daelpos.com – Bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah daerah di Sumatra Utara, Aceh, dan Sumatra Barat yang terjadi sejak akhir November lalu, menjadi fokus Aksi Cepat Tanggap Bencana PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) melalui program HK Peduli. Hutama Karya setelah sebelumnya memberitakan memberikan bantuan logistik dan alat berat di Sumatra Barat, kali ini mengirimkan berbagai bantuan di sekitar Ruas Tol Binjai–Langsa, Medan, Deli Serdang, Tebing Tinggi, Kuala Tanjung, Sibolga, Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bireuen dan beberapa titik pengungsian di Aceh dalam bentuk pengoperasian posko, penyaluran logistik, mobilisasi alat berat, dan infrastruktur darurat untuk membantu pemulihan warga.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Mardiansyah menyampaikan bahwa langkah perusahaan ini berangkat dari rasa persatuan kebangsaan sehingga peduli terhadap kondisi warga yang terdampak bencana. Hal ini sejalan dengan peran BUMN yang didorong Danantara untuk hadir cepat di tengah bencana. “Lewat program HK Peduli, Hutama Karya berupaya mempercepat pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, dan mempercepat pemulihan akses sehingga aktivitas transportasi segera dapat lancar kembali,” terangnya.

Kehadiran HK Peduli di Sumatra Utara dan Aceh
Bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra mendorong pemerintah dan jaringan BUMN menyusun pembagian peran untuk memperkuat penanganan bencana. Di Sumatra Utara, bantuan diberikan di Kabupaten Langkat, Medan, Deli Serdang, Kota Tebing Tinggi, Kuala Tanjung, Sibolga, Tapanuli Tengah. Di Aceh, perhatian diarahkan ke Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bireuen, dan Kecamatan Peudada, serta ke daerah yang diarahkan oleh pihak provinisi ke sejumlah titik pengungsian yang terdampak banjir dan longsor.
Selain penyaluran bantuan di permukiman warga, Hutama Karya juga mengoptimalkan proyek infrastruktur di sekitar lokasi bencana agar dapat diutilisasi untuk kepentingan kemanusiaan. Berkoordinasi dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), dari proyek Tol Sigli–Banda Aceh, Hutama Karya mengoperasikan secara fungsional Jalan Tol Sigli–Banda Aceh Seksi 1 (Padang Tiji–Seulimeum) mulai Sabtu (6/12/2025) hingga Minggu (4/1/2026) untuk mendukung kelancaran distribusi bantuan kemanusiaan dan pergerakan kendaraan tanggap darurat.
Posko dan Layanan Dasar di Langkat
Sebagai pusat penanganan awal di Sumatra Utara, Hutama Karya juga mengutilisasi fasilitas pelayanan perusahaan di sekitar lokasi bencana. Hutama Karya mengoperasikan posko evakuasi di Rest Area KM 41 B Ruas Tol Binjai–Langsa, Kabupaten Langkat sejak terjadinya bencana pada 26 November yang dibuka hingga 5 Desember 2025 lalu, sesuai dengan kondisi tempat tinggal para korban yang mulai kondusif. Posko yang dilengkapi aula, tujuh dapur umum, ruang kesehatan, ruang laktasi, serta sarana kamar mandi terpisah untuk laki‑laki dan Perempuan ini menampung ratusan pengungsi dari desa sekitar.
Operasional posko dijalankan bersama BPBD, TNI/Polri, serta unsur pemerintah daerah, dengan jadwal pembersihan fasilitas umum tiga kali sehari untuk menjaga sanitasi. Tim medis gabungan melakukan pemeriksaan kesehatan dasar, pemantauan kondisi pengungsi, dan dukungan obat-obatan yang disesuaikan dengan kebutuhan, dan rujukan ke fasilitas kesehatan terdekat bila diperlukan. Dari posko ini, Hutama Karya bersama entitas Anak Perusahaan seperti PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI), PT Hakaaston (HKA), PT Hutama Marga Waskita (Hamawas), dan PT Hutama Panorama Sitinjau Lauik (HPSL) menyalurkan bahan pokok, pakaian layak pakai, selimut, perlengkapan bayi, serta paket kebersihan keluarga. Penyaluran dilakukan bertahap mengikuti data jumlah pengungsi aktif dan koordinasi dengan posko resmi di wilayah sekitar Ruas Tol Binjai–Langsa, Kabupaten Langkat.
Bantuan Logistik di Aceh
Sejak akhir November lalu, HK Peduli menyalurkan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi ke masing-masing Desa terdampak di Aceh. Pada hari Kamis (4/12), Hutama Karya menyerahkan bantuan kemanusiaan kepada Pemerintah Desa Tijien Husein, Kecamatan Ulim, Kabupaten Pidie Jaya dan Desa Meunasah Pulo, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen. Penyerahan bantuan dilakukan oleh Project Director Jalan Tol Ruas Sigli – Banda Aceh Hutama Karya, Slamet Sudradjat dan diterima langsung oleh Keuchik Desa Tijien Husein, Kecamatan Ulim, Kabupaten Pidie Jaya, Nasruddin HJZ dan Keuchik Desa Meunasah Pulo, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, Hamdani.
Untuk skala provinsi, Hutama Karya melalui unit terkait mendistribusikan ratusan bahan pokok, kasur lipat, selimut, dan kebutuhan harian lainnya yang dikirimkan melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWS) I. Perlengkapan ini memperkuat kapasitas posko di beberapa kabupaten, sehingga pengungsi memiliki alas tidur yang layak selama masa pemulihan. Selain itu, perusahaan menyiapkan dukungan jembatan bailey sebagai infrastruktur pembangunan darurat dan alat berat di beberapa titik akses sesuai koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh untuk pemulihan kondisi.
Suara Warga dari Langkat dan Pidie Jaya
Di sekitar Ruas Tol Binjai–Langsa, salah satu pengungsi, Ahmad Syarif (38), warga Desa Harapan Makmur, menceritakan bagaimana air yang naik menjelang dini hari membuat ia dan keluarganya harus segera mengungsi dengan membawa barang seadanya. “Kami bangun‑bangun air sudah hampir masuk ke tempat tidur, jadi tidak sempat selamatkan banyak barang, yang penting anak‑anak dulu,” ujarnya. Ia berharap dukungan alat berat, jembatan darurat, dan perbaikan akses jalan yang sedang diupayakan dapat segera memulihkan konektivitas antardesa, sehingga anak‑anak dapat kembali bersekolah dan kegiatan ekonomi perlahan pulih.
Sementara itu, seorang penerima bantuan di Pidie Jaya, Nur Aini (34), warga Kecamatan Meureudu, menyampaikan bahwa paket bantuan dari Hutama Karya yang disalurkan melalui HK Peduli membantu menjaga kebutuhan harian keluarganya di tengah ketidakpastian kapan bisa kembali ke rumah. “Setidaknya kami tidak terlalu khawatir soal makan anak dan kebutuhan sehari‑hari di posko, sekarang yang kami tunggu jalan dan jembatan bisa cepat normal supaya ekonomi di kampung hidup lagi,” jelasnya.








