DAELPOS.com – Melawan radikalisme dan hoax bersama segenap lapisan masyarakat adalah langkah taktis dan strategis yang ditempuh pemerintah saat ini untuk membungkam aksi-aksi kelompok radikal yang meresahkan masyarakat sekaligus berupaya mengacaukan stabilitas NKRI.
Saat menggelar sosialisasi Empat Pilar bersama Kelompok Masyarakat Kecamatan Babussalam di Aceh Tenggara, Kamis, 09/06/2022, Anggota DPR RI H.M. Salim Fakhry, SE., MM menjelaskan Radikal yang dimaksudnya itu adalah gerakan yang menentang atau berusaha menggeser ideologi bangsa yaitu Pancasila serta UUD 1945.
“Harus disadari bahwa gempuran informasi hoax atau kabar bohong di media sosial saat ini berpengaruh besar pada persepsi masyarakat, bahkan sebagian besar diantaranya berpotensi merusak sendi-sendi kehidupan,” ujarnya.
Salim Fakhry yang juga Ketua DPD II Partai Golkar Aceh Tenggara ini menggambarkan bahwa gerakan kelompok radikal itu pada saat ini sudah tak lagi malu-malu beraksi dan mereka memanfaatkan berbagai isu-isu sensitif guna ditunggangi untuk agenda mereka sendiri.
Gerakan yang tadinya terselubung di zaman Pak Harto menemukan era keemasannya di zaman sebelum Pak Jokowi. Ketika Pak Jokowi mulai bersih-bersih gerakan radikal, karena sudah menemukan tempat dan bentuk aktifitasnya sudah nyaman, mereka terusik dan seolah-olah kebakaran jenggot.
Sama halnya dengan hoax yang tumbuh subur di negeri ini dan menemukan tempatnya di media sosial. Aktifitas dan aktifis hoax terus merecoki media dunia maya dengan berbagai isu dan melemparkannya ke masyarakat yang kerap berpikir pendek dan kemudian menyantapnya bak makanan yang lezat tapi justru menjadi momok bagi persatuan dan kesatuan bangsa.
Fakta menunjukkan aktifitas hoax itu terorganisir dan bahkan menjadi lahan menguntungkan bagi berbagai pihak. Hoax sudah menjadi budaya baru yang bisa menaikkan atau menurunkan kekuasaan, meraih popularitas dan simpati dengan cara menghancurkan pihak lawan tanpa ampun.
“Jika budaya hoax itu dibiarkan maka negeri kita tidak akan maju karena terus berkutat dalam masalah hoax belaka,” ujarnya. Untuk itu, ia berpendapat, generasi muda perlu dibekali pengetahuan dan kesadaran untuk bijak dalam bermedsos. (*)