DAELPOS.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Bali I Wayan Koster, Koordinator Staf Khusus Presiden Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana, dan Bupati Gianyar I Made Mahayastra meresmikan Pasar Seni Sukawati di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Rabu (1/2/2023).
Dengan selesainya pembangunan Pasar Sukawati Blok A, B dan C diharapkan dapat meningkatkan fungsi pasar sebagai sarana perdagangan rakyat yang aman, nyaman, bersih, tertata, dan lebih estetis, sekaligus menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata.
“Ini adalah pasar rakyat, kita dulu ingat yang lama seperti apa dan sekarang yang baru seperti apa. Kalau saya lihat tadi di dalam memang perubahannya sangat-sangat drastis sekali,” kata Presiden Jokowi.
Keberadaan Pasar Seni Sukawati sudah disesuaikan dengan fungsi sebagai pasar pariwisata serta mengedepankan arsitektur dan kearifan lokal Pulau Bali.
“Penataan barang, penataan produk-produk yang dihasilkan oleh para seniman, dari UMKM yang ada di Bali semua ditampung di sini dan inilah pasar rakyat yang kita harapkan semakin baik ke depannya,” kata Presiden Jokowi.
Pembangunan Pasar Seni Sukawati Blok A, B dan C mulai dikerjakan Kementerian PUPR sejak November 2019 dengan total anggaran APBN senilai Rp160 miliar. Untuk Blok A dan Blok B telah selesai pada Desember 2020, dilanjutkan dengan Blok C selesai awal 2022.
Bangunan Blok A dan Blok B Pasar Seni Sukawati seluas 9.493 m2 dengan kapasitas 779 los kering di Blok A dan 31 kios di Blok B. Masing-masing blok memiliki basemen untuk parkir kendaraan dengan desain gedung bertingkat 4 lantai untuk Blok A dan 3 lantai Blok B. Sementara untuk Blok C seluas 10.206 m2 terdiri dari 3 lantai dengan kapasitas 525 unit los dan 64 kios, dilengkapi 2 lantai basemen parkir berkapasitas 279 kendaraan roda dua.
Menteri Basuki mengatakan konsep Pasar Seni Sukawati merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia. Desain Pasar Seni Sukawati tetap mengedepankan arsitektur dan kearifan lokal Pulau Bali. Dengan begitu, selain sebagai pusat kegiatan ekonomi, Pasar Seni Sukawati juga diharapkan dapat menjadi objek wisata di Gianyar, terlebih lokasinya berada di jalur pariwisata menuju Kintamani dan Ubud.
“Saya kira Pasar Sukawati ini merupakan yang terbaik, The Best. Kalau biasanya pasar hanya terdiri dari 1 massa gedung, di sini ada tiga bangunan, yakni Blok A, B, dan C. Di bawah ada terowongan dan basement parking sehingga tidak mengganggu traffic,” kata Menteri Basuki.
Menurut Menteri Basuki, pembangunan Pasar Seni Sukawati merupakan perintah Presiden Jokowi yang mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pembangunan, Rehabilitasi, atau Renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Pada Tahun 2023 terdapat 23 pasar yang akan direnovasi dan dibangun oleh Kementerian PUPR.
“Presiden ingin kita tidak hanya membangun jembatan besar, tetapi juga jembatan gantung untuk rakyat. Kita juga bukan hanya membangun mal-mal saja, tetapi juga pasar rakyat untuk menggerakkan ekonomi lokal,” kata Menteri Basuki.
Hadir mendampingi Menteri Basuki, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan PUPR Endra S. Atmawidjaja, Direktur Prasarana Strategis Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Essy Asiah, dan Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Bali Andreas Budi Wirawan. (*)