Di NTB, Zulhas Singgung Soal Pancasila dan Kedaulatan Pangan

Tuesday, 28 September 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Dua masalah kebangsaan yang terkait langsung dengan hidup dan kehidupan masyarakat Indonesia disinggung Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, saat mengunjungi Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (27/9/2021).

Di sela-sela agenda menghadiri pelantikan pengurus Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI), sosok yang kerap disapa Zulhas ini menyinggung soal Pancasila dan juga kedaulatan pangan.

Wakil Ketua MPR RI ini mengatakan, Pancasila merupakan falsafah hidup masyarakat Indonesia yang harus terus dijaga, yang salah satunya dapat terlihat dalam bentuk persatuan. Sehingga ia berharap tidak ada upaya membentur-benturkan antar kelompok.

“Jangan pecah belah dua terus, saling serang, saling salahkan. Prinsip kebangsaan kita adalah persatuan, kebersamaan, gotong royong. Jangan ada merasa yang paling Pancasila, sedikit-sedikit radikal-radikul, itu tidak produktif. Ini saatnya bersatu dan bergotong royong,” ujar Zulhas, dilansir dari Rmol.id, Selasa (28/9/2021).

Dalam acara yang turut dihadiri Gubernur NTB Zulkieflimansyah ini, Zulhas menyatakan tujuan dari pengamalan Pancasila, salah satunya adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Sebagai contoh, Zulhas menyebut masyarakat NTB selama di pimpin Zulkieflimansyah semakin maju. Maka dari itu, dirinya mengingatkan agar NTB terus meningkatkan kualitas SDM.

“Kuncinya untuk makmur dan maju adalah meningkatkan kualitas SDM. Tingkatkan Indeks Pembangunan Manusia, karena banyak daerah dianugerahi tanah yang subur, tertinggal gara-gara tidak serius membangun SDM,” tuturnya.

Khusus soal kedaulatan pangan, Zulhas melihatnya sebagai persoalan bangsa yang harus dituntaskan bersama-sama, baik masalah pertanian secara umum maupun soal kedaulatan pangan.

Salah satu masalah pertanian yang dia sebutkan adalah soal indeks gini lahan petani yang sangat timpang, sehingga menjadikan petani hanya sebagai buruh saja.

“Kesejahteraannya (petani) lemah. Produk pertanian kita juga tidak berkembang. Negara masih tergantung pada impor. Kalau kita bersatu, ini yang harus kita mulai bahas dan selesaikan bersama-sama,” pungkasnya.

See also  Menpora Ingin AMPI Membangun untuk Anak Muda Indonesia

Berita Terkait

66 Tahun Dekrit Presiden: Sebuah Peta Jalan
Yulian Gunhar: Sosialisasi Empat Pilar Jadi Momentum Memaknai Sila Pertama Pancasila
MK Pisahkan Pemilu, Sultan Ingatkan Penyelenggara: Waspada Perubahan Data Pemilih
Repdem Ancam Kepung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
Habis Aceh, Terbitlah Trenggalek LaNyalla: Jangan Terus Seret dan Tambah Beban Presiden
Senator Mirah Minta Atensi Serius dari Kementerian PKP Terkait Sinkronisasi Kebijakan Perumahan Daerah
Terus Memanas, For Papua MPR RI Serukan Papua Damai
Gunhar Ajak Bersatu dalam Perbedaan

Berita Terkait

Saturday, 5 July 2025 - 15:25 WIB

66 Tahun Dekrit Presiden: Sebuah Peta Jalan

Sunday, 29 June 2025 - 19:34 WIB

Yulian Gunhar: Sosialisasi Empat Pilar Jadi Momentum Memaknai Sila Pertama Pancasila

Saturday, 28 June 2025 - 18:51 WIB

MK Pisahkan Pemilu, Sultan Ingatkan Penyelenggara: Waspada Perubahan Data Pemilih

Friday, 20 June 2025 - 14:59 WIB

Repdem Ancam Kepung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Thursday, 19 June 2025 - 17:44 WIB

Habis Aceh, Terbitlah Trenggalek LaNyalla: Jangan Terus Seret dan Tambah Beban Presiden

Berita Terbaru

Berita Utama

Menteri Rini Hadiri MPLS Sekolah Rakyat, Pastikan Pemenuhan Guru

Monday, 14 Jul 2025 - 19:24 WIB