Utang Pemerintah Dalam 1 Tahun Jadi Rp1.252,51 Triliun

Wednesday, 28 April 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto ist / Net

foto ist / Net

 DAELPOS.com – Kementerian Keuangan mengumumkan utang pemerintah hingga akhir Maret senilai Rp6.445,07 triliun atau naik Rp1.252,51 triliun dibandingkan Maret 2020 yang tembus Rp5.192,56 triliun.

Itu adalah rekor tertinggi sepanjang sejarah kenakkan utang di tanah air.

Sementara itu, dibandingkan Februari 2021, utang tersebut hanya naik Rp84,07 triliun dari realisasi Rp6.361 triliun di bulan lalu. Kenaikan utang ini diikuti dengan pelebaran debt service ratio (DSR) menjadi 41,64% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Dari buku APBN KiTa edisi April yang dikutip Rabu (28/4), utang Pemerintah ini didominasi oleh Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 86,63% dan pinjaman sebesar 13,37%.

Secara rinci, utang dari SBN tercatat Rp 5.583,16 triliun yang terdiri dari SBN domestik Rp4.311,57 triliun dan valas Rp1.271,59 triliun.

Sedangkan utang melalui pinjaman tercatat Rp861,91 triliun. Pinjaman ini terdiri dari pinjaman dalam negeri Rp12,52 triliun dan pinjaman luar negeri Rp849,38 triliun.

Adapun utang dari pinjaman luar negeri ini terdiri dari pinjaman bilateral Rp 323,14 triliun, pinjaman multilateral Rp 482,02 triliun dan pinjaman dari commercial banks Rp 44,23 triliun.

Kemenkeu menekankan bahwa komposisi utang Pemerintah ini tetap terjaga dengan baik. Ini terlihat dari peringkat kredit Indonesia tetap di level investment grade

Ekonom Indef Bhima Yudistra berpendapat rasio utang pemerintah diperkirakan tembus 50% hingga 55% tahun ini. Kekhawatiran terbesar ada pada kemampuan bayar utang pemerintah yang semakin rendah.

“Dengan naiknya utang, sayangnya rasio pajak terus menurun ini bisa kesulitan bayar,” kata Bhima kepada pers.

Imbasnya pemerintah harus terbitkan utang baru lagi kadang dengan bunga yang mahal. Kondisi ini menyebabkan overhang utang dimana beban utang yang makin besar hambat pertumbuhan ekonomi. 

See also  Sekjen Kemenkes Minta Jangan Ada yang Menyulitkan Relawan

“Saat ini 19% belanja pemerintah pusat habis untuk bayar bunga utang. Jadi 19% itu harusnya jadi stimulus ke sektor riil tapi lari ke bayar bunga utang. Tentu ini bahaya debt overhang,” bebernya. 

Dalam kesempatan yang sama, Ekonom Indef Nailul Huda mengatakan masalah utang memang perlu ditanggapi dengan serius. Utang kita semakin menumpuk bahkan rasio terhadap PDB mencapai 41,64%. 

“Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan mengingat kondisi perekonomian belum pasti namun sudah terbebani dengan utang yang terus menumpuk,” katanya. 

Telebih debt service ratio (DSR) juga meningkat yang menunjukkan penambahan utang tidak disertai dengan peningkatan kinerja komponen penambah devisa, seperti ekspor. 

“Hal tersebut akan diperparah jika nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah maka akan semakin mengkhawatirkan,” tuturnya 

Berita Terkait

Menag Ajak Masyarakat Gunakan Hak Pilih dan Doakan Pilkada Berjalan Lancar
Menteri Rosan Paparkan Peluang Investasi Sektor Prioritas di Indonesia Pada Pelaku Usaha Asal Inggeis
LavAni Navy Juara Livoli Divisi Utama 2024
Realisasi Anggaran Pendidikan Hingga Oktober 2024 Capai Rp463,1 Triliun
Dukung Kelancaran Nataru 2024/2025, Kementerian PU Pastikan Kemantapan Jalan Tol dan Jalan Nasional
Perkuat Sistem Kelistrikan Kalteng-Kalbar, PLN Tuntaskan Pembangunan SUTT 150 kV Kendawangan-Sukamara
Wamenpar Sebut Gerakan Wisata Bersih Desa Besakih Layak Jadi Percontohan
Menteri Dody: Manfaat IJD Nyata untuk Konektivitas Sentra Produksi Pangan

Berita Terkait

Sunday, 24 November 2024 - 11:05 WIB

Menag Ajak Masyarakat Gunakan Hak Pilih dan Doakan Pilkada Berjalan Lancar

Sunday, 24 November 2024 - 09:30 WIB

Menteri Rosan Paparkan Peluang Investasi Sektor Prioritas di Indonesia Pada Pelaku Usaha Asal Inggeis

Sunday, 24 November 2024 - 07:01 WIB

LavAni Navy Juara Livoli Divisi Utama 2024

Saturday, 23 November 2024 - 17:15 WIB

Realisasi Anggaran Pendidikan Hingga Oktober 2024 Capai Rp463,1 Triliun

Saturday, 23 November 2024 - 17:00 WIB

Dukung Kelancaran Nataru 2024/2025, Kementerian PU Pastikan Kemantapan Jalan Tol dan Jalan Nasional

Berita Terbaru

Ekonomi - Bisnis

Keripik Kentang Albaeta, UMKM Yang Berkembang Pesat Karena Pemberdayaan BRI

Sunday, 24 Nov 2024 - 22:37 WIB