“Indonesia menyambut baik kesempatan berharga ini untuk memperkuat kerja sama bilateral dalam isu ekonomi hijau. Kami mengakui kepemimpinan Selandia Baru dalam sektor ekonomi hijaudan melihat pertemuan ini sebagai platform untuk berbagi pengalaman, menyelaraskan prioritas, dan mengeksplorasi potensi kerja sama lebih lanjut,” jelas Wamendag Roro.
Dalam pertemuan ini, Wamendag Roro menyampaikan beberapa hal terkait komitmen Indonesia di isu iklim duniauntuk menciptakan ekonomi hijau. Lebih lanjut, Wamendag Roro menjelaskan target Indonesia pada Nationally Determined Contribution(NDC)2023 adalah pengurangan emisi sebesar 31,89 persen (tanpa syarat) dan 43,2 persen (dengan dukungan internasional) pada 2030.
Di samping itu, Indonesia berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emissions(NZE) paling lambat pada 2060. Komitmen ini merupakan bagian penting dari upaya Indonesia untuk menjadi negara ekonomi maju. “Indonesia juga sedang melakukan finalisasi Rancangan Undang-undang Energi Baru Energi Terbarukan (RUU EBET) untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan,” terang Wamendag Roro.
Lebih lanjut, Wamendag Roro menerangkan, bahwa saat ini, Indonesia memiliki beberapa strategi dalam melakukan transisi energidan ekonomi hijaudi antaranya dengan diversifikasi energi, adopsi kendaraan listrik di sektor transportasi, mekanisme penetapan harga dan pembiayaan karbonserta mempraktekkan perdagangan hijau. “Transisi energi diharapkan dapat sepenuhnya terwujud pada 2030. Kami berharap, Selandia Baru dapat menjadi mitra kolaboratif dalam mewujudkan target tersebut,” ungkap Wamendag Roro.
Dalam pertemuan ini, Wamendag Roro juga mengundang Selandia Baru untuk meningkatkan kerjasama dan berinvestasi untuk mendorong ekonomi hijau dan perdagangan yang berkelanjutan di Indonesia. Menurutnya, kedua negara memiliki keunggulan komparatif dan juga kepentingan bersama, mengingat posisi geologis keduanya yang berada di wilayah rantai cincin api.