daelpos.com – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus melakukan percepatan pemulihan konektivitas jalan nasional di Provinsi Aceh pascabencana banjir bandang dan tanah longsor. Percepatan penanganan ini merupakan bagian dari arahan langsung Presiden Prabowo Subianto agar seluruh unsur pemerintah bergerak cepat, terpadu, dan responsif dalam penanganan bencana di Pulau Sumatera.
Kementerian PU telah mengerahkan dan mengalihkan alat berat dari sejumlah proyek infrastruktur untuk mempercepat pembukaan akses jalan di Aceh guna menjaga distribusi logistik serta mencegah risiko sosial.
“Pascabencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, pembukaan kembali jalur transportasi menjadi prioritas utama sebelum pemerintah berbicara lebih jauh mengenai tahap rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur,” kata Menteri PU Dody Hanggodo.
Berdasarkan laporan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh, Ditjen Bina Marga Kementerian PU hingga 3 Desember 2025, sejumlah ruas strategis yang sebelumnya terputus akibat banjir dan longsor kini telah kembali terhubung dan fungsional.
Sejumlah ruas jalan nasional yang telah berhasil dipulihkan dan dapat dilalui antara lain ruas Banda Aceh–Meureudu yang kini kembali terhubung. Ruas Batas Kota Lhokseumawe–Kota Langsa juga sudah dapat dilalui, dengan pembersihan sedimen yang terus dilakukan di lapangan.
Selanjutnya, ruas Kota Langsa–Kota Kuala Simpang telah tertangani dari endapan material banjir. Ruas Kota Kuala Simpang–Batas Provinsi Sumatera Utara per 3 Desember 2025 sudah dapat dilalui oleh seluruh jenis kendaraan. Saat ini masih dilanjutkan pembersihan dengan dukungan alat berat berupa 4 unit excavator backhoe, 2 unit wheel loader, dan 2 unit motor grader.
Kemudian ruas Kota Kutacane–Batas Provinsi Sumatera Utara kini juga telah kembali dapat dilalui. Ruas Genting Gerbang–Celala–Batas Aceh Tengah/Nagan Raya yang berada di wilayah dataran tinggi saat ini telah terhubung untuk kendaraan roda dua. Sementara itu, ruas Simpang Uning–Uwaq–Blangkejeren juga telah terbuka bagi kendaraan roda dua dan tengah dipersiapkan agar segera dapat dilalui kendaraan roda empat.
Pemulihan akses dan penanganan dampak bencana juga dilakukan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I di Kabupaten Aceh Tamiang. Saat ini, akses Aceh Tamiang juga telah kembali tembus untuk mendukung kelancaran distribusi bantuan logistik serta mobilitas warga menuju pusat-pusat pelayanan kebutuhan dasar.
BWS Sumatera I telah mengerahkan dua unit alat berat, terdiri atas satu unit excavator dan satu unit wheel loader, yang difokuskan untuk membersihkan lumpur serta sampah di badan jalan dan saluran drainase. Selain dukungan peralatan, BWS Sumatera I juga telah menyalurkan bantuan sembako bagi masyarakat terdampak.
Kementerian PU memastikan akan terus memantau perkembangan situasi dan melakukan penyesuaian langkah operasional sesuai dengan kebutuhan di lapangan, hingga kondisi akses dan lingkungan di Aceh Tamiang benar-benar pulih dan aktivitas masyarakat kembali normal.
Selain sejumlah ruas sudah dapat dilalui, Kementerian PU juga terus melakukan penanganan sejumlah ruas yang sebelumnya putus antara lain ruas Meureudu–Batas Pidie Jaya/Bireuen, Bireuen–Bener Meriah, Bireuen–Aceh Tengah, Gayo Lues–Kutacane, Aceh Tengah–Nagan Raya, serta Geumpang–Pameue–Simpang Uning,
Penanganan dilakukan melalui pemasangan jembatan bailey, penimbunan oprit, pengalihan arus sungai, serta pembukaan jalur darurat. Saat ini pekerjaan konstruksi masih dalam tahap akhir dengan target penyelesaian bertahap pada rentang waktu 8 hingga 17 Desember 2025. Diharapkan pulihnya akses secara bertahap ini dapat mempermudah distribusi logistik dan bantuan serta menghidupkan kembali mobilitas masyarakat dan aktivitas perekonomian di wilayah terdampak. (*)








