IPNU-IPPNU Kota Jogja Laksanakan Konfercab, Gus Hilmy Bicarakan Problem Sosial Hingga Tambang

Saturday, 8 June 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Kenakalan remaja masih menjadi tantangan organisasi remaja di Kota Yogyakarta. Tidak hanya kenakalan yang bersifat kriminal, lebih dari itu telah merambah ke ranah teknologi informasi (TI), seperti judi dan pinjaman online. Selain itu, sebagai rujukan pendidikan di Indonesia, Kota Yogyakarta memiliki potensi persoalan terkait indekos.

Pernyataan ini disampaikan oleh anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. saat mengisi stadium general dalam acara Konferensi Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) II Yogyakarta, pada Sabtu (08/06).

“Sebagai ormas, kita tidak lagi relevan berdebat soal qunut, rakaat tarawih, dan sebagainya. Tantangan kita hari ini adalah problem sosial, keamanan dan ketertiban yang sudah di depan mata kita. Kenalakan remaja hari ini sangat mengkhawatirkan, seperti kriminalitas, klitih, geng motor, dan narkotika. Bahkan di wilayah TI, seperti prostitusi online, judi online, pinjaman online (pinjol), dan sebagainya. Ini masalah ruwet dan korbannya sudah banyak. Kalau dulu orang bisa bunuh diri karena putus cinta, hari ini bisa bunuh diri karena pinjol. Ini di antaranya berawal dari kos-kosan yang kehilangan induk semangnya sehingga tidak ada yang menjaga mereka,” ungkap Gus Hilmy, penggilan akrabnya.

Problem sosial inilah, yang menurut Gus Hilmy, menjadi tantangan IPNU-IPPNU hari ini, apalagi wilayahnya di pusat Kota Yogyakarta. Gus Hilmy memaparkan data, jumlah mahasiswa dan pelajar di DIY mengalami penurunan yang signifikan sejak dua tahun terakhir. Dari kurang lebih satu juta pada 2021 menjadi sekitar 700 ribu pada 2023.

Lebih dari 270 ribu di antaranya merupakan mahasiswa dari luar DIY, dan 50%-nya tinggal di Kota Yogyakarta. Dengan jumlah yang demikian banyak, potensi ekonominya mencapai 11 miliar per hari. Namun demikian, Gus Hilmy mengingatkan tantangan yang dihadapi juga tinggi. Utamanya terkait problem sosial, keamanan dan ketertiban.

See also  Senator Penrad dan Bawaslu Sumut Komitmen Tingkatkan Pengawasan Pemilu

“Tantangan ini tidak bisa diselesaikan sendiri, tapi membutuhkan program sinergi. IPNU-IPPNU kita harapkan tidak hanya membuat pengkaderan secara formal, tetapi dapat melalui bimbingan belajar untuk ke perguruan tinggi, inisiasi program magang di OPD-OPD, kerja sama pertukaran pelajar, dan sebagainya. Tidak sulit bagi IPNU-IPPNU karena memiliki alumni-alumni di wilayah-wilayah itu,” kata anggota Komite Fatwa MUI Pusat tersebut.

Lebih lanjut, Gus Hilmy mendorong agar NU di Kota Yogyakarta, termasuk IPNU-IPPNU, untuk berani melangkah ke jantung pertarungan di Yogyakarta, yaitu di wilayah pendidikan.

“Jantung pertarungan di Yogyakarta adalah pendidikan. Bagaimana kita bisa kita bertarung kalau tidak punya sekolahan? Maka IPNU-IPPNU, bersama Muslimat, Ansor dan Fatayat, dengan dikomandani oleh PCNU Kota, mesti bener-bener bisa bersinergi membuat legacy ke depan dengan mendirikan sekolahan, baik itu SD, SMP atau SMA,” kata salah satu pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta tersebut.

Tantangan selanjutnya menurut Gus Hilmy adalah yang sedang ramai dibicarakan, yaitu tambang. Tambang bukan perkara uangnya, melainkan bagaimana mengelolanya dengan baik sehingga tidak menyia-nyiakan amanah.

“Negara sudah memberikan kepercayaan kepada NU untuk mengelola tambang. Hari ini yang sepuh-sepuh sudah membukakan pintu. Selanjutnya adalah kader-kader muda seperti IPNU-IPPNU inilah yang ke depan harus mengelolanya dengan baik. Jangan sampai merugi dan harus dibuktikan bahwa kita memiliki integritas. Kita diberi kepercayaan, diserahi urusan, lalu kita terima dan harus bisa kita buktikan. Apapun saat negara percaya kepada kita, dan menyerahkan pengelolaan sumber daya alamnya kepada kita, ya kita harus serius, tidak boleh main-main,” pungkas Katib Syuriah PBNU tersebut.

Gus Hilmy pun menyitir hadits Kanjeng Nabi Muhammad Saw, bahwa “jika suatu urusan diserahkan bukan pada ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.” Gus Hilmy mewanti-wanti agar jangan sampai NU termasuk bagian dalam hadits tersebut.

See also  Menikah di KUA Jakarta Selatan Langsung Dapat E- KTP dan KK

Hadir juga dalam sekempatan tersebut adalah Wakil Ketua PCNU Kota Yogyakarta H. Abd. Suud, M.Si, Katib Syuriah K.H. Abdul Halim Nasution, Kepala MAN II Yogyakarta Singgih Sampurno, S.Pd., M.A., Ketua PW IPNU Didi Manarul Hadi, dan Ketua PC IPNU Nadru Aulia Rahman.

Nadru, sapaan akrabnya, juga menyampaikan tantangan-tantangan IPNU-IPPNU. Di antaranya terkait penguatan mental pelajar.

“IPNU IPPNU harus kembali melakukan refokusing pelajar. IPNU-IPPNU dengan basis pelajarnya harus bisa menjawab isu kepelajaran hari ini. Para pelajar hari ini yang merupakan generasi Z dan Alpha dan biasa disebut dengan generasi strawberry, cantik di luar tetapi mudah hancur ketika mendapat tekanan. Ini menjadi tantangan kita bersama, bagaimana mengarahkan pelajar-pelajar agar kuat secara mental juga berkualitas guna mewujudkan dan menyambut Indonesia Emas 2045,” katanya.

Sementara itu, Ketua PW IPNU Didi Manarul Hadi menyampaikan agar setiap kepengurusan yang baru dapat meneruskan program-program yang baik dari pengurus sebelumnya sehingga bisa saling melengkapi untuk mencapai tujuan bersama.

“Konfercab ini bukan hanya ajang pergantian ketua, tapi untuk regenerasi kepengurusan. Yang namanya regenerasi tentu ada keberlanjutan. Artinya program-program yang sudah baik harus tetap dijaga dan dilanjutkan. Jadi kepengurusan baru bukan mengubah tatanan yang sudah ada, melainkan menyempurnakan tatanan yang sudah ada,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut Didi juga meminta seluruh pengurus untuk berpartisipasi untuk mengisi aplikasi Pusat Administrasi Data Terpadu Kader (PADUKA). Aplikasi tersebut sebagai data base kader IPNU-IPPNU.

Berita Terkait

Haji Uma: Otonomi Daerah Kian Tereduksi, Saatnya UU 23 Tahun 2014 di Revisi
BAP DPD RI Fasilitasi Konflik Lahan Kelompok Tani di Kalimantan
Nono Sampono Ajak Generasi Muda Maluku Bangga Mengamalkan Pancasila
Hutama Karya Masih Berlakukan Potongan Tarif Tol 20% dan Tambah Ruas Baru
GKR Hemas: Membumikan Empat Pilar dalam Kehidupan Sehari-Hari melalui Nilai Budaya Yogyakarta
Desak Pemerintah Pusat Hentikan Rencana Penambahan Batalyon TNI di Aceh, Haji Uma: Langgar MoU Helsinki dan Akan Memicu Resistensi
Nono Sampono Serahkan Bantuan untuk Pembangunan Rumah Rawat Inap Anak Penderita Kanker
Haji Uma Fasilitasi Pemulangan Warga Aceh Utara, Korban TPPO di Kamboja yang Disiksa dan Diperjualbelikan

Berita Terkait

Friday, 4 July 2025 - 07:27 WIB

Haji Uma: Otonomi Daerah Kian Tereduksi, Saatnya UU 23 Tahun 2014 di Revisi

Tuesday, 1 July 2025 - 13:48 WIB

BAP DPD RI Fasilitasi Konflik Lahan Kelompok Tani di Kalimantan

Monday, 30 June 2025 - 09:23 WIB

Nono Sampono Ajak Generasi Muda Maluku Bangga Mengamalkan Pancasila

Saturday, 28 June 2025 - 08:02 WIB

Hutama Karya Masih Berlakukan Potongan Tarif Tol 20% dan Tambah Ruas Baru

Friday, 27 June 2025 - 14:04 WIB

GKR Hemas: Membumikan Empat Pilar dalam Kehidupan Sehari-Hari melalui Nilai Budaya Yogyakarta

Berita Terbaru

Megapolitan

DKI-Kemenparekraf: Jakarta Kota Global

Friday, 4 Jul 2025 - 21:23 WIB

Olahraga

Pelatnas Coret 4 Pemain Jelang Kejuaraan Voli Asia U-16

Friday, 4 Jul 2025 - 21:01 WIB

Berita Terbaru

Pertamina Bawa Batik Difabel Boyolali ke Pentas Dunia

Friday, 4 Jul 2025 - 20:56 WIB

Berita Utama

Sarasehan KNPI, Mendes Yandri Ajak Pemuda Kerja Nyata Bangun Desa

Friday, 4 Jul 2025 - 20:53 WIB