daelpos.com – Upaya memperlancar mobilitas dan aktivitas ekonomi warga Bekasi diakselerasi lewat dukungan pembangunan Akses Jalan Desa dari Hutama Karya. Melalui Tim Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), bantuan disalurkan ke empat titik prioritas—Desa Karang Asih, Desa Sumber Jaya, Desa Kedung Kole, dan Perum Mega Regency—agar konektivitas harian warga makin efisien.
Kegiatan Serah Terima dilakukan pada Selasa (18/11) secara simbolis oleh Tim TJSL Hutama Karya kepada masing-masing Ketua RT/RW di wilayah setempat, dengan turut disaksikan langsung oleh perwakilan warga. Adapun pemilihan titik lokasi bantuan didasarkan pada hasil survei lapangan oleh Tim TJSL serta proposal pengajuan dari masing-masing desa.
Secara keseluruhan, pembangunan di empat titik tersebut mencakup total panjang jalan sekitar 550 meter, meliputi Perum Mega Regency, Desa Karang Asih, Desa Karang Mekar, dan Desa Sumberjaya. Pada beberapa lokasi, pekerjaan juga melibatkan tenaga kerja warga setempat secara swadaya dengan pendampingan dari tim teknis untuk memastikan kualitas dan waktu pelaksanaan yang tepat.
Pada kesempatan terpisah, Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Mardiansyah menyampaikan bahwa dukungan ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan Hutama Karya untuk berkontribusi terhadap perkembangan aksesibilitas warga, perputaran ekonomi domestik, dan akses menuju fasilitas umum lainnya.
Pembangunan Akses Jalan Desa ini pada dasarnya memang diprioritaskan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur esensial yang menunjang aktivitas sosial, ekonomi,, dan jalur sekolah masyarakat. “Sebagai warga, kami senang sekali melihat jalannya sekarang lebih enak dilewati. Biaya angkut jadi lebih ringan, dan anak-anak bisa berangkat sekolah dengan rasa aman,” tutur Rudi Hartono (40), warga Desa Sukaragam.
Inisiatif ini mencerminkan keselarasan langkah perusahaan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya pada SDGs 9 Industry, Innovation, and Infrastructure (Infrastruktur, Industri, dan Inovasi) serta SDGs 11 Sustainable Cities and Communities (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan). Melalui peningkatan aksesibilitas dan keselamatan konektivitas warga desa, program ini tidak hanya memperkuat infrastruktur lokal, tetapi juga mendukung visi Asta Cita pemerintah dalam pemerataan pembangunan dan ekonomi wilayah dengan membuka akses mobilitas harian, melancarkan distribusi hasil tani, hingga mempermudah akses pendidikan.
“Harapannya, ketersediaan infrastruktur yang memadai dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, memperkuat penyerapan produk lokal, menurunkan hambatan distribusi, dan mempercepat roda perekonomian desa serta permukiman menjadi semakin dinamis.” tutup Mardiansyah.








