Arsjad Rasjid Optimistis Terhadap Ketersediaan Pangan Jelang Lebaran dan Potensi Indonesia Memimpin Ketahanan Pangan di ASEAN

Friday, 14 April 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com Arsjad Rasjid selaku Ketua Umum  Kadin Indonesia dan ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) melihat bahwa beberapa harga bahan pokok masih relatif stabil menjelang lebaran. Pada Maret 2023, inflasi bahan makanan mengalami penurunan menjadi 5,72% dari yang sebelumnya 7,39% pada Februari 2023. Arsjad berpandangan bahwa ini merupakan keberhasilan dari pemerintah dalam mengatasi inflasi kebutuhan pokok yang biasanya terjadi menjelang ramadan dan lebaran Idul Fitri.

“Kami sangat mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dalam menangani inflasi kebutuhan pokok menjelang lebaran,” kata Arsjad.

Harga Bahan Pokok Stabil, Pengusaha Optimis Untuk Menjamin Produksi dan Distribusi Jelang Lebaran

Arsjad Rasjid juga menyampaikan bahwa harga bahan pokok yang masih relatif stabil dan diharapkan akan terus stabil menjelang lebaran 2023.

“Presiden Joko Widodo dan Menteri Perdagangan sudah melakukan pengecekan secara langsung di pasar dan harga bahan pokok memang masih dalam kondisi stabil,” ujar Arsjad.

Arsjad juga mengingatkan sektor usaha terkait adanya kenaikan permintaan pada sektor usaha makanan dan minuman menjelang lebaran.

“Sektor makanan minuman permintaannya akan cenderung naik. Untuk itu dunia usaha yang bergerak pada sektor ini perlu menjamin ketersediaan produk dengan melakukan pendistribusian ke seluruh wilayah secara merata,” tambah Arsjad.

Penanganan Inflasi Kebutuhan Pokok Sesuai dengan Isu Prioritas Food Security ASEAN-BAC

Lebih lanjut, Arsjad Rasjid mengaitkan upaya pemerintah dalam menangani inflasi dan ketersediaan kebutuhan pokok dengan konsep ketahanan pangan yang sedang digaungkan oleh ASEAN-BAC.

“Upaya pemerintah dalam menangani inflasi dan ketersediaan kebutuhan pokok merupakan salah satu prioritas yang kami bawa dalam isu ketahanan pangan dalam ASEAN-BAC,” ujar Arsjad.

Sebagai Ketua ASEAN-BAC tahun ini, Indonesia ingin memperkuat kerja sama antar negara ASEAN dalam hal peningkatan produktivitas berbagai bahan alternatif pangan seperti sorgum, padi, jagung, kedelai, dan komoditas lainnya untuk memastikan ketersediaan pangan. Ketahanan pangan dianggap tidak aman ketika pasokan pangan tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan masyarakat. Kondisi ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi dan inflasi yang tinggi.

See also  Sukses Uji Coba 100% Biomassa, PLN Lanjutkan Operasi PLTU Sintang 3x7 MW Tanpa Batubara

Penyebab terjadinya krisis pangan bermacam-macam meliputi perlambatan produksi pangan dan faktor alami seperti situasi iklim, serta tantangan geopolitik seperti konflik politik, perang, embargo atau sanksi perdagangan antar negara yang dapat mengganggu pasokan pangan dan infrastruktur yang terkait dengan produksi dan distribusi pangan.

ASEAN-BAC mendukung ASEAN Integrated Food Security Framework (AIFS) yang lebih diperkuat melalui dorongan strategis 2021-2025 untuk mempromosikan pasar makanan yang kondusif dan perdagangan dengan fokus yang lebih besar pada UMKM dan teknologi pertanian..

Program Inclusive Closed-Loop Model untuk Produk Pertanian yang Berkelanjutan

Arif Rachmat, selaku ASEAN-BAC Food Security Policy Manager dan Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pertanian menyatakan bahwa ASEAN-BAC ingin mendorong peran sektor swasta dan pemangku kepentingan lain untuk pemberdayaan petani melalui kemitraan di ASEAN.

“Untuk Indonesia sesuai arahan Presiden Joko Widodo, kami ingin mengembangkan produk pertanian sesuai dengan spatial advantages wilayah di Indonesia. Pengembangan ini kami lakukan dengan model Inclusive Closed-Loop, yaitu ekosistem melalui peran multi-pihak yang membantu petani dalam mendapatkan akses yang dibutuhkan,” ujar Arif.

ASEAN-BAC pada tahun ini membawa program Inclusive Closed- Loop Model untuk produk pertanian. Di Indonesia, program ini  telah diimplementasikan di beberapa tempat dan komoditas. Contohnya di Garut, petani hortikultura di satu koperasi mampu mencapai total produktivitas panen hortikultura sebesar 35,9 ribu kilogram per hektar, meningkat produktivitas sekitar 12-15% melalui model ini.

“Model ini ingin akan kita integrasikan di seluruh ASEAN. Negara seperti Filipina telah menerapkan model yang sama untuk mentransformasi pertanian pada komoditas pertanian primer seperti padi, kelapa, tembakau, kopi, kakao, tebu, dan lainnya dalam program Kapatid Angat Lahat Agri Program (KALAP). Bayangkan jika seluruh ASEAN mampu mengadopsi model pertanian seperti ini,” tutup Arif.

Berita Terkait

PLN EPI, PLN UID Jatim dan PLN UP3 Banyuwangi Wujudkan Mimpi Warga Banyuwangi Nikmati Terang Lewat Program Light Up The Dream
Inovasi dari Lapangan: Cerita di Balik NGIDE Hakaaston 2025
OJK Sempurnakan Aturan: Nomenklatur SEOJK Jadi PADK
Dana Deposito Pemda Rugikan Rakyat, Hasan Basri: Manfaatkan untuk Pembangunan
Kolaborasi BNI-Badan Bank Tanah Percepat Pembangunan Nasional
PLN EPI dan Farmindo Multi Dimensi Kolaborasi Kembangkan Pengelolaan Limbah Jadi Energi Bersih
Livin’ Fest Medan 2025 Resmi Dibuka, Wadah Sinergi UMKM dan Sektor Produktif oleh Bank Mandiri
Dorong Pertumbuhan Investasi, PLN-BKPM Perkuat Kolaborasi di Sektor Ketenagalistrikan

Berita Terkait

Sunday, 26 October 2025 - 18:08 WIB

PLN EPI, PLN UID Jatim dan PLN UP3 Banyuwangi Wujudkan Mimpi Warga Banyuwangi Nikmati Terang Lewat Program Light Up The Dream

Sunday, 26 October 2025 - 01:56 WIB

Inovasi dari Lapangan: Cerita di Balik NGIDE Hakaaston 2025

Friday, 24 October 2025 - 12:36 WIB

OJK Sempurnakan Aturan: Nomenklatur SEOJK Jadi PADK

Friday, 24 October 2025 - 10:44 WIB

Dana Deposito Pemda Rugikan Rakyat, Hasan Basri: Manfaatkan untuk Pembangunan

Thursday, 23 October 2025 - 18:31 WIB

Kolaborasi BNI-Badan Bank Tanah Percepat Pembangunan Nasional

Berita Terbaru