DAELPOS.com – Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Irma Suryani mengatakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas lebih tepat untuk keadaan saat ini, mengingat penularan Covid-19 varian Omicron semakin meningkat.
“Saya kira karena kasus varian Omicron ini semakin meningkat, maka PTM 100 persen ini ditunda sampai dengan kondisi membaik. Kalaupun ada PTM, maka PTM terbatas lebih sesuai dengan kondisi saat ini,” ujar Irma di Jakarta, Kamis (27/1).
Irma menjelaskan, dengan PTM terbatas kapasitas siswa di kelas hanya 50% dan ada jarak antarsiswa. Tidak seperti PTM 100%, yang meskipun menggunakan masker dan menerapkan protokol kesehatan, tapi tidak ada jarak fisik antara siswa satu dengan lainnya.
“PTM terbatas dilakukan, misalnya Senin sebanyak 50 persen siswa yang masuk, kemudian pada Selasa yang masuk 50 persen lainnya. Begitu terus bergiliran,” jelasnya.
Jika dipaksakan PTM 100%, tambah Irma, maka tidak ada jarak fisik, sedangkan di sisi lain guru tidak mungkin dapat sepenuhnya memantau siswa selama di sekolah. Selain itu, ia juga menilai tingkat ketaatan siswa pada protokol kesehatan masih rendah.
“Saat ini pilihan yang tepat adalah PTM terbatas dahulu sampai kondisi benar-benar terkendali dengan baik oleh pemerintah. Begitu juga dengan vaksin penguat juga sudah didistribusikan dengan baik. Jika anak kena Covid-19, maka ibu dan bapaknya juga akan kena,” urainya.
Legislator NasDem dari Dapil Sumatra Selatan II (Kabupaten Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ilir, Muaraenim, Lahat, Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ulu Selatan, Ogan Ilir, Empat Lawang, Kota Pagar Alam, Kota Prabumulih, dan Penukal Abab Lematang Ilir) itu mengingatkan, meskipun tingkat kematian akibat varian baru Omicrom lebih kecil, tetap diperlukan kehati-hatian.
Selain itu, pembatasan yang dilakukan daerah juga tidak seketat sebelumnya. Ia menilai para orang tua juga khawatir jika PTM 100% terus diterapkan.
“Sebagai orang tua, kami inginnya PTM terbatas, bukan PTM 100 persen seperti saat ini, agar ada jarak sosial. Mendikbudristek harus lebih bijak dalam menilai ini dan jangan sampai mengorbankan keselamatan dan kesehatan siswa dan warga sekolah lainnya,” pungkasnya.