DAELPOS.com – Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT), Ahmad Riza Patria, menerima audiensi Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP), Harianto, di ruang kerjanya, Kemendes PDT, Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (7/2/2025). Dalam pertemuan ini, Wamendes PDT menjelaskan strategi dan program Kemendes PDT ke depan dalam membangun desa secara berkelanjutan.
Dalam diskusi tersebut, Ariza menegaskan bahwa percepatan pembangunan desa harus dilakukan melalui pendekatan kolaborasi hexahelix, yakni sinergi antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, media, dan filantropi dari para pejabat, tokoh-tokoh lainnya. Dengan menggabungkan sumber daya dari berbagai sektor, pembangunan desa dapat berjalan lebih efektif dan memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.
“Dalam posisi ini, saya mengajak seluruh pihak, termasuk kampus, untuk ikut serta dalam membangun desa. Setiap kampus harus punya desa binaan, tidak hanya yang memiliki jurusan pertanian atau peternakan, tapi juga semua bidang ilmu. Saat MoU dengan Pak Rektor UI kemarin, saya sampaikan bahwa bahkan jurusan sastra Rusia pun harus punya desa binaan,” ujar mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.
Selain kampus, Wamendes PDT juga menekankan bahwa media harus turut aktif dalam membangun desa. “Media jangan hanya tahu mengkritik, tapi juga harus berkontribusi langsung membangun desa. Media pun harus punya desa binaan,” tambahnya.
Membangun Desa dengan Keterlibatan Pejabat dan Tokoh Nasional
Dalam audiensi tersebut, Wamendes PDT juga mengungkapkan rencananya untuk mengajak pejabat tinggi negara yang berasal dari desa agar kembali membangun kampung halamannya. Ia meyakini bahwa pembangunan desa sangatlah penting, mengingat sebagian besar bahan pokok bangsa berasal dari desa.
“Nanti kami akan buat modul panduan untuk para pejabat yang lahir di desa dan saat ini hidup di kota (Jakarta) agar bisa kembali membangun kampung halamannya. Kalau perlu, presiden pun harus punya desa binaan,” tegas mantan Anggota DPR RI tersebut.
Sebagai bagian dari strategi ini, Kemendes PDT juga akan menyediakan panduan digital dan ruang data yang memudahkan pelaporan serta pemantauan perkembangan desa binaan oleh berbagai pihak yang terlibat dalam kolaborasi hexahelix ini.
Mendorong Aktivis Mahasiswa untuk Berkontribusi dalam Pembangunan Desa
Selain melibatkan kampus dan media, Wamendes PDT juga mendorong aktivis mahasiswa untuk berperan aktif dalam pembangunan desa. Menurutnya, desa adalah tempat ideal bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan, memperkaya pengalaman, serta mengaplikasikan ilmu yang mereka dapatkan di perguruan tinggi.
“Sering kali saya berdiskusi dengan para aktivis mahasiswa yang bercita-cita menjadi anggota DPR atau Dewan. Saya bilang, jadi kepala desa dulu lah, baru setelah itu ke DPR. Dan mereka semangat,” ujarnya.
Dengan keterbatasan anggaran, ia yakin bahwa desa tetap bisa maju asalkan ada kolaborasi lintas sektor yang solid. “Walaupun dengan anggaran yang sangat terbatas, dengan kolaborasi berbagai elemen bangsa, saya yakin desa akan semakin berdaya dan maju dengan lebih cepat,” pungkasnya.
Hadir dalam audiensi ini, Sekretaris Jenderal Kemendes Taufik Madjid, Dirjen PEID Kemendes Tabrani, Staf Khusus Menteri Andi Rahma, serta Kepala Biro Perencanaan Setjen Kemendes Cece Yusuf.