Indonesia Berbagi Pengalaman dalam Mengelola Keanekaragaman Hayati di Forum FAO

Monday, 8 June 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Seluruh dunia menyadari bahwa alam merupakan penyangga kehidupan bagi masyarakat bumi. Dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni 2020, yang mengangkat tema TIME FOR NATURE, membawa masyarakat internasional untuk lebih memahami bahwa kehidupan sangat bergantung dengan alam, baik untuk kebutuhan pangan, udara bersih, air, bahan obat-obatan dan jasa lingkungan lainnya. Selain itu, manusia juga perlu menyadari arti penting makhluk hidup lainnya seperti hewan (satwa) yang dalam berkehidupan saling bersinggungan sebagai makhluk penghuni bumi.

Dalam webinar yang diselenggarakan Food and Agriculture of the United Nations ((FAO) di Roma tanggal 5 Juni untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup sedunia 2020, Direktur Jenderal FAO, Qu Dongyu menyampaikan bahwa pandemi ini telah menunjukan ketergantungan yang sangat erat antara manusia, satwa dan lingkungan. Kehilangan keanekaragamani hayati tidak hanya meningkatkan kerentanan manusia terhadap penyebaran penyakit namun juga menjadi ancaman yang bagi sistem pangan, produksi pertanian dan mata pencaharian masyarakat.

Dalam kesempatan ini, Indonesia diwakili Ir. Wiratno, M.Sc, Direktur Jenderal KSDAE, KLHK, menyampaikan pengalaman Indonesia dalam mengelola keanekaragaman hayati melalui pengelolaan ekosistem yang berkelanjutan dari aspek ekologi maupun sosial. Wiratno menegaskan kembali pernyataan Menteri LHK pada diskusi panel SOFO 2020 “Indonesia telah melakukan serangkaian tindakan korektif dalam mendukung penurunan laju deforestasi global melalui pengelolaan karhutla dengan perbaikan peringatan dini, antisipasi dan mitigasi. Tindakan korektif lain meliputi penanganan perhutanan sosial, pengelolaan keanekaragaman hayati di luar kawasan konservasi, pengelolaan hutan berkelanjutan, rehabilitasi hutan dan lahan, penegakan hukum, serta pengelolaan gambut melalui moratorium izin baru, pemanfaatan secara tepat dan pengaturan muka air tanah dengan teknologi hidrologi”.

Wiratno juga menyampaikan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dan pekerja di lapangan yang berkerjasama dengan masyarakat sekitar kawasan hutan dalam melakukan bioprospeksi atau pemanfaatan sumber daya genetik yang mendukung kebutuhan pangan dan farmasi, sebagai contoh penelitian Candidaspongia sp. di TWA Teluk Kupang untuk anti kanker, dan penelitian mikroba berguna bagi tanaman di TN Gunung Ciremai yaitu Cendawan (Hursutella sp dan Lecanicillium sp), Isolat bakteri pemacu pertumbuhan (C71, AKBr1, dan AKS), dan Isolat bakteri antifrost (PGMJ1 dan A1). “Pemanfaatan ekosistem serta konservasi jenis dengan pendekatan ekowisata berbasis masyarakat dapat menjamin jasa ekosistem tersebut dapat berkelanjutan, sebagai contoh Desa Saporkren dengan Pengamatan Burung Cendrawasih serta Ekowisata Tangkahan”, kata Wiratno.

See also  Tekan Polusi di Perkotaan, Menteri LHK Resmikan Taman Kehati dan Ekoriparian di Indramayu

Didukung oleh pernyataan Sekretaris Eksekutif Convention on Biological Diversity (CBD) bahwa tekanan yang berlebihan kepada alam telah meningkatkan resiko penularan penyakit dari satwa liar kepada ternak maupun dari hewan kepada manusia. Direktur Jenderal Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (World Organization for Animal Health atau Office International des Epizooties/OIE) menambahkan bahwa memfokuskan hubungan antara manusia, hewan dan lingkungan sangatlah penting dalam pengendalian kesehatan satwa dan manusia serta lingkungan.

Webinar ini menekankan bahwa pentingnya penguatan kerjasama dan kolaborasi dengan pendekatan One Health yang menjembatani kesehatan manusia, satwa, tumbuhan dan ekosistem. Dalam webinar ini juga dipaparkan hasil-hasil penelitian FAO terkait pengelolaan tumbuhan dan satwa liar yang berkelanjutan serta perlindungan dan pencegahan manusia dan satwa dari ancaman penyakit. Webinar dihadiri oleh panelis dari berbagai negara antara lain Duta Besar Uni Eropa untuk FAO, Duta Besar Indonesia untuk Italy, Perwakilan Tetap Kolombia untuk FAO, ICRAF, CIFOR dan Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE).

Berita Terkait

Wamen BUMN Tinjau Pengaturan Lalu Lintas Libur Nataru
Jasa Marga Berlakukan Contraflow Tol Jagorawi Arah Jakarta
Memperjuangkan Seni Budaya Indonesia di Tengah Gempuran K-Pop
Jelang Natal 2024, Menteri Perhubungan dan Kakorlantas Polri Lakukan Kunjungan di Pos Pantau Cikampek Utama
Wamen BUMN Apresiasi Kesiapan Listrik PLN Sambut Nataru
Riza Patria Pastikan Kemendes PDT All Out Kawal Relokasi Korban Tanah Bergerak di Sukabumi
Pentingnya Layanan Kesehatan di Kawasan Transmigrasi, Wamen Viva Yoga: Kita Bangun Puskesmas Agar Menjadi Kawasan Sehat
Wamen Viva Yoga: Kementrans Berkolaborasi Dengan Berbagai Pihak Untuk Menciptakan Kesejahteraan Rakyat dan Kedaulatan Pangan

Berita Terkait

Thursday, 26 December 2024 - 22:58 WIB

Wamen BUMN Tinjau Pengaturan Lalu Lintas Libur Nataru

Thursday, 26 December 2024 - 17:42 WIB

Jasa Marga Berlakukan Contraflow Tol Jagorawi Arah Jakarta

Thursday, 26 December 2024 - 15:03 WIB

Memperjuangkan Seni Budaya Indonesia di Tengah Gempuran K-Pop

Thursday, 26 December 2024 - 14:02 WIB

Jelang Natal 2024, Menteri Perhubungan dan Kakorlantas Polri Lakukan Kunjungan di Pos Pantau Cikampek Utama

Wednesday, 25 December 2024 - 22:55 WIB

Wamen BUMN Apresiasi Kesiapan Listrik PLN Sambut Nataru

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Refleksi Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Friday, 27 Dec 2024 - 17:14 WIB

ilustrasi / foto ist

Berita Terbaru

Meutya Hafid: Jaringan Aman, Libur Nataru Aman Tanpa Gangguan

Friday, 27 Dec 2024 - 10:17 WIB