Tak Perlu Sampai Aceh, Kegaduhan Politik Cukup di Pusat Saja

Tuesday, 9 February 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Anggota Komisi IV DPR RI H.M. Salim Fakhry, SE., MM meminta masyarakat, khususnya umat Islam yang ada di Aceh, untuk tidak terpengaruh dengan kegaduhan-kegaduhan politik di tingkat nasional. Masyarakat harus semakin cerdas menyikapi pro-kontra yang sengaja digulirkan pihak-pihak tertentu saat ini sehingga tidak mudah terpancing.

Saat menggelar sosialisasi Empat Pilar MPR bersama Kelompok Masyarakat Adat di Aceh Tenggara. Salim Fakhry mengakui bahwa kebebasan berekspresi, perbedaan pendapat dan menyampaikan kritik adalah hak asasi setiap orang yang dilindungi oleh konstitusi.

Namun demikian, politisi Partai Golkar ini berpendapat, dalam mewujudkan hak asasi manusia itu juga ada batasannya yang tidak boleh melanggar HAM pihak lainnya. “Kritikan, pernyataan-pernyataan harus tetap mengindahkan nilai-nilai moral, etika dan agama sehingga sebesar apapun perbedaan pendapat yang terjadi di ruang publik harus tetap dalam bingkai perbedaan yang sehat, konstruktif dan argumentatif,” ujarnya.

Lebih lanjut Ketua DPD II Golkar Aceh Tenggara ini menjelaskan bahwa kegaduhan di tingkat elite perpolitikan nasional seharusnya tidak berimbas sampai masyarakat akar rumput Indonesia.

“Biar saja pernyataan-pernyataan itu hanya menjadi wacana elite politik dan gaduh di Jakarta saja dan tidak perlu merembet sampai ke Aceh. Masyarakat Aceh, khususnya di Aceh Tenggara, pasti cinta kedamaian,” ujar Salim Fakhry dan disambut tepuk tangan para peserta sosialisasi.

Pada kesempatan itu, Salim juga mengingatkan masyarakat agar tidak mencontoh prilaku para elite politik yang tidak santun dan elegan dalam berpolitik serta saat mereka menyampaikan pendapat maupun kritiknya. Bagaimana pun kritikan tanpa dasar dan bahkan cenderung fitnah penuh kebencian yang saat ini semakin marak menjadi cermin rendahnya etika, tumpulnya rasa empati dan hilangnya kepekaan sosial.

See also  Dukung Keamanan KTT ASEAN ke-42, Kementerian PUPR Rampungkan Pembangunan Mako Polres di Labuan Bajo

Oleh karena itu, para calon pemimpin harus menjadi teladan dan panutan, bukan sebaliknya berperilaku seperti preman. Karena pada dirinya melekat tanggung jawab bukan saja kepada rakyat yang diwakilinya tetapi juga kepada Tuhan YME. (*)

Berita Terkait

Menkeu RI dan Jepang Bahas Hadapi Kebijakan Tarif AS
Lampaui Target Penurunan Emisi, PGN Tegaskan Komitmen terhadap Energi Bersih
Menteri Dody dan Gubernur Sulbar Bahas Dukungan Infrastruktur Irigasi
Kolaboratif Lintas Sektor, Kunci Sukses Pembangunan Daerah
Pertamina Turut Rayakan Puncak Perayaan Hari Buruh Internasional 2025
Mendes Yandri Ajak Warga Desa Kopo Sukseskan Kopdes Merah Putih
Tinjau Progress Bali Beach Conservation Project Phase II, Wamen Diana: Jaga Warisan Pariwisata Nasional
PLN NP kendalikan sepenuhnya operasi pltmg Arun peaker, perkuat pasokan listrik di Aceh

Berita Terkait

Tuesday, 6 May 2025 - 14:12 WIB

Menkeu RI dan Jepang Bahas Hadapi Kebijakan Tarif AS

Tuesday, 6 May 2025 - 13:14 WIB

Lampaui Target Penurunan Emisi, PGN Tegaskan Komitmen terhadap Energi Bersih

Monday, 5 May 2025 - 18:54 WIB

Menteri Dody dan Gubernur Sulbar Bahas Dukungan Infrastruktur Irigasi

Monday, 5 May 2025 - 18:47 WIB

Kolaboratif Lintas Sektor, Kunci Sukses Pembangunan Daerah

Monday, 5 May 2025 - 18:45 WIB

Pertamina Turut Rayakan Puncak Perayaan Hari Buruh Internasional 2025

Berita Terbaru