BI Tolak Mentah-mentah Usul Cetak Uang Rp600 T dari DPR

Wednesday, 6 May 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengusulkan Bank Indonesia (BI) dan pemerintah untuk mencetak uang hingga Rp 600 triliun. DPR menyebut langkah cetak uang sebagai cara penyelamatan ekonomi akibat dampak COVID-19 yang terjadi saat ini.

Menanggapi hal tersebut Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan bagaimana cara bank sentral dalam melakukan kebijakan dan operasi moneter.

“Sekarang kita mendengar ada sejumlah pandangan, untuk mengatasi COVID-19 ini BI cetak uang saja. Kemudian dikucurkan ke masyarakat dan tidak usah khawatir inflasi. Ini mohon ya, pandangan-pandangan itu tidak sejalan dengan praktik moneter yang lazim. Mohon maaf nih, supaya masyarakat tidak tambah bingung,” kata Perry dalam video conference, Rabu (6/5/2020).

Dia menjelaskan BI tidak akan melakukan pencetakan uang karena bukan praktik kebijakan moneter. “Masyarakat ini sudah diberikan pemahaman dan pandangan BI cetak uang mohon deh, itu bukan praktik kebijakan moneter, juga tidak akan dilakukan oleh BI,” jelas dia.

Perry menjelaskan saat ini jenis uang terdiri dari uang kartal dan giral. Uang kartal merupakan uang kertas dan logam yang ada di dompet masyarakat. Sedangkan uang giral uang yang berada di sistem perbankan seperti di dalam rekening giro, deposito, rekening bank dan saat ini juga ada uang elektronik.

Baca juga: Inflasi Mengancam Jika BI Cetak Uang Rp 600 T, Ini Solusi DPR

Dalam mengedarkan uang, BI melakukan kegiatan tersebut sesuai dengan Undang-undang mata uang. Mulai dari perencanaan, pencetakan, pemusnahan uang dan selalu dikoordinasikan dengan Kementerian Keuangan.

Selain itu proses tersebut selalu menggunakan tata kelola yang baik dan selalu diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pengedaran selalu dilakukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dan selalu ada dalam sistem keuangan baik penarikan maupun penyetoran.

See also  Menteri Investasi Bahlil Pastikan Pembangunan Proyek Kawasan Industri Pupuk di Papua Barat

Misalnya jika masyarakat membutuhkan uang maka dilakukan penarikan dari rekening bank, jika berlebih disetorkan ke bank. Jika bank berlebih maka akan disetor ke BI. Inilah yang disebut proses pengedaran uang.

“Nggak ada pengedaran uang di luar ini. Eh BI cetak uang saja terus kasih ke masyarakat. Ya ora ono kuwi, nggak ada itu. Jadi jangan punya pikiran macam-macam. Jadi mohon lebih baik jangan tambah kebingungan masyarakat. Seperti bilang BI cetak uang saja untuk menangani COVID. Proses pengedaran uang sudah ada,” jelas dia. (*)

Berita Terkait

Livin’ Fest 2025 Surabaya: Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif
Sinergi Pertamina dan GIZ : Langkah Nyata Tingkatkan Komitmen Keberlanjutan
PLN Icon Plus Ambil Bagian dalam Penanaman Mangrove untuk Pemulihan Ekosistem Pesisir
PLN Icon Plus Salurkan Bantuan kepada Warga Terdampak Banjir di Bireuen
Gerak Cepat dan Sigap, PLN Icon Plus Optimalkan Infrastruktur Komunikasi Pesisir Selatan
PLN Icon Plus Siapkan Talenta Muda Lewat Pelatihan Konversi Motor Listrik di Kutoarjo
Stok dan Distribusi LPG 3 Kg Dipastikan Aman Selama Nataru
Yulian Gunhar Ajak Masyarakat Palembang Wujudkan Nilai Empat Pilar dengan Menjaga Lingkungan

Berita Terkait

Thursday, 11 December 2025 - 16:49 WIB

Livin’ Fest 2025 Surabaya: Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Wednesday, 10 December 2025 - 17:10 WIB

Sinergi Pertamina dan GIZ : Langkah Nyata Tingkatkan Komitmen Keberlanjutan

Tuesday, 9 December 2025 - 22:58 WIB

PLN Icon Plus Ambil Bagian dalam Penanaman Mangrove untuk Pemulihan Ekosistem Pesisir

Tuesday, 9 December 2025 - 22:50 WIB

PLN Icon Plus Salurkan Bantuan kepada Warga Terdampak Banjir di Bireuen

Tuesday, 9 December 2025 - 22:49 WIB

Gerak Cepat dan Sigap, PLN Icon Plus Optimalkan Infrastruktur Komunikasi Pesisir Selatan

Berita Terbaru

Ekonomi - Bisnis

Livin’ Fest 2025 Surabaya: Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Thursday, 11 Dec 2025 - 16:49 WIB