DAELPOS.com – R. Haidar Alwi, tokoh toleransi Indonesia sekaligus pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, dikenal sebagai sosok yang menggali makna spiritualitas secara holistik, jauh melampaui batas-batas konvensional. Dalam pemikirannya, ia menegaskan bahwa hubungan sosial, seperti pertemanan, tidak bisa dianggap sepele.
Persahabatan merupakan salah satu bentuk interaksi manusia yang memiliki dimensi spiritual dan berkontribusi besar pada keseimbangan emosi, kebahagiaan, dan harmoni hidup.
Dalam pandangan Haidar Alwi, spiritualitas bukan sekadar aktivitas ritual keagamaan, seperti membaca kitab suci tanpa memahami maknanya. Sebaliknya, spiritualitas sejati mencakup semua aspek kehidupan mulai dari piknik bersama teman, berbincang hangat, hingga merasakan getaran semesta dalam alunan musik.
Ia menekankan bahwa musik dan bunyi bukanlah ciptaan manusia, melainkan manifestasi dari getaran semesta yang menghubungkan jiwa manusia dengan alam.
Perspektif Filosofis: Spiritualitas Holistik
Filosofi Haidar Alwi dapat ditafsirkan melalui pendekatan holisme, yaitu pandangan bahwa seluruh aspek kehidupan saling terkait dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Dalam konteks ini, spiritualitas adalah upaya mencapai harmoni, baik secara internal dalam diri manusia maupun eksternal dengan sesama dan alam.
Konsep “merasa sebelum terasa,” yang disampaikan Haidar Alwi, merupakan ekspresi dari empati yang mendalam, kemampuan merasakan penderitaan orang lain sebelum mereka mengungkapkannya. Dalam istilah filsafat, ini merujuk pada compassionate understanding atau pengertian berbasis belas kasih.
Haidar Alwi juga mengkritik rigiditas pemahaman agama yang kerap menghalangi harmoni. Ia menyerukan toleransi sebagai fondasi sosial, di mana manusia tidak hanya saling memahami tetapi juga saling menghormati.
Harmoni, menurut Haidar Alwi,bukan sekadar konsep estetika, melainkan esensi spiritual yang harus diwujudkan dalam hubungan antar manusia.
Persahabatan Haidar Alwi dengan Jenderal Listyo Sigit Prabowo
Sebagai tokoh yang menjunjung tinggi nilai-nilai harmoni dan toleransi, Haidar Alwi membangun hubungan erat dengan berbagai figur nasional, termasuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Persahabatan mereka mencerminkan visi bersama tentang pentingnya stabilitas sosial melalui pendekatan humanis.
Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dengan gaya kepemimpinan yang inklusif, telah menunjukkan komitmen terhadap toleransi dan keadilan sosial. Dalam pendekatan Haidar Alwi dan jenderal Listyo prabowo, pertemanan bukan hanya hubungan personal, tetapi juga sarana memperkuat visi harmoni di tengah masyarakat yang plural.
Hubungan persahabatan ini mengajarkan bahwa kolaborasi lintas sektor antara tokoh spiritual seperti Haidar dan pemimpin institusi negara seperti kapolri jenderal Listyo Sigit Prabowo, dapat menjadi kekuatan transformatif dalam merajut kebhinekaan.
Harmoni dan Toleransi: Misi Bersama
Melalui Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, Haidar Alwi mengkampanyekan pentingnya harmoni dan toleransi sebagai pondasi kehidupan bermasyarakat. Haidar Alwi menentang keras tindakan intoleran yang mengatasnamakan agama, seperti kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia.
Dalam hal ini, Haidar Alwi menggemakan nilai-nilai universal tentang cinta kasih dan penghormatan terhadap kehidupan, yang juga menjadi bagian dari filosofi kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Mengutip Al-Qur’an, Haidar menegaskan bahwa Tuhan meliputi seluruh semesta raya, sehingga manusia sejatinya terhubung oleh jiwa yang sama meskipun berbeda tubuh. Filosofi ini mengingatkan kita pada gagasan oneness dalam filsafat Timur, yaitu kesadaran akan kesatuan segala sesuatu sebagai manifestasi Ilahi.
Menyulam Harmoni, Merawat Kehidupan.
Haidar Alwi mengajak masyarakat untuk melampaui sekadar ritual formal menuju spiritualitas holistik yang mencakup empati, toleransi, dan penghormatan terhadap perbedaan.
Dengan bersahabat dan berkolaborasi dengan tokoh seperti Jenderal Listyo Sigit Prabowo, ia membuktikan bahwa harmoni dapat diraih melalui hubungan manusiawi yang tulus dan visi bersama untuk merawat kebinekaan.
Dalam kata-katanya, “Jangan hanya berdoa untuk kelompokmu saja, tetapi berdoalah untuk seluruh makhluk: Rahayu sagung dumadi, semoga semua makhluk berbahagia.”
Sebuah pesan yang mengingatkan kita bahwa spiritualitas sejati adalah tentang cinta, keselarasan, dan keberkahan yang menyentuh setiap aspek kehidupan.