DAELPOS.com – Pandemi Covid-19 di Indonesia dapat jadi “bom waktu” jika tidak ditangani secara sungguh-sungguh. Hal ini disebabkan, karena sampai sekarang pemerintah belum menemui titik terang dalam mengatasinya. Demikian @mardanialisera dalam Kulwitnya (20/8/20) dengan mengedepankan data terkini (19/20) tercatat sudah 144.945 kasus positif.
Melihat perkembangan yang cukup mengkhawatirkan terhadap penanganan Covid-19, Mardani Ali Sera dalam Kulwitnya tersebut menyampaikan beberapa tanggapan, diantaranya mengedepankan pernyataan Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan agar hati hati dalam menghadapi gelombang kedua Covid -19. Meski pernyataan @Jokowi tersebut menurut @mardanialisera ironi, mengingat puncak gelombang pertama belum diketahui, jika melihat grafik kasus Covid-19 yang terus meningkat.
Menurut Mardani Ali Sera yang anggota DPR ini, meski terlambat, langkah mencegah persebaran mesti menjadi fokus. “Terapkan 3T; Test, Tracing, Treatment. Kemudian diiringi dengan peraturan yang memaksa protokol kesehatan agar dipatuhi warga,” katanya.
Ditambahkan, Covid-19 tidak hanya berbicara mengenai kesehatan individu, tapi kesehatan masyarakat dan bangsa. Jika kasus terus meningkat tapi fasilitas layanan kesehatan tidak bertambah, kapasitas bisa membludak dan petugas kesehatan kita bisa kewalahan. Tanpa langkah preventif yang masif dan terukur, jelas ini seperti pembiaran.
Sebagai informasi, Mardani juga menilai jumlah dokter yang dimiliki Indonesia terendah kedua di Asia Tenggara yakni 0,4 dokter per 1.000 penduduk. Secara tidak langsung, kita hanya punya 4 dokter yang melayani 10 ribu penduduk. Jauh lebih rendah dari Singapura yg mempunyai 2 dokter per 1.000 penduduk.
Mardani juga melihat sampai saat ini, banyak langkah pemerintah yang mengundang blunder, penerapan new normal yang tidak dikaji secara matang sehingga memunculkan cluster-cluster baru seperti perkantoran, kebijakan kunker untuk memicu ekonomi juga menambah cluster baru. Mau sampai kapan kebijakan tanpa grand design yang jelas dan based on science lintas bidang?
“Belum lagi masalah resesi. Betul kalau resesi ini terjadi di semua negara, tapi yang belum pasti adalah kecepatan pemulihan ekonominya. Ekonomi tidak akan pulih total bila covid-19 masih ada di luar sana. Atasi ekonomi, dengan mengatasi pandemi terlebih dahulu,” harapnya.
Mardani mengingatkan semua layak khawatir Indonesia bisa masuk jurang resesi lebih dalam pada kuartal III-2020 jika tidak segera berbenah. Menyelamatkan rakyat terlebih dahulu merupakan strategi terbaik jika ingin menyelamatkan ekonomi.
Ia juga mempertanyakan apa yang jadi andalan untuk pemulihan ekonomi? Pariwisata? Justru orang mau bepergian jika sudah aman. Majalah Forbes (5/6) merilis 100 negara yang dinilai paling aman dari Covid-19. Dalam laporan tersebut, Indonesia duduk di peringkat 97 dari 100 negara, alias 3 terbawah.
Terakhir masih dalam kulwitnya, @mardanialisera mengingatkan agar data dan riset dari pihak luar sebaiknya jangan buru-buru diragukan. Bila ingin ekonomi pulih, maka dengarkan ahli kesehatan. Evaluasi hasil riset dari luar. Semoga ke depan kebijakan-kebijakan pemerintah semakin tajam dan peka terhadap kondisi masyarakat.(*)