Menkop dan UKM Sarankan Petani Teh Berkoperasi Kembangkan Segmen “Specialty Tea”

Wednesday, 20 November 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyarankan para petani teh di Indonesia untuk berkoperasi dalam upaya mengembangkan segmen pasar “specialty tea” sekaligus bermitra dengan para eksportir teh.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki setelah bertemu dengan sejumlah anggota komunitas teh di Kantor Kementerian Koperasi dan UKM Jakarta, mengatakan potensi pasar teh kualitas nomor satu atau “specialty tea” sangat besar sebagai komoditas dengan nilai jual yang tinggi.(20/11/2019)

“Ini masuk ke dalam produksi teh artisan yang punya value yang tinggi. Apalagi kita punya sejarah yang panjang soal teh, teh sudah menjadi bagian dalam kultur Indonesia,” kata Teten.

Tercatat saat ini dari segi struktur produksi teh di Indonesia sebanyak 40 persen merupakan perkebunan rakyat, 20 persen dari kelolaan swasta, dan 30 persen oleh PTP.

“Sekarang untuk pasar di dalam negeri teh masih impor. Kalau kita bisa geser konsumsi dengan produk dalam negeri yang sekarang sudah canggih seperti artisan ini yang ada 5 jenis teh ini pasti bagus. Ini bisa menjadi suatu prioritas kita untuk mendorong menjadi produk yang kita dukung pengembangannya,” katanya.

Oleh karena itu, Teten sangat menyarankan kepada para petani teh di Indonesia membentuk koperasi. “Saya sarankan ada mitra tani kebun yang dibuat dalam bentuk koperasi sehingga nanti kita bisa lebih berkembang lagi. Kita punya rencana untuk bikin festival dan bikin road map yang jangka panjang,” katanya.

Teten juga menekankan pentingnya untuk membangun brand bagi teh berkualitas Indonesia. Menurut dia, pengelolaan dan pengembangan teh di Indonesia harus berbeda dan inovatif.

Sementara itu, salah satu anggota komunitas “specialty tea” yakni Ketua Bidang Promosi Dewan Teh Indonesia Ratna Somantri mengatakan pihaknya sudah memiliki rencana khusus untuk mempopulerkan “specialty tea” di Indonesia.

See also  Kurangi Risiko Kecelakaan, Kementerian PUPR Bangun Flyover dan Underpass di 49 Titik Perlintasan Sebidang Kereta Api pada Jalan Nasional

“Banyak orang di Indonesia belum mengenal specialty tea ini, padahal ada beberapa teh kita yang sudah mendapat penghargaan. Seperti teh dari Bukit Sari yang mendapat penghargaan di Prancis, Australia, dan Jepang tapi orang kita sendiri belum kenal, itu yang mau kita angkat,” kata Ratna yang juga Head of Promotion Association of Indonesia Specialty Tea itu.

Ia juga menyayangkan pasar teh di Indonesia masih didominasi dengan produk teh impor sehingga ke depan perlu ada road map industri teh dari hulu ke hilir. Selain itu sekaligus bagaimana mempopulerkan dan meningkatkan teh Indonesia agar bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Pihaknya sangat mengharapkan dukungan pemerintah dari sisi teknologi produksi yang tepat guna, pembiayaan, hingga pemasaran. “Dan sama-sama kita menciptakan satu brand yang khas Indonesia,” katanya.

Lima Jenis

Sementara itu, pelaku industri “specialty tea” dari Tangerang yakni Product Manager PT Bukit Sari Ronald Goenawan mengatakan saat ini di Indonesia ada lima jenis teh yakni white tea, green tea, black tea, olong tea, dan herbal tea.

“Dari segi UMKM yang paling menarik adalah untuk melakukan blend bagi mereka sendiri. Kita sudah bicara dengan Pak Menteri untuk ‘production sharing’ untuk nanti kita bisa engage juga ke level petani dan kita bisa bantu dari segi penjualannya sampai ke luar negeri,” katanya.

Sedangkan mitra petani teh Pasir Canar dari Cianjur Selatan Ferri Kurnia mengatakan ia membudidayakan teh di lahan seluas 6 hektare dan sisanya mengumpulkan dari produk para petani. “Kami bersama petani membudidayakan teh, specialty tea, untuk memasok cafe-cafe dan ternyata mampu menarik eksportir masuk,” kata Ferri.

Namun kendalanya masih banyak petani teh yang belum memahami cara perawatan teh untuk kualitas tinggi dengan baik. “Karena sudah terbelenggu lama dengan cara perawatan yang tradisional yang asal-asalan saya coba ubah ke specialty tea untuk mendapatkan bahan baku yang bagus itu saya butuh kurang lebih satu tahun. Berawal dari satu petani yang mau, karena yang biasanya mereka ambil pucuk diarit sekarang harus pakai tangan dan harus tiga daun paling atas. Dan itu perjalanannya lumayan susah untuk mengedukasi itu,” katanya.

See also  Pertamina Bright Cafe Ramaikan IIMS 2024

Hal itu ia terus lakukan secara telaten kepada satu petani dan kini sudah ada 30 petani binaannya yang mengikuti cara pemetikan teh yang baik untuk mendapatkan teh premium.

Ia menyatakan teh premium dengan kualitas terbaik harga jualnya sangat tinggi mulai dari Rp100 ribu hingga jutaan rupiah perkgnya. (RED)

Berita Terkait

Kadin Siap Aktif di Program Transmigrasi, Mentrans Iftitah Ajak Ciptakan ‘Multiple Epicentrum’
Hadiri Ravalnas, Menteri Rini Dorong BMKG Dukung Asta Cita
Lantik Kepala ANRI, Menteri PANRB Sampaikan Sejumlah Pesan
Mengembangkan Peternakan Sapi di Kawasan Transmigrasi, Wamen Viva Yoga: Mewujudkan Swasembada Daging dan Meningkatkan Kesejahteraan Transmigran Peternak
Agar Tak Disalahgunakan, Mendes Yandri Ajak Semua Pihak Awasi Penggunaan Dana Desa Dukung Ketahanan Pangan
Sultan: 152 Anggota DPD Siap Berkolaborasi Dengan BGN Sukseskan Program MBG
Menteri Dody Lantik 15 Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan 5 Staf Khusus Kementerian PU
Soroti Insiden Keracunan MBG, Senator Filep Dorong Penguatan Regulasi Teknis Hingga Pengawasan

Berita Terkait

Wednesday, 22 January 2025 - 19:32 WIB

Kadin Siap Aktif di Program Transmigrasi, Mentrans Iftitah Ajak Ciptakan ‘Multiple Epicentrum’

Wednesday, 22 January 2025 - 17:14 WIB

Hadiri Ravalnas, Menteri Rini Dorong BMKG Dukung Asta Cita

Wednesday, 22 January 2025 - 10:40 WIB

Lantik Kepala ANRI, Menteri PANRB Sampaikan Sejumlah Pesan

Tuesday, 21 January 2025 - 20:30 WIB

Mengembangkan Peternakan Sapi di Kawasan Transmigrasi, Wamen Viva Yoga: Mewujudkan Swasembada Daging dan Meningkatkan Kesejahteraan Transmigran Peternak

Tuesday, 21 January 2025 - 18:41 WIB

Agar Tak Disalahgunakan, Mendes Yandri Ajak Semua Pihak Awasi Penggunaan Dana Desa Dukung Ketahanan Pangan

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Optimalkan Pengelolaan Wakaf, Kemenag dan BRIN Kaji Ulang UU 41 Tahun 2004

Thursday, 23 Jan 2025 - 14:08 WIB

Ekonomi - Bisnis

Bangun SDM, Pertamina Dukung Talenta Olahraga Nasional

Thursday, 23 Jan 2025 - 13:33 WIB