Menyelaraskan Transisi dan Ketahanan Energi untuk “Net Zero Emission”

Tuesday, 15 November 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Perubahan selalu terjadi, dengan peradaban yang semakin pesat, energi harus mengejar kebutuhan yang ada untuk kehidupan masyarakat banyak.

Diskusi khusus membahas proses produksi energi menuju bentuk terbaiknya selalu mengalir. Momentum G20, melahirkan diskusi B20 dengan tema Task Force Energy, Sustainability and Climate (TF ESC) Business 20 (B20) Indonesia. 

Chair of Task Force Energy, Sustainability and Climate Business 20 (TF ESC-B20) Nicke Widyawati dalam diskusi “BloombergNEF (BNEF) Net Zero Summit” rangkaian dari B20, yang digagas oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta The Asia Natural Gas and Energy Association (ANGEA), menjelaskan proses keberlangsungan transisi energi haruslah terjadi, agar keberlanjutan tetap terjaga.

Namun, proses transisi energi tidaklah dapat dicapai dengan singkat. Membutuhkan berbagai macam teknologi, biaya serta sumber daya manusia yang mampu memenuhi standar pemenuhan kebutuhan energi terbarukan.

Sementara, ketika proses transisi terjadi permintaan akan kebutuhan energi turut meningkat, sehingga ketahanan energi skala besar tetap harus dijaga. 

Strategi Pertamina

Secara lugas, Nicke Widyawati yang juga menjabat Direktur Utama PT Pertamina (Persero) menjelaskan berbagai strategi menghadapi tantangan keselarasan antara transisi dan kebutuhan energi. Untuk mencapai aspirasi Net Zero Emission (NZE) sekaligus menjaga ketahanan energi di Indonesia, PT Pertamina telah menyusun strategi komprehensif yang disampaikan melalui dua pilar utama dan 3 implementasi menengah. Dua pilar utama tersebut yang pertama adalah bergerak fokus mengenai dekarbonisasi kegiatan bisnis, dan yang kedua adalah  pengembangan bisnis hijau energi terbaurkan. 

Kemudian, tiga strategi jangka menengah yang mendukung rencana menggerakkan Net Zero Emission adalah pertama mengembangkan standar penghitungan karbon yang telah memenuhi standar nasional dan internasional. 

Kedua adalah pelibatan pemangku kepentingan untuk mendukung penuh target dan komitmen NZE nasional. Tujuan ini didukung oleh strategi investasi jangka panjang dari Pertamina. Ketiga adalah inisiatif bisnis keberlanjutan ramah lingkungan Pertamina akan difokuskan pada Biofuels, sumber energi terbarukan, Sistem Penangkapan Karbon (CCS/CCUS), baterai serta mobil listrik, hidrogen, dan bisnis karbon sendiri.

See also  BPK Bangun Sinergi dengan Entitas untuk Implementasi Penegakan Kode Etik

Pertamina juga telah mengembangkan strategi untuk mendukung transisi energi dengan mengalokasikan biaya modal (capex) untuk energi rendah emisi dan pengembangan EBT.

“Kami telah menetapkan tujuan untuk meningkatkan porsi Bisnis Hijau dalam bauran pendapatan Pertamina dari 5 persen pada tahun 2022 menjadi 13 persen pada tahun 2030,” tegas Nicke saat menjelaskan detail mengenai porsi biaya modal untuk energi hijau.

Secara prediksi, pendapatan dari bahan bakar fosil diperkirakan akan menurun secara signifikan dari 86 persen pada tahun 2022 menjadi 66 persen pada tahun 2040. Tujuan dari optimisme alokasi modal tersebut telah dikoordinasikan dengan pemerintah Indonesia, dan memastikan bahwa hal tersebut telah selaras dengan target bauran energi Indonesia untuk energi baru terbarukan.

Untuk mengimbangi pembiayaan, Pertamina juga telah meramu strategi investasi jangka panjang yang terdiri dari 14 persen Capex untuk aksi bisnis energi hijau, selain itu, Pertamina terus melanjutkan investasi pada bahan bakar fosil dan petrokimia sebagai tulang punggung bisnis saat ini, dalam upaya memastikan bahwa transisi energi tidak akan mengganggu ketahanan energi.

Selain strategi penyertaan modal, Pertamina juga berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk percepatan capaian target. Kolaborasi diperlukan, dalam menghadapi tantangan yang sama selama transisi energi, terutama dalam teknologi dan pembiayaan. 

“Biaya teknologi masih lebih tinggi daripada bahan bakar fosil. Itu sebabnya, kami terbuka untuk kemitraan dan kolaborasi, untuk mendorong inovasi dan menurunkan biaya teknologi,” jelas Nicke.

Upaya kolaborasi digencarkan sebab saat ini penggunaan teknologi dalam energi baru terbarukan masih membutuhkan biaya mahal, sehingga harga jual kepada konsumen masih cukup tinggi. Dalam menekan biaya operasional tersebut, masalah pembiayaan, diharapkan akan lebih banyak menarik investasi masuk, baik internasional maupun domestik, guna meningkatkan mekanisme pembiayaan global mendukung proyek transisi energi dan dekarbonisasi.

Berita Terkait

Sri Mulyani Alokasikan Rp16,6 Triliun ke Bulog untuk Jaga Stok dan Harga Beras
Menteri PU Terima Kunjungan HIPMI, Tekankan Konektivitas dan Efektifitas Infrastruktur
Kementerian PU Selesaikan Pembangunan Jembatan Bailey di Jambi
Kementerian PU dan AIIB Jajaki Peluang Kerja Sama Pembiayaan Infrastruktur
Animo Pemudik EV Diprediksi Meningkat saat Idulfitri 1446 H, PLN Siapkan 1.000 Unit SPKLU di Jalur Trans Jawa-Sumatra
Mudik Lebaran, KAI Hadirkan Tiket KA Ekonomi Antar Kota Mulai Rp10 Ribu
Transformasi Rekrutmen dan Penataan Pegawai Non-ASN Bagian Agenda Transformasi ASN
Putus Mata Rantai Kemiskinan, Prabowo Bentuk Koperasi Desa Merah Putih

Berita Terkait

Wednesday, 12 March 2025 - 17:45 WIB

Sri Mulyani Alokasikan Rp16,6 Triliun ke Bulog untuk Jaga Stok dan Harga Beras

Wednesday, 12 March 2025 - 17:18 WIB

Menteri PU Terima Kunjungan HIPMI, Tekankan Konektivitas dan Efektifitas Infrastruktur

Wednesday, 12 March 2025 - 06:03 WIB

Kementerian PU Selesaikan Pembangunan Jembatan Bailey di Jambi

Monday, 10 March 2025 - 23:35 WIB

Kementerian PU dan AIIB Jajaki Peluang Kerja Sama Pembiayaan Infrastruktur

Monday, 10 March 2025 - 13:35 WIB

Animo Pemudik EV Diprediksi Meningkat saat Idulfitri 1446 H, PLN Siapkan 1.000 Unit SPKLU di Jalur Trans Jawa-Sumatra

Berita Terbaru

foto istimewa

Hukum

Polri Sidak Produsen “MinyaKita” di Tangerang

Wednesday, 12 Mar 2025 - 19:58 WIB