DAELPOS.com – Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri mengajak anak-anak muda Indonesia memiliki semangat juang atau fighting spirit. Hanya dengan semangat juang, Indonesia bisa menjadi bangsa maju seperti yang dicita-citakan Proklamator RI Bung Karno.
Megawati menyampaikan hal tersebut dalam acara sarasehan nasional ‘Indonesia Muda Membaca Bung Karno’ yang disiarkan daring lewat Youtube Megawati Institute, Selasa (29/6/2021).
“Satu yang harus diingat oleh anak muda siapa pun dia, harus punya fighting spirit, tanpa fighting spirit maka kita tidak akan menjadi bangsa yang besar,” kata Megawati.
Ketua Umum juga pernah berpesan kepada Presiden Joko Widodo untuk tidak memanjakan generasi milenial. Dia menilai hal itu sebagai bentuk tantangan untuk maju dengan berdiri di kaki sendiri.
Putri Bung Karno itu menyatakan, dirinya lahir pada 1947 dan mengalami sedikit masa perjuangan kemerdekaan RI. Megawati juga menanamkan dalam diri pentingnya semangat juang.
“Saya mengatakan bahwa salah satu yang penting buat anak muda, jangan lupa jadi diri kalian. Jadi untuk mengetahui jati diri kalian sebetulnya gampang, jangan lupa sejarah bangsa,” kata dia.
Dia juga mengisahkan bahwa Bung Karno pada masa Orde Baru karena persoalan politik, pernah sampai ingin ditiadakan dari sejarah bangsa.
Namun, Megawati menyatakan Bung Karno melalui ide dan pemikirannya, terus hidup di berbagai zaman. Belajar dari fenomena itu, Megawati menilai sudah pantas anak muda untuk mempelajari pikiran Bung Karno.
“Saya juga pengikut pikiran beliau atau yang disebut ajaran-ajaran dari Bung Karno yang menurut saya logis, realistis, dan melampaui zamannya,” ucap Mega.
Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ini juga mengatakan Bung Karno didampingi Bung Hatta terus berjuang agar Indonesia lepas dari penjajahan. Kedua tokoh itu berhasil memproklamasikan kemerdekaan RI.
Megawati tidak bisa membayangkan Indonesia seperti Palestina yang hingga saat ini belum merdeka.
“Coba kalian pikirkan sebuah negara, Palestina, hari ini belum menikmati kemerdekaannya. Nah, bisa dibayangkan tidak kalau kalian tinggal di Indonesia, ini adalah negeri kita, lalu tidak bisa merasakan rasa kemerdekaan itu. Makanya saya selalu kalau mau pidato, saya bilang merdeka dan itu spontan,” kata dia.
Dengan semangat juang, lanjut Megawati, anak muda bisa membantu rakyat-rakyat kecil di pelosok daerah yang kurang mendapat akses ke pasar global.
Dia juga mengajak milenial untuk menggandeng rakyat-rakyat kecil agar bisa mandiri. Megawati menyebutkan kini dalam usia 74 tahun pun, dia tetap memegang teguh fighting spirit.
“Yang diutamakan dari anak negeri ini adalah fighting spirit. Supaya apa? Supaya kita dapat menolong rakyat Indonesia. Itu grassroot kita,” tandasnya.
Mengajak perempuan berani berpolitik
Megawati juga menilai kelompok perempuan di Indonesia masih menganggap berpolitik merupakan hal tabu. Dia menyayangkan hal itu, karena menurut dia berpolitik itu sesederhana mempertanyakan hal-hal yang dekat di kehidupan sehari-hari.
“Politik itu, apalagi kaum perempuannya, suka merasa tabu berpolitik, padahal saya bilang, kalau berbicara harga cabai, itu berpolitik,” kata Megawati.
“Politik itu sebetulnya gampangnya pertanyaan, why. Why begini why begitu, mengapa begini mengapa begitu, maunya begini maunya begitu, that is politic. Gampang saja, enggak usah pakai ilmu-ilmu dulu, itu bahasa rakyat saya,” ujar Megawati.
Oleh karena itu, Megawati mengajak agar kelompok perempuan berani berpolitik. Bahkan, ia menyebut para perempuan semestinya mencontoh dirinya yang memangku sejumlah jabatan di dunia politik. Menurut Mega, jika dirinya bisa menjadi presiden, wakil presiden, ketua umum partai, serta anggota DPR, maka perempuan yang lain pun bisa mengikuti jejaknya.
“Jadi ibu-ibu please, tolong kaum perempuan itu, saya ingin, nah kalau saya bilang begini nanti yang enggak seneng sama saya bilang, ‘bu itu muji-muji diri sendiri’, no. Contoh saya, seorang perempuan bisa jadi presiden, wakil presiden, tiga kali (anggota) DPR, ketua umum partai sampai sekarang,” kata Mega.
Selain itu, Ketua Umum Megawati juga menyayangkan masih adanya praktik kekerasan dalam rumah tangga dari suami kepada istrinya. Dia mengaku pusing melihat berita-berita di televisi yang mengabarkan ada anak dibunuh oleh orangtuanya atau anak yang membunuh orangtuanya.
“Jadi kaum perempuan, aduh, kadang-kadang kita sendiri membuat kaum perempuan menjadi terhina. Bayangkan, kok mau ya digampar sama suami? Kalau saya sih enggak mau,” kata.
Dia meminta agar suami atau pihak laki-laki dapat menghormati perempuan atau pihak istri.
“Jadi jangan takut kaum perempuan itu. Nah lakinya juga nurut dong, karena nggak mungkin kalau ada matahari ada bulan, kalau ada ibu ada bapak, kalau ada istri ada suami, itu siapa pemberian kata-kata itu? Gusti Allah,” ucap Megawati.