DAELPOS.com – Anggota Komisi VI DPR RI, Elly Rachmat Yasin menilai wacana penyuntikan dana Rp. 67 triliun kepada BUMN perlu dipertimbangkan. Hal ini dinilai akan membenani negara, di tengah situasi pandemi dan keuangan negara mengalami resesi.
“Apalagi pemerintah juga sedang fokus pada pemulihan ekonomi, memberikan bantuan sosial, membantu peningkatan daya beli masyarakat,” jelasnya.
Dikatakannya, rencana penggelontoran dana dalam skema penyertaan modal negara (PMN) tahun 2022. Jumlah tersebut sangat fantastis. Meningkat 42 persen dibandingkan dengan PMN tahun 2020, yang kala itu sebesar Rp 28 triliun.
Memang, Menteri BUMN melaporkan bahwa 90 persen BUMN terkena dampak negatif pandemi covid-19. Tetapi menurut saya, masing-masing perusahaan memiliki tabungan, dan punya berbagai bentuk aset. BUMN jauh lebih bisa dibandingkan dibandingkan dengan pelaku usaha swasta. , apalagi yang menggelar UMKM, mereka harus diprioritaskan,” katanya.
“Kita pun belum bisa memastikan efektifitas PMN untuk BUMN dalam situasi perekonomian global yang masih tertekan saat ini. Penambahan modal besar buat apa saat ini? Mobilitas manusia yang masih terbatas saat belum kondusif untuk ekspansi usaha.” tambahan.
Dikatakannya, sedangkan PMN tidak boleh untuk bayar utang. PMN juga tidak bisa untuk sekedar bertahan hidup perusahaan.
“Pemanfaatan PMN untuk usaha produktif dan berorientasi pada efisiensi, serta pengembangan usaha. Dalam situasi pandemi ini seperti apa ekspansinya?,” jelasnya.
Sehingga, dibutuhkan transparansi, bagaimana strateginya agar PMN yang dimaksud memiliki keuntungan berlipat ganda pada 2023 deviden tahun 2024 bisa lebih besar daripada PMN yang diberikan.