Perhutanan Sosial Strategi Mengatasi Krisis Covid 19

Saturday, 30 May 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Presiden Joko Widodo menyampaikan program strategis nasional yang berdampak langsung pada perekonomian rakyat dan pemulihan ekonomi nasional termasuk perhutanan sosial dan reforma agraria harus terus dilaksanakan dan hambatan-hambatan terhadap program tersebut dihilangkan.

Ketua Umum DPP Gerakan Masyarakat (Gema) Perhutanan Sosial Indonesia yang sekaligus pembina Mappan dan penasehat Omah Tani, Siti Fikriyah menyambut baik pernyataan Presiden Joko Widodo. Lebih lanjut Siti Fikriyah menyampaikan bahwa reforma agraria dan perhutanan sosial dapat menampung beban tenaga kerja yang berada dalam resiko kehilangan pekerjaan akibat crisis Covid 19, serta berpotensi besar menjadi penyedia hasil pangan yang sangat diperlukan dalam situasi krisis. Covid 19 juga memberikan harapan potensi ekonomi global terhadap usaha berbasis agro, menurut Siti, ini kabar baik, dan modal dasar bisnis agro adalah lahan. Prioritas yang diberikan Presiden untuk mendistribusikan lahan skala usaha dengan pendekatan cluster komoditas melalui perhutanan sosial dan reforma agraria kepada petani adalah kebijakan yang sangat tepat dan wajib didukung.

Gema Perhutanan Sosial Indonesia telah membantu petani perhutanan sosial untuk mendapatkan akses legal sk ijin pemanfaatan hutan perhutanan sosial (IPHPS) serta kemitraan kulin nkk. Saat ini telah terfasilitasi 68 usulan IPHPS (ijin pemanfaatan hutan perhutanan sosial), 13 kulin NKK, dan 56 skema perubahan perhutanan sosial iphps menjadi kulin nkk, total 137 usulan dengan total luas lahan diatas 40.000 hektar.

Estimasi Gema Perhutanan Sosial Indonesia, SK baru yang siap terbit akan memberikan tambahan seluas kurang lebih 20.000 hektar. “Luasan tersebut cukup signifikan untuk tanaman pangan di saat krisis,” tutur Siti Fikriyah.

Dalam pertemuan Presiden dengan Gema Perhutanan Sosial Indonesia tanggal 10 Oktober 2019, Presiden mengagendakan pertemuan 6 bulanan dengan Gema untuk mengevaluasi perkembangan perhutanan sosial dan reforma agraria.

Sayangnya, saat ini sudah lebih dari 6 bulan berlalu, belum 1 SK penambahan pun diselesaikan KLHK, demikian tutur Deputi Operasional Gema Perhutanan Sosial, Rozikin, ia menambahkan “Dari total 137, hanya 2 draft SK yang saat ini ada di bagian hukum Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Sosial, berpuluh-puluh draft SK masih menumpuk di meja Direktur Penyiapan Hutan Perhutanan Sosial.

See also  Revitalisasi TPA Sampah Pengengat Jadikan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Mandalika-Lombok NTB Semakin Menarik

Carkaya, Deputi Kebijakan, Hukum dan Advokasi Gema PS menuturkan, “Kami menagih janji agar KLHK utamanya Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan segera menerbitkan SK IPHPS. Jangan sampai birokrasi menghambat perintah Presiden. SK yang terlalu lama menyebabkan ketidakpastian, konflik dan menyebabkan gangguan efektifitas produksi petani di saat musim hujan tahun ini.”

Tanaman Energi Tidak Tepat

Dalam situasi khusus akibat Covid 19, Gema Perhutanan Sosial Indonesia mengusulkan agar seluruh areal perhutanan sosial dan reforma agraria diprioritaskan unruk tanaman pangan sebagai tindakan darurat tanpa mengesampingkan unsur ekologi dengan mulai pula menanam tanaman buah-buahan jangka panjang.

Untuk itu Gema menyarankan agar Perum Perhutani mengubah perencanaan dan realisasi tanaman energi di hutan Jawa. Sebagaimana diketahui bahwa Perum Perhutani bermaksud menanam hutan gundul/idle dengan tanaman energi seperti glireside di kawasan Pati, Rembang, Semarang, Grobogan dan sekitarnya. Tanaman tersebut adalah tanaman perdu yang tidak berkontribusi banyak untuk perbaikan ekologi hutan gundul. Tanaman tersebut juga dengan cepat membatasi areal tanaman pangan petani sehingga akan memicu krisis pangan dan kemiskinan petani sekitar hutan. “Tanaman glireside hanya diambil batangnya untuk wood pellet/arang, petani mesti menunggu beberapa tahun hingga batang besar. Selama menunggu itu tidak ada manfaat yang bisa diambil untuk pangan petani, daunnya hanya bisa untuk pakan kambing, kami petani manusia, pak, bukan kambing, “tutur pak Tarli.

Saman, salah satu pengurus DPP Gema Perhutanan Sosial, menyatakan bahwa penanamn glireside untuk keperluan energi bertentangan dengan maksud Presiden serta tidak memberi input apa pun dalam upaya mengatasi kemiskinan petani dan penguatan ekonomi petani sekitar hutan, malah akan menimbulkan konflik sosial akibat kurangnya lahan tanaman pangan.”Sebaiknya Perum Perhutani menghentikan kebijakan mau pun pelaksanaan penanaman glireside ini.”

See also  Menghadap Mendagri, Gubernur Kalimantan Utara Usulkan Peningkatan Status Kecamatan Tanjung Selor Menjadi Kota

Lebih jauh Carkaya menyatakan ” ini politik komoditas saja oleh oknum Perum Perhutani agar tidak dilaksanakan perhutanan sosial di kawasan hutan gundul di hutan negara di Jawa.”

“Kita mesti paham bahwa Jawa ini problem utamanya adalah pangan. Seharusnya prioritas penggunaan areal hutan gundul adalah untuk penyediaan pangan baik dengan tanaman semusim mau pun buah-buahan sebagai tanaman jangka panjang yang ramah ekologi, bukan tanaman energi,” tutur M Hanafiah, sekjen Gema.

Prioritas Tanaman Pangan

Gema Perhutanan Sosial Indonesia mendorong sinkronisasi kinerja kementerian KLHK dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang dan Kementerian Pertanian untuk penyediaan lahan pertanian berbasis kerakyatan sekaligus penyediaan sarana produksi termasuk bibit baik, pupuk, teknologi, embung dan lain-lain. “Sebaiknya tanaman pangan non jagung, bisa empon-empon, pisang dan lain-lain. Kementerian Pertanian sebaiknya mengurangi pendistribusian bibit jagung karena konsumsi jagung terus turun hingga angka 30%, hasil jagung petani sulit dijual atau pun terpaksa jual murah. Hal ini dipicu turunnya konsumsi jagung untuk industri pakan,” tutur Carkaya, ” sementara itu berbagai bantuan sosial termasuk kartu pra kerja dapat dialihkan menjadi bantuan untuk usaha produksi tani. Kartu tani juga harus segera didistribusikan, selama ini kartu tani belum terdistribusi kepada petani perhutanan sosial dengan baik.”

Hentikan Pungutan Terhadap Petani Hutan

Dalam situasi sulit, hingga saat ini petani hutan di areal kerja Perum Perhutani masih dikenakan kewajiban membayar provisi sumber daya hutan (PSDH) sebagaimana diatur dalam Permen LHK No 64/MenLHK/Sekjen/KUM.1/12/2017.

Di lapangan pembayaran psdh ini menimbulkan praktek pungutan liar yang menyusahkan petani hutan. Dalam kebijakan psdh tidak dijelaskan kepada siapa pembayaran dilakukan, nomer rekening yang transparan, prosedur laporan yang transparan. Prakteknya pungutan atas nama psdh dilakukan oleh aparatur Perum Perhutani di tingkat tapak dan juga lembaga masyarakat desa hutan (LMDH). Seringkali pungutannya tidak sesuai aturan dan tanpa transparansi ke mana uang pungutan itu disetorkan ke kas negara atau disimpangkan oleh oknum. Jumlahnya beragam diberbagai tempat, bahkan ada yang mencapai puluhan juta rupiah.

See also  Menag Lepas Ekspor Perdana Makanan Siap Saji Jemaah Haji ke Saudi

M Triyanto, wakil ketua DPP Gema Perhutanan Sosial Indonesia meminta Menteri mencabut ketentuan PSDH dari hasil hutan non kayu yang berkaitan dengan hajad hidup utama petani hutan serta memberlakukan transparansi dan tindakan tegas terhadap penyimpangan praktek di tingkat tapak. “Petani menjerit terhadap praktek pungutan atas nama psdh.” Lebih lanjut Triyanto mengatakan, “seharusnya petani perhutanan diberikan insentif keringanan pajak, sebab mereka memikul tanggungjawab pemulihan hutan negara yang sesungguhnya tanggungjawab negara. Mereka juga wajib diberi insentif karena mereka secara riil melakukan upaya pemulihan ekologi, re-forestasi, upaya mengatasi perubahan iklim, pengurangan karbon. Mereka berhak mendapat insentif atas beban tersebut, jangan malah dibebani lagi dengan provisi sumber daya hutan non kayu yang prakteknya sarat korupsi. “

Gema Dukung Penyediaan Sembako

Sebagai solidaritas Gema Perhutanan Sosial Indonesia dan Koperasi Gema Indonesia Jaya, bekerjasama dengan Mappan, dan jejaring lain melakukan kerja gotong royong dalam penyediaan sembako untuk program donasi pangan.

Gema Perhutanan Sosial Indonesia dan juga jaringan nelayan kawasan pantai utara siap memberikan kontribusi untuk menyuplai logistik sembako kepada masyarakat miskin. “Kita harus bahu-membahu, bergotong-royong membantu pemerintah Presiden Joko Widodo mengatasi masa krisis sosial ekonomi akibat Covid 19. Jika Presiden memerlukan kami untuk menyiapkan logistik hasil pertanian petani dan nelayan, kami siap. Harapannya bantuan tersebut bukan hanya mengatasi darurat pangan tapi juga bergizi bagi kesehatan masyarakat.”

Narahubung :
Hanafi
Rozikin
Carkaya

Berita Terkait

Mendes PDT Panen Melon di Desa Sambilawang Dan Harap Jadi Produk Unggulan
Kementerian PU Siap Dukung Fasos-Fasum Huntap dan Huntara Warga Terdampak Bencana Letusan Gunung Lewotobi Laki – Laki di NTT
Tak Berani Serang Prabowo, PDIP Jadikan Jokowi dan Polri Sasaran Kampanye Hitam Pilkada Serentak 2024
Wujudkan Swasembada Pangan 2027, Zulhas Akan Optimalikan Sumber Daya Alam
Tingkatkan Bantuan Pengamanan dan Hukum, PTPN IV Teken MoU dengan Polda Sumut
BULD DPD RI Evaluasi Tata Kelola Desa Hadapi Tantangan Global
Menteri PANRB Paparkan Progres Penataan Organisasi KMP Hingga SAKP
Menteri Dody Tinjau Modernisasi Daerah Irigasi Siman di Jombang

Berita Terkait

Monday, 25 November 2024 - 10:44 WIB

Mendes PDT Panen Melon di Desa Sambilawang Dan Harap Jadi Produk Unggulan

Sunday, 24 November 2024 - 22:28 WIB

Kementerian PU Siap Dukung Fasos-Fasum Huntap dan Huntara Warga Terdampak Bencana Letusan Gunung Lewotobi Laki – Laki di NTT

Sunday, 24 November 2024 - 17:07 WIB

Tak Berani Serang Prabowo, PDIP Jadikan Jokowi dan Polri Sasaran Kampanye Hitam Pilkada Serentak 2024

Sunday, 24 November 2024 - 11:15 WIB

Wujudkan Swasembada Pangan 2027, Zulhas Akan Optimalikan Sumber Daya Alam

Sunday, 24 November 2024 - 11:13 WIB

Tingkatkan Bantuan Pengamanan dan Hukum, PTPN IV Teken MoU dengan Polda Sumut

Berita Terbaru

Berita Utama

Mentan Ajak Pemuda Wanam Bertani Modern Agar Kian Sejahtera

Monday, 25 Nov 2024 - 12:55 WIB

Berita Utama

Mardani Kupas Aglomerasi Jakarta di UPN Veteran

Monday, 25 Nov 2024 - 12:45 WIB