DAELPOS.com – PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) berhasil merampungkan dan meresmikan beberapa proyek strategis di Indonesia. Proyek infrastruktur tersebut meliputi bandara, jalan tol, hingga pembangkit listrik.
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengatakan bahwa di sepanjang 2021, Hutama Karya berhasil menyelesaikan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan beberapa proyek infrastruktur jasa konstruksi lainnya. “Di awal tahun, tepatnya pada bulan Maret 2021 Hutama Karya berhasil mengoperasikan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Ruas Medan – Binjai seksi 1 (Tanjung Mulia – Marelan) sepanjang 4,2 Km dan JTTS Ruas Sigli – Banda Aceh seksi 3 (Jantho – Indrapuri) sepanjang 16 Km,” ujar Budi. Dengan kata lain, hingga akhir tahun Hutama Karya telah membangun sepanjang 626 KM untuk Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Selain Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Trans Sumatera, Hutama Karya juga berhasil merampungkan Bandara Jenderal Besar (JB) Soedirman di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah pada bulan Juni 2021. Kemudian pada Juli tahun ini, terdapat proyek pekerjaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Parmonangan-2 di Tapanuli Utara, Sumatra Utara. “Pada bulan September, Hutama Karya juga berhasil merampungkan Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur yang merupakan proyek Joint Operation (JO) antara Hutama Karya bersama dengan WIKA dan Nindya Karya, lalu RS Mata Manado di pertengahan tahun, serta di akhir November Hutama Karya juga merampungkan proyek Bendungan Gongseng di Bojonegoro dan telah diresmikan oleh Presiden RI,” lanjut Budi. Hingga akhir tahun 2021, Hutama Karya telah menargetkan penyelesaian beberapa ruas JTTS lainnya yakni JTTS Ruas Pekanbaru – Padang seksi Pekanbaru – Bangkinang sepanjang 31 Km, JTTS Ruas Binjai – Langsa segmen Binjai – Stabat sepanjang 12 Km dan JTTS Ruas Sigli – Banda Aceh seksi 2 sepanjang 6 Km.
Budi menyampaikan, nilai kontrak konstruksi sepanjang 2021 mencapai Rp 8,45 triliun. Nilai itu meliputi Kerjasama Operasional (KSO) sebesar Rp 4,42 triliun dan Non-KSO sebesar Rp 4,03 triliun. Ia juga menambahkan bahwa per september 2021 EBITDA perusahaan meningkat 36,7%, sedangkan ekuitas perusahaan tumbuh hingga 13,1%.
Diluar JTTS, Di tahun ini HK meraih sebanyak 22 kontrak baru yang terdiri dari 14 Proyek Infrastruktur (jalan, jembatan, bendungan, dll), 5 Proyek Gedung, dan 3 Proyek EPC. Adapun hingga akhir tahun 2021 terdapat 70 proyek konstruksi yang masih on going yakni 18 Proyek EPC, 12 Proyek Gedung, dan 40 Proyek Infrastruktur yang tersebar dari Aceh hingga Papua.
Beberapa proyek yang ditandatangani sepanjang 2021 meliputi Proyek MRT CP 203 senilai Rp1,4 triliun, Proyek ITDC Mandalika senilai Rp 376 miliar, Proyek Jembatan Kretek Bantul senilai Rp 171 miliar, Proyek Bendungan Ameroro Sulteng senilai Rp 306 miliar, Proyek Dermaga Sanur senilai Rp 205 miliar, proyek EPC Open Access RU VII Kasim milik Pertamina di Sorong, proyek LPG Jatim, proyek pembangunan gedung UPI di Bandung senilai Rp 202 miliar, proyek Gedung Universitas Malikus Saleh di Aceh senilai Rp 137 miliar, proyek Gedung OJK senilai Rp 133 miliar, serta proyek Masjid Jawa Barat senilai Rp 223 miliar. Sedangkan untuk proyek yang masih berjalan beberapa diantaranya Runway Bandara Internasional Lombok, Bendungan Way Apu, Simpang Susun Romokalisari di Jalan Tol Surabaya – Gresik, konstruksi pada Tol Seberlawan – Siantar senilai Rp 2,2 Triliun, Apartemen Aspena Pluit Sea View, Integrated Building Soekarno Hatta, Gedung Politeknik STAN, PLTU Surayala, hingga Lawe Lawe Facilities RDMP RU V.
Pada 2022 mendatang, Hutama Karya telah menyiapkan strategi untuk mencapai target yang dicanangkan. Selain fokus pada pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera khususnya tahap I pembangunan yang terdiri dari 8 ruas konstruksi, Hutama karya juga mempercepat proses pembangunan proyek JTTS serta mempercepat penyelesaian desain dan pembebasan lahan di ruas-ruas prioritas. “Kami juga akan meningkatkan produktivitas konstruksi pada lahan sudah bebas, mempercepat perizinan yang berkaitan dengan pihak-pihak eskternal seperti Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Barang Milik Negara (BMN),” lanjut Budi. Di sisi lain, Hutama Karya juga fokus pada proyek-proyek non-BUJT lainnya seperti proyek jalan, jembatan, EPC, serta prasarana perhubungan. Selain itu, Hutama Karya sebagai salah satu BUMN yang memiliki tagline “Inovasi Untuk Solusi” memandang penting penggunaan teknologi baru, karena dengan adanya teknologi baru akan memberikan kinerja yang lebih efisien dalam pengerjaan konstruksi ke depannya.
“Saat ini, Hutama Karya telah dan akan mengedepankan penggunaan-penggunaan teknologi muktahir seperti penerapan Building Information Modelling (BIM) dan LiDAR pada setiap tahap perencanaan hingga pembangunan konstruksi,” sambung Budi.