DAELPOS.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Agro terus berupaya meningkatkan produktivitas dan daya saing industri furnitur. Salah satunya yaitu dengan melanjutkan program restrukturisasi mesin dan/atau alat peralatan industri pengolahan kayu dan furnitur.
“Kami telah dan sedang melaksanakan program restrukturisasi mesin dan/atau peralatan industri pengolahan kayu, berupa pemberian reimburse penggantian sebagian pembelian sesuai kriteria,” papar Direktur Jenderal Industri Agro, Putu Juli Ardika, saat mewakili Menteri Perindustrian dalam sambutannya pada Rakernas HIMKI di Jakarta, Jumat (16/02).
Industri furnitur sendiri tercatat melalukan ekspor senilai 1,8Miliar USD pada tahun 2023. Nilai pasar furnitur global tahun 2023 tercatat sebesar 629 Miliar USD (sumber data Expert Market Research) serta tahun 2024 diproyeksikan tumbuh 5%.
“Kondisi industri di mana Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Januari 2024 mencapai nilai 52,38 atau berada pada level ekspansi, perlu dimanfaatkan oleh pelaku industri agar dapat tumbuh lebih baik lagi dan semakin berdaya saing,” ujar Putu.
Dalam rangka upaya penguasaan pasar serta menanggapi tren industri furnitur, Kemenperin menyusun strategi yang berfokus kepada lima hal yaitu fasilitasi ketersediaan bahan baku, fasilitasi ketersediaan SDM terampil, fasilitasi peningkatan pasar dan penguatan riset referensi pasar, fasilitasi peningkatan produktivitas, kapasitas, dan kualitas produk serta fasilitasi iklim usaha kondusif dan peningkatan investasi.
Selain itu, Kemenperin juga melaksanakan program pengembangan konsep desain furnitur, dimana bentuknya adalah workshop kolaborasi antara desainer furnitur dengan pelaku industri. Kegiatan ini telah berlangsung sejak 2019 hingga 2022 dan akan kembali dilanjutkan pada 2024 ini.
“Hasil workshop berupa konsep desain furnitur yang diwujudkan dalam bentuk prototipe furnitur,” terang Putu.
Sebagai salah langkah memfasilitasi peningkatan pasar dan penguatan riset referensi pasar, pemerintah gencar menggalakkan belanja APBN melalui pemanfaatan produk ber-TKDN. Hal ini diharapkan dapat menjadi kesempatan pelaku industri furnitur dalam meningkatkan pasar dalam negeri.
“Bulan Maret akan ada business matching Penggunaan Produk Dalam Negeri di Bali, kami harap industri furnitur dapat bergabung pada kegiatan tersebut karena acara ini memfasilitasi pertemuan antara instansi pengguna PDN dengan pelaku usaha industri dalam negeri. Sehingga diharapkan terjadi komitmen untuk menyerap PDN,” jelas Putu.
“Untuk tahun anggaran 2022 ada 9 perusahaan yang ikut serta, sementara pada tahun anggaran 2023 ada 15 perusahaan,” ungkap Setia.
Berdasarkan laporan perusahaan tahun anggaran 2022, program ini telah berdampak pada peningkatan efisiensi perusahaan sebesar 10-30%. Selain itu mutu produk juga meningkat 10-30% serta produktivitas perusahaan pun naik 20-30%.
Adapun syarat dan ketentuan pengajuan program restrukturisasi (industri menengah dan besar) ini antara lain nilai pembelian lebih dari Rp.500juta, memiliki KBLI 16101, 16211,16213 dan/atau 31001.
“Selain itu, nilai investasi lebih dari Rp10 milliar di luar tanah dan bangunan,” tambah Setia.
Bagi para pelaku usaha di bidang industri furnitur yang berminat mendaftarkan diri pada program restrukturisasi dapat melalui https://bit.ly/pendataan_restruk_TA2024.








