Johan Rosihan: Pemerintah Tidak Konsisten Soal Ketahanan Pangan

Wednesday, 17 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan menyesalkan kebijakan anggaran pemerintah dimana setiap tahun alokasi untuk tanaman pangan selalu menurun. Hal ini mengakibatkan turunnya produktivitas tanaman pangan terutama padi dan jagung. Untuk itu secara tegas Johan mendesak pemerintah agar ada kebijakan berupa tambahan anggaran terutama untuk komoditas strategis seperti padi dan jagung.

“Pemerintah tidak konsisten tentang narasi pentingnya ketahanan pangan nasional, yang hanya ada dalam program namun tidak disertai dengan dukungan anggaran yang memadai,” tukas Johan dalam siaran persnya, Selasa (16/11/2021). Ia merinci, sejak 2019 hingga 2022 nanti, anggaran Ditjen Tanaman pangan terus mengalami penurunan, dari Rp5,9 triliun pada 2019 kemudian turun menjadi Rp4,7 triliun pada 2020 dan turun lagi menjadi Rp 3,6 triliun pada 2021 ini serta turun drastis pada 2022 mendatang, hanya sebesar Rp2,1 triliun.

“Saya sesalkan pola anggaran seperti ini karena tanaman pangan merupakan subsector esensial yang membutuhkan support anggaran agar produktivitasnya terjaga demi ketahanan pangan nasional,” tegas politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Johan mengkritik tajam permasalahan ini karena pemerintah tidak konsisten dari sisi perencanaan program dan perencanaan anggaran. Pada RPJMN 2020-2024 melalui indikator pangan dan pertanian dijelaskan setiap tahun harus ada capaian indikator peningkatan ketersediaan pangan hasil pertanian dan pangan secara berkelanjutan, maupun peningkatan kualitas konsumsi dan peningkatan produktivitas  pangan dan kesejahteraan petani.

“Namun perencanaan RPJMN tersebut tidak diwujudkan dengan politik anggaran yang berpihak pada tanaman pangan,” kata Johan. Wakil rakyat dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I ini menjelaskan, konsekuensi dari rendahnya alokasi anggaran tanaman pangan dibanding tahun-tahun sebelumnya pasti berdampak pada rendahnya capaian produksi tanaman pangan dibanding  tahun sebelumnya.

See also  Keren, Pertamina Bawa Pariwisata dan UMKM Binaan Unggulan dalam "DMI 2024 Tourism & Trade Expo" ke Belanda

Ia mencontohkan, kegiatan indeks pertanaman padi yang pada tahun 2021 volumenya sebesar 2,2 juta hektar akan menurun drastis pada tahun 2022 mendatang yang diprediksi hanya berkisar 1,06 juta hektar. “Demikian juga dengan volume produksi jagung pasti akan mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya,” paparnya.

Johan menuturkan, dengan alokasi anggaran yang rendah maka target capaian pun akan diturunkan sesuai dengan kapasitas anggarannya, maka seharusnya pemerintah menjadikan tanaman pangan sebagai prioritas agar cita-cita kemandirian pangan bisa segera terwujud dengan keseriusan dukungan anggaran. 

“Saya berharap pemerintah memberikan kebijakan penambahan alokasi anggaran untuk tanaman pangan, hal ini sangat penting demi cita-cita kedaulatan pangan nasional, agar sebagai negara agraris kita bisa berdaulat karena mampu melakukan swasembada pangan dan tidak selalu bergantung dengan impor,” ucap Johan. 

Ia berharap pemerintah punya sikap komitmen untuk mewujudkan ketahanan pangan berbasis produksi tanaman pangan. Johan menyatakan, harus ada semangat dan gerakan untuk mewujudkan swasembada pangan karena negara kita adalah negeri yang subur dan memiliki lahan pertanian yang luas.

“Saya mendorong pemerintah berani memberikan jaminan kualitas benih, stok pupuk yang cukup, bantuan pestisida dan alsintan serta menggalakkan infrastruktur irigasi dan perbaikan lahan serta memperkuat penanganan panen dan pasca panen serta membuka pasar yang menguntungkan petani demi kesejahteraan petani di seluruh Indonesia,” tutup Johan.

Berita Terkait

Arus Balik Libur Lebaran 2025 , Jasa Marga Siapkan Jalur Fungsional Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan
Menyambung Silaturahmi Idulfitri 1446H, Menteri PU dan Keluarga Hadiri Open House Presiden Prabowo
Lewati Puncak Arus Mudik, Pantauan Volume Lalu Lintas H-2 Kendaraan Yang Meninggalkan Jakarta Melalui Ruas Jalan Layang MBZ
BKSAP DPR RI Desak Junta Myanmar Hentikan Pengeboman Warga Sipil Pasca Gempa 7,7 SR
Pemerintah Tetapkan 1 Syawal 1446 H, Senin 31 Maret 2025
Kuota Haji Reguler 95% Sudah Terisi Hingga Jeda Lebaran, Pelunasan Dibuka Lagi 8 April 2025
PT JTT Lakukan Oneway Lokal Gerbang Tol Kalikangkung Hingga KM 442 Bawen
Stasiun Gambir dan Pasar Senen Muali Dipadati Pemudik

Berita Terkait

Tuesday, 1 April 2025 - 23:11 WIB

Arus Balik Libur Lebaran 2025 , Jasa Marga Siapkan Jalur Fungsional Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan

Sunday, 30 March 2025 - 18:53 WIB

Lewati Puncak Arus Mudik, Pantauan Volume Lalu Lintas H-2 Kendaraan Yang Meninggalkan Jakarta Melalui Ruas Jalan Layang MBZ

Sunday, 30 March 2025 - 18:15 WIB

BKSAP DPR RI Desak Junta Myanmar Hentikan Pengeboman Warga Sipil Pasca Gempa 7,7 SR

Saturday, 29 March 2025 - 20:59 WIB

Pemerintah Tetapkan 1 Syawal 1446 H, Senin 31 Maret 2025

Saturday, 29 March 2025 - 14:37 WIB

Kuota Haji Reguler 95% Sudah Terisi Hingga Jeda Lebaran, Pelunasan Dibuka Lagi 8 April 2025

Berita Terbaru

Petugas PLN Sujadmiko (kanan) sedang memberikan bingkisan bagi para pemudik di Pelabuhan Tanjung Priok pada Senin (31/3)

Ekonomi - Bisnis

Kisah Petugas PLN Siaga Layani Masyarakat di Posko Mudik BUMN

Wednesday, 2 Apr 2025 - 09:43 WIB