Produksi Green Hydrogen PLN Disambut Positif BRIN Hingga Pelaku Industri Otomotif

Thursday, 12 October 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Petugas PLN Nusantara Power melakukan pengecekan rutin tekanan dan kondisi pada tangki green hydrogen pada green hydrogen plant di kawasan pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Muara Karang, Jakarta.

Petugas PLN Nusantara Power melakukan pengecekan rutin tekanan dan kondisi pada tangki green hydrogen pada green hydrogen plant di kawasan pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Muara Karang, Jakarta.

DAELPOS.com – PT PLN (Persero) resmi mengoperasikan Green Hydrogen Plant (GHP) pertama di Indonesia. Lewat GHP ini, PLN mampu memproduksi 51 ton green hydrogen atau hidrogen hijau per tahun. Hal ini disambut positif oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan pelaku industri otomotif yang kini juga tengah mengembangkan kendaraan listrik berbasis bahan bakar hidrogen atau hydrogen fuel cell electric vehicle (FCEV).

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi BRIN Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi mengapresiasi langkah inovatif dari PLN. Ia menilai bahwa kebutuhan hidrogen hijau di Indonesia hingga 2060 akan terus tumbuh mencapai 32,8 juta ton per tahun. Apalagi, pengguna utama hidrogen akan diserap 80 persen di sektor transportasi, dan pada tahun 2030 mendatang FCEV dapat diproduksi di dalam negeri.

Prof. Eniya juga menjelaskan BRIN telah membuat prototipe FCEV yaitu mobil golf dengan mesin berbasis fuel cell dengan spesifikasi 2,5 kilowatt (kW) tipe polymer electrolyte membrane fuel cell (PEMFC) dan motor penggerak 48VDC/3,7 kW.

“Ke depan, ekonomi kita akan tertopang bukan hanya dari minyak, tapi juga hidrogen. Karena hidrogen bisa dipakai di berbagai sektor, dari sektor pembangkit listrik, industri terutama petrokimia, perumahan, hingga transportasi,” ungkap Prof. Eniya.

Hal senada juga disampaikan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sebagai salah satu manufaktur kendaraan terbesar di Indonesia. Dirinya menilai dengan hadirnya hidrogen hijau produksi dari PLN membangun optimisme pengembangan ekosistem hidrogen di Indonesia.

“Selamat kepada PLN yang telah menghadirkan Green Hydrogen Plant pertama di Indonesia. Ini dapat menjadi bagian penting dalam terciptanya ekosistem hidrogen di Indonesia untuk mengurangi emisi melalui beragam cara (multipathway), khususnya menghadirkan industri dan mobilitas rendah emisi,” ujar Vice President Director PT TMMIN, Bob Azam, saat Focus Group Discussion mengenai pengembangan hidrogen (10/10).

See also  Rakornas Anggaran 2023: Belanja Berkualitas untuk Transformasi Ekonomi

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan GHP ini merupakan hasil inovasi yang terus dilakukan PLN dalam menjawab tantangan transisi energi. Salah satu kegunaan hidrogen adalah untuk bahan bakar transportasi.

“Era masa depan transportasi tak hanya bergerak ke arah listrik namun juga ke arah hidrogen. Maka, PLN sebagai key player dalam transisi energi terus berpacu dalam menyediakan energi bersih bagi masyarakat,” ucap Darmawan.

Dirinya menjelaskan, hidrogen hijau besutan PLN Nusantara Power diproduksi dengan menggunakan sumber dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang terdapat di area PLTGU Muara Karang. Selain dihasilkan dari PLTS yang terpasang, hidrogen hijau ini juga berasal dari pembelian Renewable Energy Certificate (REC) yang berasal dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Kamojang.

“Strategi untuk transisi energi ini bukan monolitik, tetapi multilateral. Seluruh alternatif, seluruh kemungkinan skenario itu kita pertimbangkan dan kita jajaki, sehingga transisi energi ini bisa berjalan dengan lancar,” tutur Darmawan.

Dari total produksi hidrogen 51 ton per tahun, hanya 8 ton yang digunakan untuk keperluan operasional PLTGU Muara Karang dan sebesar 43 ton sisanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Ke depan, pihaknya akan terus mengembangkan GHP di 15 pembangkit lain milik PLN. Dari total 15 pembangkit tersebut memiliki potensi produksi hidrogen dengan kapasitas sekitar 222 ton per tahun.

Jika untuk kendaraan, jumlah tersebut bisa menggerakkan sekitar 650 mobil yang menempuh jarak 100 km setiap hari selama 1 tahun.

“Jika saat ini emisi 10 kilometer kendaraan Bahan Bakar Minyak sebesar 2,4 kg CO2, maka dengan menggunakan green hydrogen yang emisinya 0, artinya bisa menghindarkan emisi hampir 6ribu ton CO2e per tahun,” pungkas Darmawan.

Berita Terkait

Hari Kedua Inacraft 2025, UMKM Pertamina Raih Transaksi Hingga Lebih Rp1,2 Miliar
Perkuat Governansi Internal OJK Gelar Rapat Kerja Pengawasan Internal “NGOPI PAGI”
PLN EPI Sukses Kawal Keandalan Pasokan Energi Primer selama Libur Isra Mi raj dan Tahun Baru Imlek
Bahlil dan DPR Setujui RPP Kebijakan Ekonomi Nasional
Dukung Swasembada Energi dan Pangan, Pertamina Bangun 159 Desa Energi Berdikari
Resmi Ditutup, BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Gaet Lebih Dari 63 Ribu Pengunjung dan Realisasikan Business Matching Senilai USD90,6 Juta
Hadirkan Solusi Keamanan Digital dan Kota Cerdas di Indonesia, Telkom Jalin Kemitraan Strategis dengan Thales
BRI Microfinance Outlook 2025: Peraih Nobel Ekonomi Paul Romer sebut UMKM Butuh Ekosistem Kuat, Sejalan Dengan Inisiatif BRI

Berita Terkait

Friday, 7 February 2025 - 13:01 WIB

Hari Kedua Inacraft 2025, UMKM Pertamina Raih Transaksi Hingga Lebih Rp1,2 Miliar

Wednesday, 5 February 2025 - 13:37 WIB

Perkuat Governansi Internal OJK Gelar Rapat Kerja Pengawasan Internal “NGOPI PAGI”

Tuesday, 4 February 2025 - 22:42 WIB

PLN EPI Sukses Kawal Keandalan Pasokan Energi Primer selama Libur Isra Mi raj dan Tahun Baru Imlek

Tuesday, 4 February 2025 - 09:25 WIB

Bahlil dan DPR Setujui RPP Kebijakan Ekonomi Nasional

Monday, 3 February 2025 - 15:05 WIB

Dukung Swasembada Energi dan Pangan, Pertamina Bangun 159 Desa Energi Berdikari

Berita Terbaru

ilustrasi / foto ist

Hukum

Digeledah Kejagung, Kementerian ESDM Hormati Proses Hukum

Monday, 10 Feb 2025 - 19:53 WIB

Nasional

Sidang Isbat Awal Ramadan 1446 H Digelar 28 Februari 2025

Monday, 10 Feb 2025 - 18:57 WIB