DAELPOS.com – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar meminta masyarakat Maluku Utara untuk mempertahankan solidaritas antarwarga yang selama ini telah berjalan baik.
Gus Halim, sapaan akrab Abdul Halim Iskandar menyatakan, solidaritas ini juga merupakan faktor penting sehingga pembangunan desa dapat dilaksanakan dengan terencana dan terukur.
Selain itu, solidaritas juga menjadi salah satu kunci indeks kebahagiaan warga Maluku Utara tertinggi dalam skala nasional.
Gus Halim menyampaikan hal tersebut dalam kunjungan kerja di Desa Popilo, Kecamatan Tobelo Utara, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, Jumat (14/102/2022).
Masyarakat Maluku Utara, lanjut Gus Halim, benar-benar terlihat bahagia sesuai hasil survei dan memberikan pengaruh positif untuk perkembangan ekonomi.
“Ternyata hasil survei itu betul. Jadi survei nasional masyarakat Maluku Utara memiliki tingkat kebahagiaan tertinggi di Indonesia. Ternyata memang orangnya bahagia semua, alhamdulillah,” ungkapnya.
“Artinya apapun keadaannya warga masyarakat Halmahera Utara, khususnya di Desa Popilo ini memiliki rasa syukur yang tinggi sehingga meskipun hutangnya belum lunas tetap bahagia. Karena hidup itu memang yang penting adalah bahagia dan ruang gembira. Pak Bupati bebannya berat tapi selalu senyum ruang hembira. Artinya semua masalah bisa dijalani dan diselesaikan dengan baik,” urai mantan Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur ini.
Gus Halim meyakini bahwa tingginya indeks kebahagiaan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Hal itu disertai dengan pemanfaatan potensi desa yang dikelola oleh BUM Desa sehingga uang akan berputar dan kembali ke masyarakat.
Sementara itu survei nasional yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa Maluku Utara memiliki indeks kebahagiaan tertinggi yakni 76,34 pada tahun 2021.
Angka ini meningkat dari periode survei sebelumnya yaitu 75,68 pada tahun 2017 yang juga menduduki peringkat pertama dalam skala nasional.
Sementara itu, ada enam faktor yang melatarbelakangi tingginya indeks kebahagiaan masyarakat Maluku Utara, menurut antropolog Universitas Brawijaya (UB), Hatib Abdul Kadir.
Di antaranya adalah kondisi emosional serta kesejahteraan sosial, kultur masyarakatnya yang cenderung egalitarian, terbuka, dan tidak terikat oleh aturan yang kaku sehingga warganya dapat berekspresi secara terbuka tanpa khawatir.
Selanjutnya kedekatan dengan keluarga yang memperluas jaringan sosial serta ekonomi di Maluku Utara.