DAELPOS.com – Sektor ketenagakerjaan di Indonesia sedang menghadapi tantangan besar saat angka pengangguran di Indonesia menyentuh angka 8,42 juta penduduk pada Agustus 2022. Sebagai salah satu upaya untuk mengurangi dampak dari kondisi ini, Pemerintah Indonesia telah meluncurkan pengembangan program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM). KADIN Indonesia pun turut serta mendukung program MBKM ini, salah satunya dengan menghadirkan program magang selama satu tahun ke Jepang.
Menanggapi peluncuran program magang ke Jepang, Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan saat ini Indonesia sedang berada pada era Revolusi Industri 4.0, dimana semua serba berbasis teknologi, SDM pun juga dituntut untuk kompetitif. Kendati demikian, saat ini masih banyak sekali skill gap antara kebutuhan industri dengan kapasitas perguruan tinggi di Indonesia.
“Banyak sekali perguruan tinggi di Indonesia yang belum berorientasi pada pemecahan masalah di dunia Industri. Hal ini akan menjadi masalah jika sampai tahun 2045 nanti kondisinya tetap seperti ini, mengingat saat Indonesia menginjak usia 100 tahun itu, Indonesia akan memiliki demografi dengan 70% penduduk dengan usia produktif,” ucap Arsjad
Hal ini berbanding terbalik dengan keadaan negara Jepang yang kekurangan tenaga kerja. Pertumbuhan penduduk di Jepang sudah minus, bahkan di tahun 2030 nanti, sepertiga populasi Jepang akan memasuki usia non-produktif.
“Kondisi tersebut menjadi sebuah peluang bagi kita. Melalui bidang ketenagakerjaan, KADIN Indonesia berinisiatif meluncurkan program magang bagi mahasiswa Indonesia ke Jepang selama satu tahun di berbagai bidang, diantaranya ground handling, food service, building maintenance, manufaktur, kesehatan, dan konstruksi,” ucap Arsjad.
Wakil Ketua Umum Bidang Ketenagakerjaan, Adi Mahfudz Wuhadji, mengatakan KADIN Indonesia akan memfasilitasi para mahasiswa setelah lulus dari masa magang di Jepang untuk bekerja melalui program Tokutei Ginou atau Specified Skilled Workers (SSW), dengan kontrak kerja selama 5 tahun.
“Saat ini pihak sekolah maupun perguruan tinggi di Indonesia belum membangun sistem placement bagi para lulusannya, terkecuali perguruan tinggi ikatan dinas. Program ini dapat menjadi solusi tidak hanya untuk mengatasi pengangguran, tetapi meningkatkan harkat dan derajat, sehingga yang bersangkutan mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak,” ucap Adi.
Dalam kesempatan kali ini, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mengirim 29 orang mahasiswa untuk berpartisipasi dalam program magang selama satu tahun di Jepang. Harapannya, perguruan-perguruan tinggi lainnya di Indonesia akan mengikuti program magang ini
“KADIN Indonesia mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia; Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi; serta perguruan tinggi yang terkait atas kolaborasi dan dukungannya kepada program ini. Harapannya semua pihak terkait dapat terus berkomunikasi dan bekerjasama untuk memajukan tenaga kerja Indonesia,” tutup Adi.