DPR Minta Sri Mulyani Kaji Resiko Cukai Minuman Berpemanis

Monday, 24 February 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Golkar Puteri Anetta Komarudin

Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Golkar Puteri Anetta Komarudin

DAELPOS.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani berencana untuk menarik cukai minuman berpemanis. Tidak hanya menteri terbaik dunia ini, juga mengusulkan pengenaan cukai kepada emisi kendaraan bermotor.

Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Anetta Komarudin meminta agar pemerintah terlebih dahulu mengkaji dan menghitung berbagai risiko yang ditimbulkan sebelum menerapkan usulan tersebut.

“Khususnya terkait kemungkinan adanya risiko penurunan pajak langsung maupun tidak langsung, penurunan penyerapan tenaga kerja, serta penurunan minat investor,” ujar Puteri kepada wartawan, Senin, (24/2/2020).

Meski demikian, Puteri mengatakan, usulan dari Sri Mulyani yang ingin memasukkan kategori minuman ringan berpemanis sebagai objek cukai juga sangat berkaitan erat dengan meningkatnya angka penderita diabetes di Indonesia.

“Dimana berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF) (2017), Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia dengan jumlah penderita diabetes terbanyak dengan jumlah 10,3 juta orang. Angka ini diproyeksikan meningkat menjadi 16,7 juta orang pada 2045,” tegas Puteri.

Puteri menegaskan cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang konsumsinya perlu dikendalikan dan peredarannya perlu diawasi.

“Pemakaiannya menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan hidup, serta pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan,” ungkap Puteri.

Puteri melanjutkan hal itu berlaku pada usulan pengenaan cukai emisi kendaraan bermotor yang dimana dampaknya menghasilkan zat berbahaya CO2 yang buruk bagi kesehatan dan lingkungan hidup.

“Tujuan yang diharapkan dari kebijakan ini sebenarnya cukup baik, yaitu mengarahkan perusahaan otomotif beralih ke produksi kendaraan berbasis listrik. Dengan demikian, masyarakat yang menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil itu bisa berkurang,” kata Puteri.

Dengan demikian, lanjut Politikus Partai Golkar ini, cukai jangan hanya dipahami sebagai usaha pemerintah untuk menaikkan penerimaan negara saja, tetapi juga sebagai regulator yang mengendalikan, mengawasi, sekaligus membatasi suatu produk.

See also  BKKBN Tingkatkan Pelayanan KB di Perbatasan

“Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 Tentang Cukai. Misalnya, rokok. Dengan kenaikan cukai rokok, ada target yang disasar, yakni penurunan konsumsi rokok,” tandas Puteri.

Seperti dketahui, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan rencana pengenaan cukai pada minuman berpemanis. Diprediksi pengenaan cukai tersebut bakal menyumbang penerimaan Rp6,25 triliun per tahun.

Nantinya tarif cukai akan bervariasi pada tiap produk sesuai tingkat kandungan pemanis.

“Minuman berpemanis ini apabila disetujui (Komisi XI) menjadi objek cukai, maka kami untuk tahap ini mengusulkan,” tegas Sri Mulyani.

Sri Mulyani sendiri juga mengusulkan terkait pengenaan cukai emisi kendaraan bermotor. Menurut Sri Mulyani, selain isu lingkungan, salah satu faktor adanya usulan cukai pada asap knalpot tersebut adalah potensi pendapatan negara yang semakin meningkat.

“Cukai emisi ini memiliki potensi penerimaan negara Rp 15,7 triliun,” ujarnya.

Berita Terkait

Kopdes Merah Putih Solusi Tingkatkan Ekonomi Desa, Wamendes Ariza: Jangan Matikan Usaha yang Ada
Avtur Pertamina Dukung Pemberangkatan 221 Ribu Jamaah Haji Indonesia
Peringati Hari Buruh, PLN EPI Wujudkan Solidaritas lewat Touring Sosial dan Bantuan ke Pesantren
Dorong UMKM, Pertamina Salurkan Hibah Alat Teknologi Senilai Rp 800 Juta Bagi Pemenang UMK Academy
BKSAP DPR RI Fasilitasi Tim Medis Ke GAZA
Penyelesaian Masalah Sampah Membutuhkan Komitmen Kepala Daerah
Hadiri IFIS 2025, Menteri PANRB Jabarkan Langkah Strategis Dukung Inklusi Keuangan
Menkeu RI dan Jepang Bahas Hadapi Kebijakan Tarif AS

Berita Terkait

Friday, 9 May 2025 - 20:35 WIB

Kopdes Merah Putih Solusi Tingkatkan Ekonomi Desa, Wamendes Ariza: Jangan Matikan Usaha yang Ada

Friday, 9 May 2025 - 20:28 WIB

Avtur Pertamina Dukung Pemberangkatan 221 Ribu Jamaah Haji Indonesia

Friday, 9 May 2025 - 14:29 WIB

Peringati Hari Buruh, PLN EPI Wujudkan Solidaritas lewat Touring Sosial dan Bantuan ke Pesantren

Thursday, 8 May 2025 - 13:10 WIB

Dorong UMKM, Pertamina Salurkan Hibah Alat Teknologi Senilai Rp 800 Juta Bagi Pemenang UMK Academy

Wednesday, 7 May 2025 - 15:49 WIB

BKSAP DPR RI Fasilitasi Tim Medis Ke GAZA

Berita Terbaru

Energy

Pembangunan Pipa Gas Cisem II Capai 64 Persen

Sunday, 11 May 2025 - 18:35 WIB

Olahraga

PLN Mobile Proliga 2025: Pertamina Enduro Raih Gelar Juara

Sunday, 11 May 2025 - 13:20 WIB