV Tikam Gajah Desa Sungai Besar Kecamatan Pucuk Rantau.

Masyarakat dusun IV ini sejak lama sudah menerapkan swadaya masyarakat pada setiap pembangunan fasilitas umum. Antara lain, mereka bahu membahu dalam membangun pusat pelayanan kesehatan masyarakat seperti Posyandu, rumah ibadah seperti mesjid dan mushola, pembangunan jalan dan perawatannya serta lainnya

Saputra Kencana, Pimpro Pembangunan Masjid Agung Ar – Rahman / Foto Ist

Swadaya masyarakat ini tidak hanya secara materil tetapi juga dengan mengedepankan tenaga. Misalkan dalam hal pembangunan mesjid Agung Arrahman yang sedang berjalan, warga masyarakat dusun IV bahu membahu membantu pekerjaan pembangunannya yaitu melalui gotong royong.

Menurut Saputra Kencana, warga dusun IV yang dipercaya sebagai pimpinan proyek pembangunan mesjid, disamping pembiayaan pembangunan mesjid ini diperoleh melalui swadaya masyarakat serta pihak lain yang tidak mengikat, pekerjaannya sendiri dilakukan oleh warga dusun IV secara gotong royong.

“Pembangunan mesjid Agung Arrahman sudah dimulai sejak satu setengah tahun lalu meski rencananya sudah tiga tahun sebelumnya. Di atas lahan sekitar 6000 meter persegi didirikan bangunan mesjid berukuran 23 x 23 meter persegi. Belum bangunan seperti tempat wuduk dan lainnya yang semua itu membutuhkan biaya yang cukup besar yaitu sekitar dua miliar rupiah,” kata Putra, sapaan Saputra Kencana.

Diceritakan Putra, selama ini memang sudah ada mesjid dan mushola di dusun mereka. Jarak antara satu mesjid dengan lainnya cukup berjauhah dan luas bangunan mesjidnya tidak ada yang besar. Itupun kalau pada pelaksanaan kegiatan hari besar islam seperti sholat Idul Fitri dan Idul Ad-haa sudah tidak sanggup menampung jamaah. Sehingga ada ide dari para tokoh dan pemuka masyarakat dusun tersebut untuk membangun mesjid yang lebih besar.

Disamping itu, mesjid ini nantllinya juga diharapkan menjadi pusat kegiatan MDTA bagi anak anak dusun IV dan sekitarnya yang selama ini lokasinya kurang memadai. Termasuk kegiatan Remaja Mesjid makin diaktifkan serta pengajian untuk orang tua semakin ditingkatkan. Sekaligus menjadwalkan secara rutin dengan mendatangkan para mubaligh berkhotbah di mesjid tersebut.

“Kami bersyukur dan berterima kasih kepada para tokoh dan pemuka masyarakat khususnya orang tua kami, Abdul Halim yang begitu kuat dan tidak henti henti mendorong dan membero semangat kepada masyarakat untuk membangun mesjid Agung ini, meski pembangunannya baru selesai sekitar 50 persen” lanjut putra.

Berbicara soal pekerjaan pembangunan mesjid dilaksananakan secara bergotong royong, Putra mengatakan, karena biaya pembangunan yang cukup besar, pihaknya berusaha menghemat biaya yang diperlukan khususnya dalam hal tenaga kerja.

Hal ini juga melihat kebiasaan guyup dari warga yang sudah berjalan sejak lama, sehingga masyarakat tanpa diajak ikut berpartisipasi dalam pekerjaan pembangunannya, tidak ketinggalan tokoh muda dan anak anak mudanya. Apalagi mesjid yang dibangun tersebut memang khusus dibangun untuk kaum muslim yang umumnya banyak berdomisili di dusun IV dan sekitarnya.

“Kita mengajak masyarakat bergotong royong setiap hari kerja yang tidak bertabrakan dengan kegiatan mereka di ladang masing masing. Mereka kita bagi dalam 6 kelompok untuk enam hari kerja. Jumlah setiap kelompok antara 14 sampai 15 orang dan didampingi oleh satu orang tukang profesional,” tambahnya.

Soal gotong royong ini tidak terbatas dilakukan warga dusun IV saja, ada juga warga dusun tetangga yang iikut membantu. Seperti warga Dusun III, Dusun Sumber Sari Desa Sungkai. Dari warga Patokan, Sungai Alai, Malapari dan lainnya.

Melalui gotong royong tersebut, silaturrahmi antar warga dusun IV dan sekitarnya semakin terjalin baik. Dalam kehidupan sehari hari pun kelihatan antara satu keluarga dan lainnya begitu akrab. Jika ada salah satu warga yang sakit atau dilanda musibah, semua warga saling membantu, minimal menghibur.

Meski pembangunan Mesjid Agung Arrahman ini baru separuh jalan, Putra Kencana mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh warga masyarakat dusun IV, III serta warga wilayah dusun lainnya yang jaraknya cukup berjauhan. Baik banruan, dukungan secara moril maupun materil.

” Kami juga sampaikan terima kasih, khususnya kepada para tokoh dan pemuka masyarakat, para alim ulama, cerdik pandai serta para tokoh pemuda, anak anak muda yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu persatu, termasuk ibu ibu yang ikut membantu kami di dapur menyediakan makanan dan minuman salama berjalannya pembangunan mesjid Agung Arrahman ini,” kata Putra (ES)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here