Ikut Program Kemitraan Pertamina, UMKM Produsen Gula Semut Cilacap Bertekad Menembus Pasar Ekspor

Friday, 4 December 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto ist

foto ist

DAELPOS.com – Desa Sarwadadi, merupakan salah satu desa di Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Hamparan areal pohon kelapa menjadi pemandangan khas dari desa ini. Tidak heran, banyaknya pohon yang menjadi sumber nira dan potensial untuk dijadikan produk gula kelapa ini membuat mayoritas penduduknya berstatus perajin gula.

Salah satu potret nyata perajin gula itu adalah Ibrahim. Pria asal Dusun Cigebret, RT 002/ RW 005 Kelurahan Sarwadadi, ini sudah 5 tahun menggeluti usahanya. Berbeda dengan lainnya, Ibrahim memilih untuk membuat gula kelapa kristal atau biasa disebut juga dengan gula semut. Gula semut asal Cilacap dikenal karena kualitasnya sudah standar ekspor dan banyak dikirim ke negara-negara Timur Tengah maupun Eropa.

Masuknya Ibrahim di bisnis ini berawal dari keanggotaannya di Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPP NU) Cabang Kroya. Waktu itu, ia diminta oleh Dinas Kehutanan & Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Cilacap, agar mencari penderes (istilah untuk profesi pemetik nira) untuk mengikuti pelatihan cara membuat gula kelapa kristal. Sigap, ia berupaya mengajak para penderes di desanya.

Semangatnya mengembangkan usaha membuat ia berkeinginan agar teman-teman di desanya yang kebanyakan perajin gula merah, tertarik guna beralih memproduksi gula kelapa murni. Namun sayang upayanya tidak berhasil. “Belum ada yang tertarik mengikuti jejak saya,” ujarnya. Pelatihan yang ditawarkan Dishutbun akhirnya sepi peminat.

Menurut Ibrahim, bahan baku pembuatan gula merah dan gula semut memang sama, yakni nira. “Bisa nira kelapa maupun nira aren atau kawung, bedanya gula semut hanya dibuat dari nira, sedangkan gula merah bahan bakunya nira dicampur dengan gula pasir atau gula rafinasi, mungkin untuk kesehatan dampaknya juga berbeda,” ungkapnya.

See also  Tingkatkan Kesadaran Keselamatan Berkendara, Sinergi BUMN gencarkan sosialisasi Safety Riding

Bagi masyarakat umum, agak sulit memang membedakan mana gula kelapa asli dan gula merah. Di lain pihak, penampilan gula merah lebih menarik dibandingkan dengan gula kelapa. Alasan inilah yang membuat sejumlah perajin gula kelapa mengeluh, karena kalah bersaing dengan gula merah. “Cara pengolahan gula kelapa asli memang masih tradisional, sehingga warna gula yang dihasilkan sangat tergantung dari kualitas nira dan proses pemasakannya,” imbuhnya.

Ibrahim yang membangun usaha gula semut sejak tahun 2018, sekarang memiliki 2 tempat usaha yang berlokasi di Desa Bojong dan Rawa Apu. “Belum besar sih, cuma punya 6 orang pekerja,” katanya merendah. Bapak berusia 60 tahun dengan 8 anak ini, semula adalah guru honorer di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTS) Kawunganten, yang pernah mengenyam pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Yogyakarta.

Alih-alih memberdayakan warga sekitar, Ibrahim lalu mendirikan koperasi. “Koperasi Nelayan Nurul Bahari Abadi, kali ini di bawah bimbingan LPPNU Kecamatan Kawunganten,” ujarnya. Meski merupakan koperasi nelayan, bidang usaha koperasi ini melebar hingga mampu menjaring keanggotan sebanyak 245 orang. Anggotanya juga tidak melulu nelayan. “Ada petani, petambak ikan, penderes, peternak, dan lain-lain, harapannya agar mereka bisa saling komunikasi dalam satu wadah,” jelasnya.

Melalui koperasi, Ibrahim melanjutkan niatnya mengajak para perajin gula untuk mengikuti pelatihan membuat gula semut. “Ternyata masih juga sulit, dari 60 penderes di sini, sampai sekarang belum ada yang mau diajak memproduksi gula asli,” keluhnya. Namun Ibrahim tak patah arang, “Saya masih harus berjuang,” ungkapnya.

Menjalani masa pandemi, tentu menjadi cerita tersendiri bagi pelaku Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) seperti Ibrahim. “Usaha menurun, produksi juga berkurang karena permintaan nyaris sepi,” ujarnya. Ibrahim pantang menyerah, ia pertahankan produksi yang hanya 8 ton dari target semula yang bisa mencapai 20 ton per bulan.

See also  Pembekalan UMK Go Modern, Pertamina Tekankan Pentingnya Segmentasi Pasar untuk jadi UMK Naik Kelas

Pemasaran produknya hanya sebatas Jakarta dan Kota Solo. Dikerjakan dengan pembagian 2 tim masing- masing terdiri 3 orang pekerja, kini ia hanya mampu memproduksi sebanyak 7 cetakan perhari. “Setara dengan 7 kuintal sehari, dengan upah borongan,” jelasnya. Itu pun harus ditebus dengan pembayaran yang tidak sesuai kesepakatan dari pihak pembeli. “Awalnya lancar, tapi pada permintaan berikutnya macet,” keluhnya. Ibrahim pun hanya bisa memaklumi hal ini. “Mau gimana lagi ya, wong situasi memang sedang serba susah,” ujarnya pasrah. 

Di saat sulit mencari terobosan baru untuk mengembangkan usaha, Ibrahim dipertemukan dengan Program Kemitraan Pertamina RU IV Cilacap, sebuah program pinjaman modal lunak bagi pelaku UMKM. Merasa mendapat angin segar, ia pun berharap melalui Pertamina impiannya untuk bisa ekspor produk bisa terwujud. “Saat ini saya sedang mencari jalan agar bisa membuat label halal, agar dapat membantu bagaimana supaya jualan saya bisa diekspor,” ujarnya. 

Memang tak banyak pelaku UKM yang berhasil menembus pasar ekspor, namun tidak sedikit pula yang sudah berhasil dilirik eksportir asing saat mengikuti pameran. “Karena Pertamina konsisten mendukung pengembangan UKM, diantaranya melalui pelatihan dan keikutsertaan mereka dalam pameran, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Agar bisa menjadi pelaku UMKM yang tangguh dan mandiri,” ujar Hatim Ilwan, Area Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina RU IV Cilacap, Sub Holding Refining & Petrochemical.

Berita Terkait

Pastikan Pelayanan Prima kepada Konsumen, Pertamina Patra Niaga Tingkatkan Inspeksi ke SPBU
Gandeng Investor, Pertamina Tetapkan Pemenang Pertamuda Seed and Scale 2024
Di Electricity Connect 2024, PLN Galang Kolaborasi Global Wujudkan Transisi Energi di Indonesia
Dukung Kemenangan Bersejarah, PLN Sukses Hadirkan Listrik Tanpa Kedip di Match Indonesia – Arab Saudi
Cerita Sukses Pelaku Usaha Berkembang Bersama Rumah BUMN Binaan BRI
Jasa Marga Raih Empat Penghargaan dalam Ajang Stellar Workplace Awards 2024
Electricity Connect 2024 Siap Digelar, Momentum Kolaborasi untuk Transisi Energi
Pulihkan Hutan Bekas Tambang, Aksi Nyata Kelompok Tani Selamatkan Lingkungan Bersama BRI

Berita Terkait

Saturday, 23 November 2024 - 13:22 WIB

Pastikan Pelayanan Prima kepada Konsumen, Pertamina Patra Niaga Tingkatkan Inspeksi ke SPBU

Thursday, 21 November 2024 - 17:48 WIB

Gandeng Investor, Pertamina Tetapkan Pemenang Pertamuda Seed and Scale 2024

Thursday, 21 November 2024 - 09:09 WIB

Di Electricity Connect 2024, PLN Galang Kolaborasi Global Wujudkan Transisi Energi di Indonesia

Wednesday, 20 November 2024 - 17:36 WIB

Dukung Kemenangan Bersejarah, PLN Sukses Hadirkan Listrik Tanpa Kedip di Match Indonesia – Arab Saudi

Wednesday, 20 November 2024 - 14:12 WIB

Cerita Sukses Pelaku Usaha Berkembang Bersama Rumah BUMN Binaan BRI

Berita Terbaru

ilustrasi / foto ist

Berita Utama

Realisasi Anggaran Pendidikan Hingga Oktober 2024 Capai Rp463,1 Triliun

Saturday, 23 Nov 2024 - 17:15 WIB

Olahraga

Petrokimia Gresik Juara Livoli Divisi Utama 2024

Saturday, 23 Nov 2024 - 17:05 WIB

Daerah

BULD DPD RI Evaluasi Tata Kelola Desa Hadapi Tantangan Global

Saturday, 23 Nov 2024 - 14:15 WIB

Nasional

Menteri PANRB Paparkan Progres Penataan Organisasi KMP Hingga SAKP

Saturday, 23 Nov 2024 - 14:11 WIB