Pemerintah Akan Fokus ke Pengembangan “Value Based Economy”

Wednesday, 30 October 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat menerima Audiensi Founder JAVARA Helianti Hilman diruang Kerja Menteri Koperasi dan UKM. Jakarta, Rabu(30/10/2019)./daelpos.com

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat menerima Audiensi Founder JAVARA Helianti Hilman diruang Kerja Menteri Koperasi dan UKM. Jakarta, Rabu(30/10/2019)./daelpos.com

DAELPOS.com –Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) akan lebih fokus pada pengembangan produk UKM berlandaskan pada Value Based Economy (ekonomi berbasis nilai). Hal ini termasuk dalam salah satu agenda penting Kemenkop UKM dalam upaya mencari dan melakukan langkah-langkah terobosan untuk meng-upskills UKM di seluruh Indonesia.

Demikian dikatakan Founder dan Chairperson Javara Indigenous Indonesia Helianti Hilman, usai bertemu dengan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki di kantornya, Rabu (30/10). Helianti mengatakan, dalam pertemuan dengan Menkop dan UKM, Teten Masduki itu ada kesamaan pandang dalam upaya meng-upskills UKM di Indonesia.

“Ke depan, kita tidak lagi bicara komoditi melainkan bicara value (nilai). Baik value dari sisi produk, asal-usulnya, maupun dari sisi branding. Kita harus membangun value based economy, value based product (produk berbasis nilai) , dan branding of the nation (branding bangsa). Javara sudah melakukan itu dan akan diterapkan dalam program di Kemenkop dan UKM dalam membangun UKM di Indonesia,” kata Helianti.

Javara menurutnya bukan sekadar perusahaan, melainkan perusahaan yang mampu melahirkan perusahaan-perusahaan lain hingga di tingkat desa dengan melibatkan partisipasi dari para petani, perimba, dan nelayan. “Model bisnis seperti ini yang ingin ditiru Pak Teten. Dengan begitu, akan tergambar fasilitasi-fasilitasi apa yang diperlukan untuk mendorong value based economy di tingkat role area”, tandasnya.

Langkah Javara yang sudah berjalan 10 tahun, diakui karena pihaknya sudah belajar banyak apa yang diperlukan, dimana kehadiran pemerintah diperlukan, dan apa yang diperlukan para UKM, agar bisa lebih kompetitif seperti UKM di Thailand dan negara-negara lain. “Fungsi Javara adalah mengangkat produk pangan terlupakan di Indonesia. Semakin dilupakan, akan semakin kita munculkan lagi. Ini akan melahirkan daya saing,” ucapnya.

Dijelaskan, ada sekitar 900 produk dari Javara berupa produk organik, natural, dan heritage. Diantaranya, beras-beras warisan Nusantara, aneka jenis gula (kelapa, sorgum, lontar, nipah), aneka garam (laut, gunung, dan tanaman), mie campur daun kelor, mie dengan ubie ungu (ekspor ke Italia dan Afrika Selatan). “Kita ada semua produk makanan kesehatan dari Aceh hingga Papua,” urainya.

Bahkan, lanjutnya, 250 produk dari 900 produk yang dihasilkan Javara, sudah memiliki sertifikat organik standar Amerika, Eropa, dan Jepang, dan sudah diekspor ke 24 negara di dunia. “Inti pembicaraan dengan Menkop tadi adalah apa yang diperlukan supaya bisa melahirkan lebih banyak lagi yang seperti Javara,” jelasnya lagi.

Salah satu caranya, Helianti menyarankan dengan melakukan collective proccessing (proses kolektif) seperti yang sudah dilakukan pemerintah Selandia Baru. “Kita jangan lagi mengandalkan komoditi karena petani, perimba, dan nelayan tidak akan bisa survive disamping harga fluktuatif dengan cepat. Disitu diperlukan solusi proccessing seperti di Selandia Baru. Dimana Indonesia harus membuat basis collective proccessing”, ungkapnya.

Ia mengungkapkan, banyak produk makanan terbuang baik di tingkat perkebunan (hulu) maupun konsumen. Solusinya, ada di inovasi teknologi dan proccessing atau Open Proccessing Center, yang bisa diakses oleh seluruh UKM. “Javara sudah melakukan itu meski dalam skala yang masih kecil. Contohnya tomat, yang banyak terbuang karena keburu membusuk. Padahal, tomat busuk itu masih bisa diolah lagi menjadi produk yang bernilai tambah,” tambahnya.

Pendiri dan ketua  Javara Indigenous itu juga berharap agar Kemenkop dan UKM memperkuat pasar domestik, selain pasar global. Pada 2009, produk Javara 100 persen untuk pasar domestik. Pada 2011, produk ekspor dari Javara baru sebesar 20 persen. Dan pada 2014, produk ekspor Javara sudah mencapai 90 persen. “Tapi, itu tidak benar. Kalau UKM kita tidak hadir di pasar domestik, maka akan diisi produk dari luar. Kita perkuat pasar domestik untuk meminimalisir produk impor. Kita genjot lagi pasar domestik yang pada 2018 sudah fifty-fifty. Tahun 2019 ini kita targetkan untuk pasar domestik sebesar 70 persen,” paparnya.

Mentoring dan Coaching

Selain itu, Helianti juga berharap Kemenkop dan UKM memperkuat mentoring dan coaching sesuai dengan kebutuhan pelaku UKM. “Mentoring dan coaching harus dilakukan oleh seorang enterpreneur atau pelaku usaha agar mampu melahirkan enterpreneur yang tangguh”, harapnya.

Ia pun merujuk untuk membuat digital plattform seperti  kitabisa.com. Tujuannya, agar ada mentoring dan coaching langsung antara pelaku UKM dengan enterpreneur yang sudah sukses di bidangnya. “Kita sudah memiliki Sekolah Seniman Pangan, yaitu sebuah sekolah kewirausahaan untuk para petani, perimba, dan nelayan. Di sekolah ini kita banyak mendatangkan para Chef terkenal untuk menjadi narasumber,” imbuhnya sebagaimana relies dari Humas Kemenkop dan UKM. Dael

See also  Kunjungi NTT, Jokowi Akan Tinjau Lokasi Terdampak Bencana

Berita Terkait

Resmikan Bendungan di Halmahera Utara, Wamen Viva Yoga: Mengatasi Kekurangan Air Untuk Meningkatkan Produksi Beras Dari Kawasan Transmigrasi
Tindak Lanjuti MoU, Kementerian PU dan BGN Akan Fokus Bangun Dapur MBG di Wilayah 3T
Menteri PU: Rehabilitasi Irigasi Pengga Perkuat Distribusi Air Petani Lombok Tengah
Lindungi Kawasan Pesisir di Muna, Kementerian PU Lanjutkan Pembangunan Pengaman Pantai Raha
Implementasi Manajemen Risiko Dalam Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera
Haidar Alwi: Dunia Beri Penghargaan ITUC‑AP kepada Kapolri, Ini Bukti Keberpihakan ke Kaum Buruh.
Jasa Marga Pastikan Tol Solo-Yogya-NYIA: Prambanan-Purwomartani Tepat Waktu
DPR Setujui Pagu Indikatif Kementerian PU Rp70,86 Triliun, Menteri Dody: Fokus Dukung Swasembada Pangan

Berita Terkait

Friday, 18 July 2025 - 10:12 WIB

Resmikan Bendungan di Halmahera Utara, Wamen Viva Yoga: Mengatasi Kekurangan Air Untuk Meningkatkan Produksi Beras Dari Kawasan Transmigrasi

Thursday, 17 July 2025 - 09:05 WIB

Tindak Lanjuti MoU, Kementerian PU dan BGN Akan Fokus Bangun Dapur MBG di Wilayah 3T

Wednesday, 16 July 2025 - 09:47 WIB

Menteri PU: Rehabilitasi Irigasi Pengga Perkuat Distribusi Air Petani Lombok Tengah

Tuesday, 15 July 2025 - 07:35 WIB

Lindungi Kawasan Pesisir di Muna, Kementerian PU Lanjutkan Pembangunan Pengaman Pantai Raha

Monday, 14 July 2025 - 09:42 WIB

Implementasi Manajemen Risiko Dalam Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera

Berita Terbaru

Olahraga

Indonesia Sikat Thailand di Kejuaraan Voli Asia U-16

Friday, 18 Jul 2025 - 18:28 WIB