MenkopUKM Resmikan Tani Bangga Store Milik Koperasi Petani Binaan LPDB-KUMKM dan Ekspor Buncis ke Singapura

Saturday, 21 August 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan bahwa pihaknya akan terus membangun dan memperkuat bisnis model di sektor pertanian (pangan), agar bisa masuk skala ekonomi. “Untuk itu, para petani berlahan sempit harus bergabung atau mendirikan koperasi, agar masuk skala ekonomi,” kata Teten, dalam kunjungan kerja di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Sabtu (21/8).

Dalam kunjungan kerja kali ini, MenkopUKM meninjau musim petik komoditas buncis (jenis lokal dan Kenya) untuk ekspor ke Singapura, di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja dan meresmikan Tani Bangga Store (Pasar Tani milik koperasi) di Desa Gemuruh, Kecamatan Padamara, Purbalingga.

Menurut Teten, dengan berkoperasi, para petani tidak lagi memikirkan produknya mau dijual kemana. “Koperasi yang akan berhadapan dengan pasar, agar ada kepastian harga dan pasar bagi produknya,” imbuh MenkopUKM.

Di depan Dirut Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM Supomo, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, dan Ketua Koperasi Petani Max Yasa Ngahadi Hadi Prawoto, MenkopUKM mengungkapkan, jika petani yang langsung berhadapan dengan pasar (buyer), terutama peritel besar, maka akan selalu kalah dalam posisi tawar.

Oleh karena itu, Teten pun mengapresiasi atas apa yang sudah dilakukan Ngahadi dalam membangun bisnis model di sektor pertanian, dengan menempatkan koperasi sebagai OffTaker. “Untuk membangun bisnis model seperti itu, kita harus bekerjasama antara pemerintah pusat dengan para Kepala Daerah dan para Local Heroes seperti Mas Ngahadi ini,” ujar MenkopUKM.

Teten pun menunjuk LPDB-KUMKM yang memang ditugaskan untuk memperkuat kelembagaan dan permodalan koperasi di Indonesia. “Kalau petani langsung jual ke supermarket atau pasar moderen, pembayarannya mundur tiga bulan, petani yang susah. Dengan berkoperasi, maka koperasi yang akan membeli hasil petani. Permodalan koperasinya akan diback-up LPDB-KUMKM,” papar Teten.

Bagi Teten, koperasi memang harus memiliki kemampuan finansial untuk membeli seluruh hasil pertanian dari petani. “Kelembagaan koperasi harus terus diperkuat agar mampu menjadi OffTaker bagi produk pertanian para petani,” tegas Teten.

See also  Sembilan Pemda Ditetapkan Jadi Proyek Percontohan Pelaksanaan RB Tematik

Teten menyebutkan, sudah membangun Pilot Project dan bisnis model sektor pertanian di beberapa daerah, seperti Lampung (pisang), Aceh (kopi), dan sebagainya. “Nantinya, hal itu bisa direplika di berbagai daerah lain,” tandas Teten.

Sementara itu, Dirut Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM Supomo mengatakan, pihaknya akan lebih memprioritaskan penyaluran dana bergulir untuk memperkuat permodalan koperasi di sektor produksi, terutama sektor pertanian.

“Dalam hal ini, LPDB-KUMKM telah melakukan upaya jemput bola, sekaligus pendampingan kepada koperasi-koperasi sektor riil potensial dan berorientasi ekspor,” ucap Supomo.

Supomo mencontohkan, dengan pinjaman dana bergulir LPDB-KUMKM melalui Koperasi Makmur Mandiri (KMM), Ngahadi memanfaatkannya untuk penambahan modal kerja komoditas sayur mayur, modal kerja teknologi pengemasan atau packaging berorientasi ekspor.

Bahkan, lanjut Supomo, sejalan dengan KemenkopUKM, end-user binaan koperasi juga diharapkan melakukan korporatisasi petani agar bisa memasarkan produk lebih luas dan volume besar.

Supomo juga berharap, langkah Ngahadi semakin berkembang memberikan pendampingan kepada petani-petani lokal dari sisi kualitas produk, kemasan atau packaging, dan juga perluasan akses pasar produk pertanian, baik pasar domestik untuk kalangan hotel, restoran dan katering, maupun pasar ekspor

Sedangkan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyebutkan bahwa pihaknya terus berkomitmen untuk mengembangkan UMKM, khususnya sektor pertanian yang menjadi potensi besar perekonomian Purbalingga.

“Bahkan, untuk mendukung bisnis model sektor pertanian yang digulirkan Kemenkop dan UKM, kami akan mendorong BUMD yang ada untuk menjadi OffTaker,” tandas Dyah Hayuning.

Terlebih lagi, lanjut Bupati Purbalingga, potensi ekspor produk pertanian asal Purbalingga, bukan hanya buncis Kenya. Melainkan ada komoditas lain seperti gula kelapa yang sudah ekspor ke AS dan Eropa (Yunani) dan kopi ke Amerika. “Bahkan, industri knalpot kita sudah ekspor ke pabrik mobil di Jerman,” kata Dyah Hayuning.

See also  Catatkan Kinerja Anggaran Terbaik Tahun 2020, Kemendagri Raih Penghargaan

Berorientasi Ekspor

Dalam kesempatan yang sama, Ngahadi Hadi Prawoto yang juga Ketua Koperasi Petani Max Yasa menjelaskan, Tani Bangga Store (minimarket/pasar moderen) didirikan bertujuan untuk mencetak petani-petani lebih moderen dalam pola pikir dan proses produksi, serta berorientasi ekspor.

“Sejak awal tanam hingga proses petik hasil, kami mendampingi para petani agar mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan kemasan produk yang baik,” kata Ngahadi.

Ngahadi yang merupakan anggota Koperasi Makmur Mandiri (KMM) yang berpusat di Bekasi, Jawa Barat (mitra LPDB-KUMKM) menyebutkan bahwa Tani Bangga Store menyediakan segala kebutuhan dapur para ibu. Tak hanya menyediakan komoditas sayuran dan buah-buahan, Tani Bangga Store juga menyediakan produk lain, seperti ikan, daging, minyak goreng, dan lain-lain.

Ngahadi mengaku, untuk pengembangan usahanya itu, sudah banyak bank (BUMN dan swasta) yang menawarkan kredit berbunga sangat rendah. “Tapi, saya memilih menjadi anggota koperasi. Dan setelah berkembang, kami mendirikan koperasi sendiri, yaitu Koperasi Petani Max Yasa, yang artinya menuju kemakmuran dalam bahasa Sangsekerta,” kata Ngahadi.

Atas kiprahnya tersebut, belum lama ini, Ngahadi mendapat pengakuan dari pemerintah sebagai Duta Petani Andalan yang dikukuhkan oleh Presiden RI Joko Widodo.

“Tujuan hidup saya bukan untuk memperkaya diri, melainkan untuk membangun dan mengembangkan ekonomi petani, khususnya di Purbalingga. Kalau untuk pribadi, saya sudah cukup hidup dari peternakan ayam yang menghasilkan telur ayam sebanyak 360 kilogram perhari,” terang Ngahadi.

Memang, Koperasi Max Yasa baru didirikan Ngahadi pada Februari 2020. Namun, kiprah Ngahadi membina sekitar 500 petani di Purbalingga sudah dilakukan sejak 2014 lalu. “Saat itu, langkah pertama saya adalah mengubah pola pikir atau mindset petani. Selain mengubah pola produksi, saya juga meyakinkan mereka bahwa petani juga adalah enterpreneur,” ungkap Ngahadi.

Sebagai OffTaker, Ngahadi juga melakukan aneka pendampingan dan pembinaan para petani. Dari mulai menyediakan bibit yang unggul, pupuk, cara menanam dan memetik yang baik, hingga pemasaran.

See also  Lantik Eselon I, Menteri Transmigrasi Tegaskan Pejabat Baru Untuk Produktif Cari Solusi, Dan Tidak Salahkan Orang Lain

Ngahadi mencontohkan petani buncis jenis kenya dan lokal. Sebelum mendapat pembinaan dan pendampingan, mereka hanya mampu melakukan enam kali petik. “Sekarang, mereka sudah mampu 24 kali petik dengan hitungan sehari petik sehari tidak dalam kurun waktu dua bulan,” jelas Ngahadi.

Bahkan, dari sisi harga pasaran buncis, Ngahadi berani membeli dari petani dengan harga tinggi, di atas harga pasar. Misalnya, pernah harga buncis anjlok hingga hanya Rp500 perkilogram. Tapi, Ngahadi tetap membeli dari petani dengan kisaran harga Rp5000-Rp10000.

“Saya pernah mengalami kerugian ratusan rupiah. Tapi, saya tidak menyerah dan jalan terus. Karena, saya meyakini produk-produk pertanian yang kami hasilkan, memiliki prospek yang bagus,” tandas Ngahadi.

Ngahadi yang juga Ketua Pemuda Tani Purbalingga menjelaskan, beberapa komoditas yang dihasilkan para anggota koperasi sudah masuk ke pasar ekspor. Seperti labu madu, tomat, daun pisang, dan uni, dikirim ke Singapura. Sedangkan buah rambutan, pernah menghiasi pasar di Dubai.

“Selain untuk ekspor, kami juga memasok komoditas kentang sebanyak 320 ton ke industri besar Wings Food sejak tahun 2020,” imbuh Ngahadi.

Ngahadi bersama petani Purbalingga sudah melakukan ekspor rutin hasil pertanian (buncis) ke Singapura. Sebelum pandemi volume ekspor mencapai 1,5 ton perhari. Tetapi, pada saat pandemi, mengalami penurunan volume ekspor sebesar 50% menjadi 700 kilogram buncis Kenya perhari, dan 700 kilogram buncis lokal perhari.

Sedangkan untuk harga jual, komoditas buncis Kenya Rp18.000 per kilogram dan buncis lokal Rp12.000 per kilogram. Pengiriman buncis dilakukan setiap Senin sampai dengan Kamis menuju Singapura melalui Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Saat ini, ekspor yang dilakukan Koperasi Max Yasa masih dalam bentuk komoditas segar. “Namun, ke depan, kami akan mengarah dan masuk ke industri olahan,” pungkas Ngahadi.

Berita Terkait

Menciptakan Kesejahteraan Rakyat, Wamen Viva Yoga Ingin Bambu Dibudidayakan di Kawasan Transmigrasi
Hasil Pengawasan Haji: Komite III DPD RI Usulkan Langkah Strategis
Tinjau Implementasi Program RB Tematik Ketahanan Pangan, Menteri PANRB: Ketahanan Pangan Penting Untuk Cegah Stunting
Dukung Kemajuan Sepak Bola Nasional, Kementerian PU Perkuat Sinergitas dengan PSSI
Menteri Rini Sampaikan Strategi Wujudkan Birokrasi Berkelas Dunia
Indonesia-Selandia Baru: Kolaborasi Ekonomi Hijau Menguat
Kemenpar Sasar Pasar MICE Tiongkok Lewat Business Matching
Trafik Jalan Tol Trans Sumatera Meningkat 37,93% Selama Libur Tahun Baru Islam 1447 H

Berita Terkait

Tuesday, 8 July 2025 - 18:14 WIB

Menciptakan Kesejahteraan Rakyat, Wamen Viva Yoga Ingin Bambu Dibudidayakan di Kawasan Transmigrasi

Tuesday, 8 July 2025 - 09:28 WIB

Hasil Pengawasan Haji: Komite III DPD RI Usulkan Langkah Strategis

Thursday, 3 July 2025 - 18:35 WIB

Tinjau Implementasi Program RB Tematik Ketahanan Pangan, Menteri PANRB: Ketahanan Pangan Penting Untuk Cegah Stunting

Thursday, 3 July 2025 - 16:37 WIB

Dukung Kemajuan Sepak Bola Nasional, Kementerian PU Perkuat Sinergitas dengan PSSI

Wednesday, 2 July 2025 - 18:53 WIB

Menteri Rini Sampaikan Strategi Wujudkan Birokrasi Berkelas Dunia

Berita Terbaru

ilustrasi ( foto Istimewa )

Olahraga

Indonesia Siap Tempur Hadapi Thailand di SEA V League 2025

Wednesday, 9 Jul 2025 - 09:21 WIB

Ekonomi - Bisnis

Commuter Line Yogyakarta Kian Diminati: Tumbuh 17% di Awal 2025

Tuesday, 8 Jul 2025 - 18:53 WIB