Krisis Iklim Menuntut Perubahan Perguruan Tinggi

Wednesday, 15 July 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Menghadapi krisis iklim, pola pengabdian masyarakat di Perguruan Tinggi saat ini sudah tidak mencukupi, perlu perubahan mendasar dalam implementasi Tri Dharma. Pengabdian masyarakat saatnya memiliki bobot yang sama dengan unsur pendidikan dan penelitian, demikian disampaikan Mahawan Karuniasa saat menutup Webinar Nasional 4.1 APIK Indonesia Network. Acara Seminar Nasional tersebut diselenggarakan secara rutin setiap tahun oleh Jaringan Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia (APIK Indonesia Network) untuk membahas perkembangan situasi aksi dan riset terkini perubahan iklim di Indonesia. Khusus tahun ini atau Seminar Nasional ke 4 diselenggarakan dalam jaringan bekerjasama dengan Environment Institute pada Selasa dan Rabu, tanggal 14-15 Juli 2020.

Krisis iklim semakin nyata, belum lama, World Economic Forum (WEF) dalam kicauannya menginformasikan kutub selatan memanas tiga kali lebih cepat dari rata-rata. Sebelumnya World Meteorological Organization (WMO) juga menyampaikan suhu Lingkar Arktik pada akhir Juni 2020 mencapai positif 38 derajad Celsius. Krisis iklim apalagi dengan pandemi Covid-19 saat ini membutuhkan respon cepat dan akurat dari berbagai pihak termasuk Perguruan Tinggi

Berbagai penelitian telah banyak dilakukan, namun dalam hal relevansinya dengan kebutuhan di lapangan dan kecepatan untuk sampai di masyarakat agar terwujud menjadi manfaat, sangat perlu ditingkatkan. Rendahnya nilai unsur pengabdian masyarakat dalam Tri Dharma, menjadi salah satu hambatan peran Perguruan Tinggi, ungkap Mahawan, Ketua Umum APIK Indonesia Network dan Direktur Environment Institute.

Hadir dalam acara tersebut Nur Masripatin, Penasehat Senior Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, juga menyampaikan perlunya tatanan baru pengendalian perubahan iklim, mempertimbangkan pandemi Covid-19 yang membongkar berbagai prediksi dan asumsi pembangunan nasional. Webinar Nasional yang mengusung tema Tatanan Baru Pengendalian Perubahan Iklim Pascapandemi Covid-19 dihadiri perwakilan dari seluruh Region APIK Indonesia Network, yaitu dari Region Papua, Maluku, Bali-Nusatenggara, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, dan Jawa. Pada kesempatan tersebut juga hadir Direktur Mitigasi KLHK, Emma Rachmawati, yang menyampaikan perkembangan aksi iklim dan optimisme pencapaian target Indonesia dalam memenuhi komitmen Paris Agreement.

See also  Kolaborasi Garuda dan Pokemon Hadirkan Pengalaman Terbang yang Unik ke Indonesia

Berita Terkait

Komisi V Siap Bantu Kemendes Tingkatkan Anggaran Biayai Program Prioritas
Prabowo Dorong BRICS Jadi Motor Kerja Sama Ekonomi Selatan Global
Warga Diminta Waspada, Pemprov DKI Jakarta Gerak Cepat Tangani Banjir
Mengabdi di Laut, PIS & doctorSHARE Hadirkan Rumah Sakit Kapal Layani Masyarakat 3T di Papua
Bantuan Hutama Karya Group Dongkrak Kualitas Pendidikan Santri di Tasikmalaya
Sarasehan KNPI, Mendes Yandri Ajak Pemuda Kerja Nyata Bangun Desa
Sinergi Pemerintah Siapkan Strategi Inklusi Keuangan Digital untuk Perlinsos
Mendes Yandri: Program Jaga Desa Kolaborasi Besar Wujudkan Asta Cita ke-6

Berita Terkait

Monday, 7 July 2025 - 21:11 WIB

Komisi V Siap Bantu Kemendes Tingkatkan Anggaran Biayai Program Prioritas

Monday, 7 July 2025 - 18:33 WIB

Warga Diminta Waspada, Pemprov DKI Jakarta Gerak Cepat Tangani Banjir

Saturday, 5 July 2025 - 18:15 WIB

Mengabdi di Laut, PIS & doctorSHARE Hadirkan Rumah Sakit Kapal Layani Masyarakat 3T di Papua

Saturday, 5 July 2025 - 15:34 WIB

Bantuan Hutama Karya Group Dongkrak Kualitas Pendidikan Santri di Tasikmalaya

Friday, 4 July 2025 - 20:53 WIB

Sarasehan KNPI, Mendes Yandri Ajak Pemuda Kerja Nyata Bangun Desa

Berita Terbaru

Daerah

DPD RI Gelar FGD Susun RUU Pengelolaan Perubahan Iklim

Monday, 7 Jul 2025 - 21:20 WIB