DAELPOS.com – Dalam rangka fasilitasi dan penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melakukan kolaborasi dengan Forum Rektor Indonesia (FRI). Menteri Investasi/Kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bersama dengan Ketua FRI Arif Satria menandatangani Nota Kesepahaman tentang Kolaborasi Program dan Kegiatan Pengembangan UMKM Dalam Rangka Penanaman Modal di Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat kemarin sore (24/6).
Bahlil mengungkapkan bahwa kerja sama ini sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo dan merupakan amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU CK) yang telah disahkan pada November tahun 2020 lalu. Dalam hal ini, Kementerian Investasi/BKPM terus melakukan fasilitasi seluruh investor yang menanamkan investasinya dan mendorong kolaborasi antara investor besar dengan pengusaha serta UMKM di daerah.
Bahlil menegaskan kembali bahwa UMKM memiliki peran penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia, terutama dalam kondisi pandemi COVID-19 saat ini. Selain kemudahan perizinan melalui sistem Online Single Submission (OSS), Bahlil menambahkan bahwa negara juga mempermudah akses bagi UMKM untuk mendapatkan pendanaan dari sektor perbankan berupa kredit usaha.
“Namun 53% UMKM ini masih informal. Anak muda yang ingin jadi pengusaha UMKM sedikit sekali, karena perizinannya susah. Oleh karena itu kami dorong percepatan untuk UMKM yang belum memiliki izin agar mengurus NIB (Nomor Induk Berusaha) melalui OSS,” ungkap Bahlil.
Menurut Bahlil, pendampingan dari Kementerian Investasi/BKPM dan asosiasi pengusaha seperti KADIN dan HIPMI juga diharapkan dapat menguatkan semangat kewirausahaan mahasiswa. Tujuannya agar semakin banyak lulusan perguruan tinggi yang menjadi pengusaha.
“Kita dorong output mahasiswa perguran tinggi ini untuk bisa menjadi entrepreneur. Namun, hal ini tidak bisa hanya dari kemauan mahasiswa saja. Negara juga harus hadir memfasilitasi perizinannya,” tambah Bahlil.
Dalam sambutannya, Arif Satria selaku Ketua FRI mengungkapkan apresiasinya atas kerja sama yang dilakukan ini. Arif berharap kolaborasi ini dapat saling melengkapi peran pemerintah dan dunia akademik sehingga memberikan dampak nyata terhadap penguatan UMKM di Indonesia.
“Kami menyambut baik harapan dari Pak Menteri untuk mendorong perguruan tinggi mencetak semakin banyak pengusaha UMKM. Perguruan tinggi adalah pusatnya inovasi, namun masih memerlukan bimbingan dan pendampingan dari kementerian dan pelaku usaha,” ungkap Arif.
Selain melakukan fasilitasi perizinan berusaha dan pengembangan UMKM, kerja sama ini juga mencakup kegiatan sosialisasi kebijakan penanaman modal dan perizinan berusaha; penelitian dan kajian terkait perencanaan, kebijakan, dan peraturan penanaman modal, serta kemudahan berusaha; dan atau kerja sama lainnya yang disepakati secara tertulis kedua pihak.
Dalam kesempatan tersebut, Bahlil juga melakukan dialog dengan 50 rektor dari berbagai perguruan tinggi se-Indonesia, baik secara daring maupun luring. Hadir secara langsung dalam dialog tersebut yaitu Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Perbanas Institute, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, dan Universitas Pakuan. Partisipan lainnya turut bergabung melalui daring, di antaranya Rektor Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Universitas Teknorat Indonesia (UTI), Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Borneo Tarakan (UBT), Universitas Terbuka, Universitas Al Azhar Indonesia, dan Universitas Gunadarma.(*)