Praktik Korupsi dan Mafia Pangan Masih Bermunculan

Saturday, 31 July 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto Ist / Net

foto Ist / Net

DAELPOS.com – Bisa-bisanya masih ditemukan praktik korupsi dan mafia pangan di Indonesia. Para penjahat itu muncul karena sistem akuntabilitas pangan lemah dan sistem tata pemerintahan untuk sangat buruk. Pemerintah diminta memanfaatkan momentum pandemi Covid-19 untuk bergerak maju sehingga sistem pangan di Indonesia dapat bertransformasi. 

“Sistem akuntabilitas kita lemah sekali ada praktek korupsi dan mafia pangan itu muncul, karena memang pemerintah di pangan sangat buruk,” ujar Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) sehingga Abdullah dalam Ngobrol Tempo yang secara virtual, Jumat (30 /7/2021).

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian Agung Hendriadi mengatakan, adanya mafia pangan pada kartel impor, Disebutkan bagian dari Kementerian Pertanian (Kementan) melainkan Kementerian Perdagangan. Meski demikian, harapan telah bekerja sama dengan Kemendag dan Satgas Pangan untuk meminimalkan tindakan para mafia impor. Kementan juga akan melakukan intervensi distribusi, sehingga tidak ada lagi distribusi komoditas yang berjalan sendiri atau autopilot.

Sementara itu Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo mengkritik tidak adanya rujukan yang jelas data impor. pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, kata dia, membuka data impor pangan secara transparan. Data tersebut meliputi apa saja yang diimpor hingga bagaimana kriteria yang ditentukan bagi mereka yang melakukan impor pangan. Data import juga harus memiliki rujukan yang jelas. Sejauh ini Indonesia belum memiliki referensi pasti terkait data impor pangan.

“Harusnya ada rujukan pasti. Herannya, kita enggak punya referensi yang pasti itu. Ini pemerintah menggembar-gembor ekonomi kita masuk tahap digital 4.0, tapi kok masalah ini saja enggak terselesaikan dengan cepat,” kata Adnan.

Menurut Adnan, pemerintah juga perlu menyebarluaskan informasi terkait syarat impor hingga bagaimana ketentuannya. ICW melihat informasi terkait proses impor minim, sehingga efeknya masyarakat sulit mengaksesnya. “Ini yang harus dibenahi, kalau enggak, kebijakannya akan selalu di ruang gelap dan kemungkinan terjadinya hal-hal kotor.

See also  Buka Kejurnas Gateball 2022, Menteri PUPR: Persiapan Menuju PON 2024

Berita Terkait

Konstruksi Tol Betung – Jambi Seksi IV Capai Progress 80%, Segera Hadirkan Konektivitas Baru
Wamen Diana Ajak Perempuan Indonesia Teladani Perjuangan RA Kartini
Pertama di Indonesia! Pertamina NRE Manfaatkan Kecerdasan Buatan untuk Pastikan Keandalan PLTS
PLN Jadi Perusahaan Energi Terbaik untuk Mengembangkan Karir di Indonesia versi LinkedIn
Pemerintah Putuskan Tarif Listrik TW II Tidak Naik, PLN Siap Beri Pelayanan Optimal Seluruh Pelanggan
Menteri PU Dorong Penerapan IPHA untuk Swasembada Pangan
Infrastruktur Terabaikan, Aktivitas masyarakat Dusun Tersendat
KRL Buatan Dalam Negeri Tiba, Siap Uji Coba

Berita Terkait

Friday, 25 April 2025 - 17:06 WIB

Konstruksi Tol Betung – Jambi Seksi IV Capai Progress 80%, Segera Hadirkan Konektivitas Baru

Thursday, 24 April 2025 - 16:05 WIB

Pertama di Indonesia! Pertamina NRE Manfaatkan Kecerdasan Buatan untuk Pastikan Keandalan PLTS

Wednesday, 23 April 2025 - 21:28 WIB

PLN Jadi Perusahaan Energi Terbaik untuk Mengembangkan Karir di Indonesia versi LinkedIn

Wednesday, 23 April 2025 - 14:11 WIB

Pemerintah Putuskan Tarif Listrik TW II Tidak Naik, PLN Siap Beri Pelayanan Optimal Seluruh Pelanggan

Tuesday, 22 April 2025 - 21:10 WIB

Menteri PU Dorong Penerapan IPHA untuk Swasembada Pangan

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Pertamina Dukug Ajang Scooter Prix 2025

Friday, 25 Apr 2025 - 17:15 WIB

Berita Terbaru

Aspal Presisi Proving Ground: HKA Buktikan Kemampuan Teknis

Friday, 25 Apr 2025 - 17:09 WIB