KemenPPPA Apresiasi Keterlibatan Ormas Hapuskan Kekerasan Seksual

Tuesday, 22 February 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com– Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga menegaskan kasus-kasus kekerasan seksual yang saat ini makin banyak terungkap ke permukaan dan dibicarakan tidak terlepas dari tingginya partisipasi masyarakat dan peran serta dari organisasi masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual. Oleh karenanya keterlibatan organisasi masyarakat tersebut patut diapresiasi, sekaligus terus didukung untuk menurunkan angka kekerasan seksual.

“Untuk mengatasi tantangan dan kendala yang ada dalam penanganan perempuan korban kekerasan diperlukan penanganan secara komprehensif dan terintegrasi. Penanganan kekerasan seksual merupakan cross cutting issue yang perlu melibatkan berbagai sektor terkait mulai dari tingkat pusat, tingkat daerah, peran serta masyarakat, termasuk organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan, akademisi dan stakeholder lainnya,” ungkap Menteri PPPA dalam Workshop Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Seksual (19/02).

​Menteri PPPA mengungkapkan ide, gagasan, inisiasi dan rekomendasi konstruktif yang dapat mendorong upaya pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual sangat diperlukan dari organisasi masyarakat. Hal tersebut merupakan bentuk komitmen bersama antara pemerintah dan organisasi masyarakat untuk bersinergi dalam memutus mata rantai terjadinya kekerasan seksual.

“KemenPPPA telah melakukan berbagai upaya untuk memberikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat dan para pihak yang terkait, baik melalui sosialisasi, advokasi maupun dalam bentuk pelatihan-pelatihan terkait dampak dan potensi yang menimbulkan kekerasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. KemenPPPA juga telah meluncurkan kebijakan dalam memastikan upaya pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual melibatkan masyarakat mulai dari tingkat akar rumput,” kata Menteri PPPA.

Lebih lanjut, Menteri PPPA menambahkan urgensi adanya pengaturan hukum dalam membangun sistem pencegahan dan penanganan tindak pidana kekerasan seksual yang komprehensif. Oleh karenanya, dengan disahkannya RUU TPKS (Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual) diharapkan dapat dijadikan payung hukum dan acuan dalam mencegah segala bentuk kekerasan seksual, penanganan, perlindungan dan pemulihan korban, serta menindak pelaku, juga mewujudkan lingkungan yang bebas dari kekerasan seksual.

See also  Antisipasi Kekacauan Informasi, Kominfo Dorong Agenda Pemilu 2024 Damai

​Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Republik Indonesia, Siti Ruhaini Dzuhayatin mengatakan pelibatan berbagai pihak masyarakat sangat penting dalam mewujudkan terobosan hukum dalam pencegahan dan penanganan tindak pidana kekerasan seksual. Oleh karenanya, dalam mengawal RUU TPKS untuk dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat, pelaksanaan diskusi publik menjadi hal yang penting. Adapun kelompok masyarakat yang turut dilibatkan diantaranya ulama dan akademisi perempuan hingga aktivis.

Ketua Umum MAI (Majelis Alimat Indonesia/Majelis Ilmuwan Perempuan), Amany Lubis mengemukakan pernyataan sikap terhadap pencegahan dan penanganan terjadinya kekerasan seksual, diantaranya; MAI mengecam semua kekerasan seksual karena bertentangan dengan prinsip agama Islam, Pancasila dan hak asasi manusia; dan MAI prihatin dengan kekerasan seksual yang terus meningkat secara kuantitas maupun kualitas, terlebih karena kekerasan seksual terjadi di tempat yang seharusnya menjadi tempat yang paling aman seperti keluarga, lembaga pendidikan, tempat ibadah, tempat kerja dan tempat publik lainnya;

Dosen Fakultas Pendidikan dan Pengajaran Islam di Universitas Islam Negeri Bandung, Nina Nurmila menyampaikan, kekerasan seksual merupakan kejahatan yang menohok rongga kemanusiaan. Oleh karenanya, demi kepentingan korban, MAI perlu mendukung pembahasan dan pengesahan RUU TPKS yang akan memfasilitasi korban mendapatkan keadilan dan mencegah kekerasan seksual terjadi.

Berita Terkait

Momen Hari Raya Waisak, Senator Mirah Minta Pemerintah Perkuat Toleransi dan Akses Rumah Ibadah yang Inklusif
Tinjau Pasar Terban Yogyakarta, Wamen Diana Tekankan Sanitasi Rumah Pemotongan Hewan
Menteri PU Dody Hanggodo Lepas 41 Calon Jamaah Haji Kementerian PU
Optimalisasi Program MBG, Menteri Rini Sampaikan Strategi Dukungan dari Kementerian PANRB
Konreg Kementerian PU 2025, Menteri Dody: Fokus Perkuat Infrastruktur Pangan, Air dan Pemerataan Ekonomi
Tanggapi Senator Agita, BPJPH Wajibkan Jaminan Halal Skincare pada 2026
Mentan Amran Optimis Kaltara Mampu Mandiri Pangan
Pererat Kerja Sama, Kementerian PANRB Terima Kunjungan Kehormatan Permanent Secretary PSD Singapura

Berita Terkait

Monday, 12 May 2025 - 11:33 WIB

Momen Hari Raya Waisak, Senator Mirah Minta Pemerintah Perkuat Toleransi dan Akses Rumah Ibadah yang Inklusif

Saturday, 10 May 2025 - 17:51 WIB

Tinjau Pasar Terban Yogyakarta, Wamen Diana Tekankan Sanitasi Rumah Pemotongan Hewan

Saturday, 10 May 2025 - 14:43 WIB

Menteri PU Dody Hanggodo Lepas 41 Calon Jamaah Haji Kementerian PU

Saturday, 10 May 2025 - 14:26 WIB

Optimalisasi Program MBG, Menteri Rini Sampaikan Strategi Dukungan dari Kementerian PANRB

Friday, 9 May 2025 - 20:47 WIB

Konreg Kementerian PU 2025, Menteri Dody: Fokus Perkuat Infrastruktur Pangan, Air dan Pemerataan Ekonomi

Berita Terbaru

Olahraga

PLN Mobile Proliga 2025: Bhayangkara Presisi Kembali Raih Juara

Monday, 12 May 2025 - 11:48 WIB