DAELPOS.com – PT Hutama Panorama Sitinjau Lauik (HPSL) selaku Badan Usaha Pelaksana (BUP) yang dibentuk oleh Konsorsium PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) dan PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) telah melaksanakan Groundbreaking Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Pembangunan Flyover Panorama I (Sitinjau Lauik I) pada hari ini, Sabtu (3/5) di Lubuk Paraku, Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang.
Kegiatan strategis ini dihadiri oleh Menteri Pekerjaan Umum Ir. Dody Hanggodo M.P.E., Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Andre Rosiade, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi, Walikota Padang Fadly Amran, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Barat Thabrani, Anggota Komisi V DPR RI Zigo Rolanda Direktur Operasi I Hutama Karya Agung Fajarwanto, Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro, Direktur Operasi I HKI Fatma Dewi Setyowati, Direktur HPSL Michael
AP Rumenser dan Komisaris HPSL Busmart Zuriantomy
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Ir. Dody Hanggodo, M.P.E dalam sambutannya menyampaikan tahapan realistis implementasi proyek ini kepada masyarakat. “Meskipun sudah dilaksanakan groundbreaking, akan tetapi masih ada proses pembebasan lahan dan persetujuan desain yang mungkin dalam beberapa bulan kedepan belum ada pekerjaan konstruksi yang signifikan,” ujar Dody.
Direktur HPSL, Michael AP Rumenser, menjelaskan bahwa proyek ini telah memasuki fase formal dengan diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) pada 14 April 2025 yang menandai dimulainya tanggal efektif KPBU sehingga persiapan pembangunan proyek ini sudah resmi berjalan. “Setelah tanggal efektif 14 April 2025, maka Direktorat Jenderal Bina Marga sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) akan memproses terkait pembebasan lahan. Sementara itu, sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP), HPSL bertanggung jawab untuk melaksanakan proses desain dan penunjukan (tender) kontraktor pelaksana,” jelas Michael.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade turut memberikan dukungan terhadap proyek strategis ini dan menyatakan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur untuk Sumatera Barat. “Proyek ini tidak hanya penting dari sisi konektivitas, tetapi juga dari sisi keselamatan dan efisiensi logistik,” ujarnya.
Proyek Flyover Panorama I (Sitinjau Lauik I) akan menjadi infrastruktur vital yang menghubungkan Kota Padang dan Kota Solok, dua kota penting di Sumatera Barat. Flyover ini dirancang sebagai solusi atas tikungan ekstrem Sitinjau Lauik yang selama ini menjadi titik rawan kecelakaan lalu lintas. Selain meningkatkan keselamatan pengguna jalan, infrastruktur ini akan mempercepat mobilitas masyarakat, memudahkan akses ke fasilitas umum, dan memperlancar distribusi logistik di wilayah tersebut.
Proyek dengan nilai investasi sebesar Rp 2,793 triliun ini memiliki masa konsesi 12,5 tahun yang terbagi menjadi 2,5 tahun masa konstruksi dan 10 tahun masa layanan. Setelah groundbreaking ini, HPSL akan melanjutkan proses tender kontraktor pelaksana dan menyelesaikan penyusunan desain yang dilanjutkan dengan proses konstruksi. Kemudian HPSL akan melakukan preservasi jalan dan jembatan selama 10 tahun masa layanan setelah masa konstruksi berakhir.
PT Hutama Panorama Sitinjau Lauik sebagai entitas baru yang dibentuk khusus untuk proyek ini membawa kompetensi solid dari induk perusahaannya. Dengan komposisi kepemilikan PT Hutama Karya (Persero) sebesar 55% dan PT Hutama Karya Infrastruktur sebesar 45%, HPSL berkomitmen menerapkan standar keunggulan dalam seluruh aspek proyek, mulai dari perencanaan, konstruksi, hingga operasional
“Kami menyadari pentingnya proyek ini bagi masyarakat Sumatra Barat, khususnya di jalur transportasi vital Padang-Solok. Oleh karena itu, HPSL akan memastikan implementasi teknologi terbaik dan ramah lingkungan serta praktik konstruksi berkelanjutan dalam pembangunan Flyover Sitinjau Lauik. Kami
juga berkomitmen untuk mengoptimalkan keterlibatan dan pemberdayaan masyarakat lokal selama fase konstruksi dan operasional. Selain itu, kami menjadikan prinsip ESG sebagai landasan utama, termasuk upaya pelestarian lingkungan di kawasan hutan lindung yang dilintasi oleh Proyek ini.” tutup Michael AP Rumenser, Direktur PT Hutama Panorama Sitinjau Lauik