DAELPOS.com – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan di era disrupsi sebenarnya bisa menjadi peluang untuk menggairahkan UMKM dan koperasi.
“Pertama, manfaatkan digitalisasi ini dengan membuat platform yang bisa memperluas pasar UMKM. Kedua, memberikan sentuhan teknologi produksi atas produk-produk UMKM. Dan ketiga, menyediakan fasilitas skim pembiayaan yang sesuai dengan karakeristik UMKM,” ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat menjadi pembicara pada talkshow “Membangun Komunitas Petani, Peternak, Nelayan Cyber” pada acara Kongres ke-2 dan HUT ke-8 Partai Nasdem, Jakarta, Minggu (10/11/2019).
Hadir dalam acara tersebut sebagai pembicara, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, founder 8 Villages Sanny Gadafi, dan founder Hara Imron Zuhri.
Menurut Teten untuk bisa mengakses pembiayaan khususnya dari perbankan, para UMKM atau kelompok tani itu bisa tergabung dalam wadah koperasi sehingga memiliki badan hukum, yang memudahkan lembaga pembiayaan seperti perbankan untuk bisa membiayai. Jadi, koperasi menjadi agregasi dari UMKM semisal kelompok pertanian, peternakan, perikanan, kuliner maupun kerajinan.
Kenapa harus agregasi? menurut Teten, hal itu karena rentang UMKM sangatlah luas dan rumit. Dengan jumlah 63 juta lebih dimana 98 persennya adalah usaha mikro, maka butuh kebijakan yang bisa menjangkau semua.
Teten memberi contoh, para petani di pulau Jawa yang kepemilikan lahannya rata-rata sempit atau dibawah 2 hektare, namun ditanami banyak komoditi.
Meskipun UMKM menyumbang 60 persen PDB, namun umumnya mereka belum masuk pada value chain (rantai produksi).
Karena itu, aplikasi-aplikasi digitalisasi menjadi sangat penting untuk menghubungkan antara petani, konsumen maupun investor. “Aplikasi menjadi penting agar ada agregasi dari para petani-petani kecil ini, karena bisa masuk dalam skala bisnis,” jelas Teten.
Aplikasi juga bisa menghubungkan akses pasar dan memberikan kepastian harga.
Aplikasi juga bisa menjawab masalah modernisasi teknologi produksi dimana produk petani nanti bisa dipusatkan dalam sharing factory dalam hal pengolahannya.
Ajak Kerjasama
Sementara itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pihaknya siap melakukan kerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM, namun kerjasama itu akan banyak diimplementasikan di daerah khususnya di tingkat kecamatan. Dalam hal ini Kementerian Pertanian akan membentuk Kostaran (komando strategis pertanian) yang berada di kecamatan.
“Masalah pertanian adalah masalah kita bersama, karena itu semakin banyak yang ikut khususnya platform digital, saya semakin senang,” kata mantan Gubernur Sulsel itu.
Saat ini problemnya adalah masalah data, yang masih berbeda-beda. “Saya targetkan tanggal 1 Desember akan ada satu data pertanian yang akan dipakai oleh semua, data itu mencakup 34 provinsi, 580 kota kabupaten lebih, dan 74 ribu lebih kecamatan di seluruh Indonesia,” katanya.
Mentan mengajak Menkop dan UKM untuk melakukan kerjasama antara kelompok-kelompok tani dengan koperasi setempat, untuk menaikkan produktivitas padi, palawija dan perkebunan. “Kita juga akan ajak desa, agar dana desa jangan hanya untuk membuat jalan atau got aja, namun juga untuk pertanian,” kata Syahrul.(DAE)