DAELPOS.com – Kolaborasi antara investor besar dengan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal penting dilakukan dalam rangka mewujudkan investasi inklusif berkelanjutan. Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat memimpin sesi persidangan kedua Trade, Investment and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) G20 siang ini (22/9).
Lebih lanjut, Bahlil yang juga merupakan Co-Chairman TIIMM G20 menjelaskan bahwa kolaborasi yang terjalin dengan apik akan menciptakan pertumbuhan ekonomi lokal dan memberikan kesejahteraan yang merata bagi masyarakat lokal.
“Kami ingin menekankan kembali bahwa investasi yang merata merupakan bagian dari instrumen terpenting yang kita harapkan untuk dapat membangun investasi berkelanjutan dan berkualitas. Dan itu bisa kita wujudkan melalui kolaborasi,” ujar Bahlil.
Dalam TIIMM G20 sesi kedua ini, isu prioritas yang dibahas yaitu terkait kelompok kerja perdagangan, investasi dan industri mengenai “Mendorong Investasi Berkelanjutan untuk Pemulihan Ekonomi Global”.
Dalam kesempatan ini, Sekretaris Jenderal United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD) Rebeca Grynspan menyampaikan perlunya kolaborasi yang lebih kuat untuk mengatasi ketimpangan dalam mendorong investasi berkelanjutan di negara berkembang.
“Kita perlu bersama-sama mengatasi tantangan utama investasi berkelanjutan seperti yang diuraikan tadi yaitu di antaranya terkait hambatan regulasi, politik dan ekonomi. Kerjasama multilateral menjadi suatu keharusan, bukan lagi pilihan,” ujar Rebeca.
Dalam sesi penyampaian pendapat, James Duddridge selaku Minister of State for International Trade Inggris setuju tentang pentingnya meningkatkan pembangunan berkelanjutan dalam rangka mendorong investasi berkelanjutan.
“Melalui kolaborasi bersama, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih hijau. Saya berharap semakin banyak negara berkembang yang dapat memperoleh manfaat dari pembangunan berkelanjutan tersebut,” ungkap James.
Selanjutnya, Minister of Commerce Arab Saudi Majid bin Abdullah Al- Qasabi juga meyakini bahwa investasi berkelanjutan dan inklusif dapat dijadikan landasan yang solid dalam pemulihan ekonomi yang juga inklusif dan berkelanjutan.
“Kita perlu memanfaatkan investasi berkelanjutan dengan inovasi teknologi dan mengeksplorasi langkah-langkah lain untuk mengoptimalkan masa yang lebih berkelanjutan,” ucap Majid.
Minister of State of Foreign Trade Persatuan Emirat Arab (PEA) Thani bin Ahmed Al Zeyoudi, salah satu delegasi negara undangan, memberikan apresiasi atas upaya Presidensi G20 Indonesia dalam mengangkat isu mengenai investasi berkelanjutan. Thani menjelaskan bahwa investasi berkelanjutan ini telah menjadi prioritas bagi pemerintah PEA untuk kemakmuran masyarakat.
“Investasi berkelanjutan merupakan kunci pendorong ekonomi dunia yang lebih inklusif dan kuat. Dalam menghadapi berbagai tantangan seperti transfer teknologi, ketenagakerjaan, dan pembiayaan, diperlukan kerja sama global yang solid,” ucap Thani.
Vice-Minister for Foreign Trade and Economic Affairs Brasil Sarquis J. B. Sarquis menyatakan kesepakatannya dalam mendorong pembiayaan investasi berkelanjutan dengan melibatkan partisipasi swasta.
“Kami mendorong keterlibatan yang lebih besar pada tingkat multilateral untuk mempercepat pendanaan infrastruktur berkelanjutan,” ujar Sarquis.
Menutup diskusi ini, Bahlil menyampaikan bahwa pandangan dari seluruh anggota delegasi ini akan menjadi masukan yang berharga sebagai landasan untuk bekerja sama mencari solusi yang efektif dalam menyelesaikan tantangan dalam upaya mendorong investasi berkelanjutan.
Adapun kesimpulan dari pembahasan isu prioritas ini, antara lain pentingnya arus investasi berkelanjutan bagi pemulihan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, industrialisasi dan tujuan pembangunan lainnya; proses penyederhanaan administrasi invesatsi menjadi salah satu pendorong utama untuk investasi berkelanjutan.
Selanjutnya, perlunya kontribusi investasi berkelanjutan terhadap hilirisasi dan nilai tambah dengan mendorong investasi di sektor produktif seperti di manufaktur hilir, pentingnya skema pendanaan iklim yang adil dan merata diakses untuk mendorong investasi berkelanjutan, serta perlunya dukungan negara anggota G20 atas kompendium yang dapat menjadi acuan kebijakan negara dalam merancang dan melaksanakan strategi untuk menarik investasi berkelanjutan.(*)